Mau Tak Mau, Fans MU Harus Bersabar dengan Erik ten Hag

Mau Tak Mau, Fans MU Harus Bersabar dengan Erik ten Hag

Mau Tak Mau, Fans MU Harus Bersabar dengan Erik ten Hag (Pixabay.com)

Pada hari Kamis lalu, Manchester United resmi mengumumkan penandatanganan Erik ten Hag sebagai manajer baru mereka selama tiga musim ke depan. Jika kerja sama mereka ternyata berbuah manis, maka pihak The Red Devils pun memiliki opsi perpanjangan kontrak selama satu tahun dengan coach berkepala plontos itu.

Namun, saya harus mengingatkan kepada seluruh fans Manchester United untuk “bersabar” dengan apa pun yang terjadi di awal-awal era kepelatihan ten Hag. Jika Bruno Fernandes dkk. seketika cepat nyetel dengan taktik yang diterapkan dan kemenangan terus-menerus datang, sebaiknya fans MU tidak terlalu cepat merasa jumawa dan menganggap mereka sebagai tim terbaik di dunia.

Erik ten Hag (ph.FAB via Shutterstock.com)

Sebaliknya, jika ternyata seluruh punggawa MU performanya malah penuh atraksi seperti Maguire, fans pun wajib untuk tetap mendukung tim kesayangan mereka di saat-saat terpuruk seperti itu. Itulah mengapa, menurut saya pribadi, ada tiga alasan yang membuat fans Setan Merah harus bersabar dan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Erik ten Hag. Apa sajakah ketiga alasan itu?

#1 Liga Belanda yang tidak sekompetitif liga inggris

Nama Erik ten Hag mulai populer di telinga pencinta sepak bola setelah ia berhasil membawa skuat muda Ajax Amsterdam melenggang jauh hingga babak semifinal UEFA Champions League musim 2018/2019. Saat itu, tim yang dikapteni oleh Matthijs de Ligt itu berhasil mengejutkan dunia setelah sanggup mengeliminasi tim-tim tangguh seperti Juventus dan Real Madrid, sebelum akhirnya harus gugur setelah takluk melawan tim yang tidak begitu tangguh bernama Tottenham Hotspurs. Sejak saat itu, nama-nama seperti de Ligt, Frenkie de Jong, Hakim Ziyech, Donny Van de Beek, dan sang pelatih sendiri, Erik ten Hag, pun mulai memiliki “tempat” di kancah persepakbolaan dunia.

Terlepas dari prestasi hebatnya itu, kita harus mengakui bahwa kemampuan ten Hag sebagai seorang pelatih world-class belum benar-benar teruji dalam level yang kompetitif secara konsisten. Alasannya? Ya, karena “keseharian” dia diisi dengan menangani Ajax di kompetisi Liga Belanda yang biasa disebut Eredivisie; sebuah kompetisi yang tentunya tidak sekompetitif Premier League ataupun La Liga.

Di Eredivisie, rival terberat Ajax yang menurut saya cukup selevel dengan mereka otomatis hanyalah PSV Eindhoven, yang saat ini membuntuti mereka di posisi runner-up klasemen sementara. Bahkan, tim yang diasuh oleh Roger Schmidt itu berhasil mengalahkan Ajax dalam partai final Piala KNVB dengan skor 2-1. Memang, kekalahan merupakan suatu hal yang lumrah dalam sepak bola, tetapi hal ini pun sekaligus menunjukkan bahwa ten Hag masih memiliki “celah” sebagai seorang pelatih untuk bisa sepenuhnya dikategorikan sebagai pelatih kelas dunia selevel Pep Guardiola maupun Jurgen Klopp.

Hal inilah yang saya khawatirkan jika musim depan ten Hag resmi memulai karier kepelatihannya di Manchester United. Sebagaimana yang kita ketahui, tim-tim di Liga Inggris cenderung memiliki kekuatan yang setara atau setidaknya, tidak memiliki jarak yang terlalu jauh antara satu sama lain. Beberapa kali kita saksikan di musim ini di mana klub-klub papan bawah seperti Brentford mampu menumbangkan tim besar seperti Chelsea dengan margin skor yang cukup menohok. Dan kepada fans MU, saya peringatkan agar hasil-hasil seperti ini sangat mungkin sering terjadi di era awal kepelatihan Erik ten Hag bersama Setan Merah.

