Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Maudy Ayunda Bicara Soal Beauty Bullying, Orang-Orang Jelek Makin Sedih

Abul Muamar oleh Abul Muamar
29 Juli 2019
A A
maudy ayunda

maudy ayunda

Share on FacebookShare on Twitter

Artis kita yang tengah naik daun, Maudy Ayunda angkat bicara soal beauty bullying di Instagram. Sambil menunggu sesi photoshoot yang entah di mana lokasinya, artis kita ini masih sempat-sempatnya meluangkan waktu membuat video pendek untuk menyuarakan pendapatnya mengenai fenomena body shaming—atau apalah namanya.

Sebenarnya, kalau disimak dari video berdurasi 3 menit 39 detik itu, Maudy bukannya mengutarakan pendapat, melainkan curhat. Artis kita ini curhat karena banyak netizen (iri) yang mengejek beberapa bagian tubuhnya yang dianggap cacat. Ada tiga ejekan yang diutarakannya dalam video itu, yakni ‘mata yang besar sebelah’, ‘tubuh yang kurus kayak triplek’, dan ‘giginya yang kayak gigi kelinci’.

Saya punya pendapat sendiri terhadap pernyataan Maudy. Ringkasnya, menurut penyimakan saya, secara keseluruhan Maudy bukannya merasa terejek, tetapi justru sebaliknya. Kecuali pada bagian ‘mata yang besar sebelah’ itu—dan ini memang masalah utamanya—Maudy justru merasa bangga dengan bagian tubuhnya yang diejek itu, dan sekaligus ingin memamerkan, baik dua gigi kelincinya yaang imut-imut itu, maupun tubuhnya yang kurus.

Kenapa saya bisa bilang begitu? Tentu saya punya argumentasinya. Pertama, bahwa Maudy punya badan kurus dan gigi kelinci, dari dulu semua orang sudah tahu, dan itulah aset yang membuat penggemarnya tergila-gila. Dan sebagai pemiliknya, tentu saja Maudy tahu soal itu dan merawatnya sebaik mungkin.

Misalnya coba perhatikan baik-baik, apakah Anda tidak lihat bahwa gigi kelinci Maudy makin hari makin presisi saja—bandingkan dengan Maudy yang dulu saat masih remaja awal? Apakah Anda tidak perhatikan bahwa makin hari gigi kelincinya makin ditampak-tampakkan saja setiap kali bicara?

Rasa bangga Maudy akan dua asetnya itu bisa disimak dari caranya menuturkan ini, “ada yang komentar, ‘ih, badannya gepeng banget kayak triplek’. And…ada yang mengomentarin bunny teeth (gigi kelici) aku juga….”.

Nada bicaranya saat mengungkapkan ini sangat berbeda dengan saat ia menceritakan bagian ‘matanya yang besar sebelah’ (nanti bisa kita simak). Kita semua pun sama-sama tahu, bahwa tak sedikit cewek-cewek—dan ada juga beberapa yang cowok—yang pengin punya gigi kelinci dan tubuh tinggi kurus seperti Maudy Ayunda.

Kedua, Maudy Ayunda sendiri memakai istilah beauty bullying untuk kasus yang menimpanya, dan bukannya body shaming sebagaimana yang umum dipakai orang-orang. Mungkin Maudy sadar sesadar-sadarnya kalau dia memang cantik. Jadi, ejekan yang membuatnya gelisah sampai-sampai harus membuat video itu sebenarnya cuma satu: mata kanannya lebih besar dari mata kirinya. Hal itu bisa disimak pada bagian berikut, “…ada yang komentar, ‘ih, matanya kecil sebelah’. Terus banyak nge-like comment itu juga…”

Baca Juga:

Santri Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

Maudy Ayunda Benar. Hapus Pilihan Ganda karena Maudy yang Akan Mengoreksi Jawaban Essay 25 Anak x 5 Kelas! MAMAM!

Di sini tampak, Maudy bukan cuma resah dengan komentar ‘mata besar sebelah’ itu, tapi juga gelisah dengan jumlah like yang diberikan netizen lain untuk komentar itu.Memang benar, hampir semua foto yang pernah dipos oleh Maudy menunjukkan matanya besar sebelah. Dan saya kira hanya netizen-netizen jeli lagi syirik yang bisa mendeteksi itu dengan cermat. Dahsyat betul!

Bahwa mata besar sebelah adalah alasan sebenarnya dan satu-satunya kegelisahan Maudy Ayunda, itu juga saya punya argumentasinya. Dari tiga ejekan yang diterimanya dan dicurhatkannya, ‘mata besar sebelah’ disebutkannya di urutan pertama. Ini bisa dipahami bahwa ejekan ‘mata besar sebelah’ adalah ejekan satu-satunya yang terngiang di kepalanya. Sudah umum kita tahu, bagi kebanyakan orang yang tubuh dan rupanya sudah bagus—cantik atau tampan—kecacatan kecil akan menjadi gangguan besar.

