McD membuka gerai pertamanya di Sarinah pada 14 Februari 1991 silam. McD Sarinah ini juga menjadi gerai McD pertama yang menjual menu ayam goreng yang di kemudian hari menjadi menu favorit banyak orang. Bahkan, banyak di antara kita yang beranggapan kalau McD adalah gerai ayam goreng seperti KFC, padahal sebenarnya bukan. Kalau di negara asalnya (baca: Amerika), McD justru populer dengan burger dan nggak menjual ayam goreng seperti di Indonesia.
Keputusan McD menjual ayam goreng dan nasi boleh dibilang tepat. Sebab, menu tersebut sangat cocok dengan selera orang Indonesia. McD yang menjual ayam goreng, burger, dan aneka minuman manis kemudian menjadi tempat nongkrong favorit remaja Jakarta.
Lokasinya yang strategis, berada di pusat ibu kota, membuat gerai McD Sarinah sering dijadikan meeting point oleh banyak kalangan. Mereka datang ke sana nggak hanya untuk makan, tapi juga mengobrol bersama teman, keluarga, dan kolega. Bahkan, ada juga yang menjadikan gerai McD satu ini sebagai tempat ngedate.
Nggak hanya itu, tempat ini juga menjadi tempat diadakannya acara ulang tahun anak-anak Jakarta. Acara perayaan ulang tahun di McD kemudian menjadi tren dan menular ke kota lainnya. Pada akhirnya, banyak orang memiliki memori kolektif tentang McD Sarinah. Ada cerita sedih dan bahagia yang tersimpan di setiap sudut ruangannya.
Daftar Isi
Ratusan orang melakukan pesta perpisahan saat McD Sarinah ditutup
Maka tak heran, saat McD Sarinah ditutup pada tahun 2020 lalu, ada banyak orang yang menangisinya. Ratusan orang melakukan pesta perpisahan dengan menyalakan lilin sambil menyanyikan jingle McD. Perayaan perpisahan yang diwarnai air mata tersebut nggak hanya mengundang simpati, tapi juga cibiran karena dilakukan di saat Jakarta masih menghadapi serangan virus corona.
Saya memang nggak ikut menangisi tutupnya McD Sarinah, tapi saya memahami perasaan mereka yang bersedih. Kita semua memiliki tempat favorit, tempat yang bisa membuat ingatan kita menjelajahi waktu dan membangkitkan kenangan. Jika tempat tersebut hilang, kenangannya pun seolah ikut menguap. Kita mungkin nggak menangisi tempatnya, tapi menangisi kenangan yang dibawa pergi bersama hilangnya tempat tersebut.
McD Sarinah kembali hadir di Thamrin Jaya
Setelah McD Sarinah resmi tutup tiga tahun lalu, pada awal Juli ini, McD kembali hadir di Jalan MH. Thamrin. Namanya kemudian berubah menjadi McD Thamrin Jaya. Sebab, lokasinya memang nggak berada di gedung Sarinah, melainkan di gedung Jaya yang berada di sebelah gedung Sarinah, tepatnya di samping perempatan Thamrin.
Meskipun nggak diberi nama sama, pihak manajemen McD seolah ingin memberi kesan jika McD Thamrin Jaya adalah McD Sarinah dengan tampilan baru. Buktinya, pada gerai McD Thamrin Jaya dipasang billboard bertuliskan “Kami kembali karena cinta” yang dibuat dengan latar warna kuning menyala.
Masalahnya, cinta lama tak selalu menarik untuk dirajut kembali. Jika diibaratkan film, McD Sarinah sudah tamat. Menghidupkannya kembali justru terkesan memaksa sesuatu yang sudah mati untuk hidup kembali. McD Thamrin Jaya lahir dengan identitas yang nggak jelas.
McD dengan pemandangan Shibuya KW yang biasa saja
Desain McD Thamrin Jaya juga berbeda sekali dengan McD Sarinah. McD Thamrin terlihat lebih segar, baru, dan modern. McD Thamrin Jaya memiliki area outdoor dengan view yang langsung menghadap ke perempatan Thamrin, salah satu perempatan paling ramai sekaligus tempat lalu lalang orang dan kendaraan di Jakarta. Netizen di media sosial mengatakan view McD Thamrin Jaya mirip Shibuya cross yang ada di Jepang. Kita sebut saja Shibuya KW atau Shibuya versi Jakarta.
Saya sih nggak ada masalah dengan McD ya, saya pun suka ayam goreng McD. Namun, saya merasa nggak ada yang spesial dengan McD Thamrin Jaya bila dibandingkan dengan gerai McD di tempat lain. Pemandangan Shibuya KW yang katanya indah itu pun terasa biasa saja. Bahkan, lebih spesial datang ke gerai McD di Delta Plaza Surabaya karena gerai tersebut saat ini menjadi gerai McD tertua di Indonesia, setelah McD Sarinah tutup.
Kenangannya sudah hilang, tak perlu diulang
Memang ada banyak orang yang menangisi tutupnya McD Sarinah. Namun saya kira, tangisan tersebut nggak keluar karena mereka merasa kehilangan ayam goreng, burger, dan es krimnya. Toh, kita masih bisa makan dan membeli menu tersebut di gerai McD yang lain. Kesedihan dan air mata yang mengalir saat McD Sarinah tutup muncul karena kita semua merasa berat hati melepaskan semua kenangan yang pernah dilakukan di sana.
Banyak orang memiliki memori indah semasa kecil bersama keluarga dan sahabat di Sarinah. Wajar sekali jika kemudian kita sedih saat tempat tersebut harus tutup. Kini, meskipun McD membangun kembali gerainya di Thamrin dan lokasinya masih di sekitar Sarinah, tempat tersebut tetaplah tempat baru. Tempat yang nggak lagi menyimpan memori kolektif generasi 90-an yang pernah merasakan momen indah masa kecilnya di sana.
Pada akhirnya, gerai McD Thamrin Jaya sama dengan garai-gerai McD lainnya, nggak ada yang spesial lagi. Kita mungkin bisa memiliki kenangan baru di McD Thamrin, tapi kehadirannya tetap nggak bisa menggantikan posisi McD Sarinah di hati banyak orang. Nilai historis McD Thamrin sebagai gerai McD pertama di Indonesia pun nggak ada.
Mohon maaf McD, cinta lama yang coba kalian hidupkan pada McD Thamrin itu sia-sia. Bagi kami, gerai McD Sarinah sebagai tempat pertama kali McD lahir sudah mati dan nggak bisa dilahirkan kembali.
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Menu McD yang Rasanya Gagal.