#2 Rebuild tak pernah mudah

Berdasarkan informasi yang saya baca, Manchester United sudah bersiap untuk melakukan rebuild besar-besaran di musim depan. Ada sekitar sepuluh pemain yang tampaknya akan angkat kaki dari Old Trafford, entah itu karena masa kontrak yang sudah habis ataupun karena tidak sesuai dengan skema yang diinginkan oleh tim. Alhasil, sudah barang tentu pula jika pemain-pemain yang pindah tersebut akan meninggalkan ruang kosong yang akan diisi oleh pemain-pemain anyar yang disesuaikan dengan kemauan Erik ten Hag.

Ya masak ten Hag diminta juara dengan pemain macam Maguire?

Harry Maguire (MDI via Shutterstock.com)

Bila berbicara mengenai proses rebuild atau pembangunan ulang sebuah tim secara keseluruhan, Manchester United dapat sedikit menengok dengan apa yang telah Arsenal lakukan di awal musim ini. Tim yang dikomandoi oleh Mikel Arteta tersebut memutuskan untuk membuang banyak “beban” tim dan mulai mengisinya dengan talenta-talenta muda yang diharapkan dapat memimpin proyek jangka panjang tim tersebut.

Sebagaimana yang diketahui, tim yang juga dijuluki The Gunners itu harus melewati proses yang sulit di masa-masa awal pembangunan mereka. Beberapa kali kekalahan harus diderita hingga akhirnya mereka mulai mampu membangun ritme tim yang sesuai dan mulai bangkit untuk mendaki jalur kemenangan. Hal yang sama sepertinya juga akan terjadi pada The Red Devils di musim depan. Oleh sebab itu, saya sarankan kepada fans MU untuk bisa menerimanya dengan lapang dada, alias, yang sabar, ya, Munyukers!

#3 Kompetitor yang semakin superior

Ketika Manchester United baru akan berbenah demi menjadi sebuah tim yang lebih superior, klub-klub lain dalam The Big Six sudah beberapa langkah lebih maju. Beberapa rumor mengatakan bahwa tim tetangga MU, Manchester City, sudah menjalin kesepakatan dengan bintang asal Norwegia, Erling Braut Haaland, untuk bergabung di musim depan. Lalu ada pula Liverpool yang dikabarkan sudah resmi menggaet wonderkid Fulham, Fabio Carvalho, untuk bermain di Anfield musim depan. Perekrutan tersebut tentu mereka lakukan untuk menaikkan level kualitas tim menjadi semakin tinggi lagi agar bisa bersaing di semua kompetisi.

Erling Haaland (Vitalii Vitleo via Shutterstock.com)

Lantas, bagaimana dengan Manchester United? Yah, singkatnya, kita jangan terlalu memberikan ekspektasi yang tinggi kepada sebuah tim yang sedang melakukan rebuild. Biarkan mereka berproses secara bertahap dan step by step. Tak masalah bila dalam tiga musim ke depan MU masih harus “puasa” gelar. Tim seperti Liverpool saja baru bisa meraih trofi di musim keempat setelah kedatangan Klopp, meskipun memang mereka langsung meraih piala sekaliber UCL yang diikuti oleh rentetan trofi lain di musim-musim berikutnya.

Apakah hal yang sama akan terjadi kepada Manchester United dan Erik ten Hag? Jawaban dari pertanyaan tersebut baru bisa kita jawab setelah ten Hag resmi memulai debut kepelatihannya di Old Trafford musim depan. Untuk saat ini, yang bisa saya katakan hanyalah: “Yang sabar, ya!”

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Dear Fans Manchester United, Belajarlah dari Kesombongan Kalian Selama Ini

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version