Jerawat tumbuh sebiji didramatisir seperti orang jerawatan yang gak sembuh-sembuh. Badan berisi sedikit dilebay-lebaykan seolah sudah jadi orang gendut sepanjang masa. Wajah terkena debu sedikit diromantisir layaknya wajah kusam gelandangan.

Persoalannya, untuk kasus Maudy, bagaimana cara mendramatisir mata yang besar sebelah itu tanpa mengurangi kadar—malah kalau bisa menambah—kekaguman para penggemar?

Apakah akan ampuh, misalnya, dengan bilang “Duh, mataku digigit tawon. Jadi besar sebelah gini. Hiks.” Apakah dengan demikian netizen dan fans akan empati dan bilang, “GWS, ya, Maudy. I love you,” atau “walau matamu besar sebelah, kau tetap tambatan hatiku, Maudy sayang”, dan sebagainya?

Mungkin Maudy sempat berpikiran begitu, tetapi lekas-lekas diurungkannya. Sebab, bagaimana mungkin digigit tawon bengkaknya tidak seberapa begitu? Kalaupun mau diganti dengan ‘digigit kecoa’, ya, tetap saja itu akan mencurigakan bagi para netizen karena dari hari ke hari, mata yang besar sebelah itu, kok, nggak pulih-pulih.

Persoalan mata besar sebelah ini memang banyak dialami orang. Saya sendiri termasuk salah satunya. Ada yang bilang, itu karena kebanyakan membaca atau karena memaksakan diri terjaga saat mata sudah ingin terpejam. Bagi orang biasa, persoalan ini tak terlalu jadi masalah. Toh, cuma akan kelihatan ketika difoto doank.

Tetapi bagi artis sekelas Maudy ceritanya ternyata berbeda. Doi tampaknya memang benar-benar terganggu dengan itu, lebih-lebih karena netizen mengejeknya. Kalau tidak terganggu, mana mungkin doi repot-repot bikin video itu di sela-sela photoshoot.

Sebagai fans garis kalem, saya agak kecewa dengan sikap Maudy kali ini. Saya kecewa dengan sikapnya yang—menurut saya—kelewat reaktif menanggapi ejekan berbau fisik seperti itu. Terlebih-lebih karena doi sudah cantik dan sadar pula akan kecantikannya.

Tidakkah Maudy kepikiran kalau para pengejeknya itu sebenarnya cuma iri belaka dengan kecantikannya, sehingga sempat-sempatnya meneliti setiap inci tubuhnya hingga ketahuanlah bahwa matanya besar sebelah?

Tidakkah Maudy kepikiran, bahwa di luar dirinya, banyak orang-orang jelek, yang bukan lagi punya mata besar sebelah, tetapi mata yang melirik ke selatan tapi sebenarnya melihat ke utara, berhidung seperti colokan listrik, berwajah seperti kera, berpipi peyot, bergigi tonggos, berbibir dower, berbadan seperti gentong, dan sebagainya?

Jadi menurut saya, alih-alih membesarkan hati para korban body-shaming, video Maudy itu justru malah membuat orang-orang jelek semakin sadar atas kejelekannya—dan karenanya semakin minder dan sedih.

Di saat yang sama, Maudy juga seolah haus akan afirmasi dari orang-orang atas kecantikannya. (*)

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: beauty bullyingBullyirimaudy ayundaorang jelekwanita cantik
Abul Muamar

Abul Muamar

Petualang, pengincar buah-buahan yang tumbuh di pinggir jalan.

ArtikelTerkait

Buku 'Semesta Murakami' Adalah Kitab Penting untuk Penulis terminal mojok.co

Belajar Mencintai Buku kepada Maudy Ayunda, Velove Vexia, dan Sherina Munaf

2 Desember 2019
Maaf Maudy Ayunda, tapi Lord Rangga Lebih Tepat Jadi Jubir G-20 Terminal Mojok.co

Maaf Maudy Ayunda, tapi Lord Rangga Lebih Tepat Jadi Jubir G-20

19 April 2022
13 reasons why

Membayangkan Emile Durkheim dan Max Weber Berseteru Memperdebatkan Serial ’13 Reasons Why’

11 Juni 2019
ngapak

Gugatan Orang Ngapak yang Didiskriminasi Saat Bulan Puasa

1 Juni 2019
Julid Abadi, yang Fana Itu Kebaikan dan Keburukan MOJOK.CO

Julid Abadi, yang Fana Itu Kebaikan dan Keburukan

29 Oktober 2019
twitter

Kenapa Kita Sering Beramai-ramai Membenci Orang Lain di Twitter?

10 Juni 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.