5 Masalah yang Bakal Muncul Setelah Berhasil Menurunkan Berat Badan

5 Masalah yang Bakal Muncul Setelah Berhasil Menurunkan Berat Badan

5 Masalah yang Bakal Muncul Setelah Berhasil Menurunkan Berat Badan (Unsplash.com)

Menurunkan berat badan mungkin jadi resolusi banyak orang tiap tahunnya. Bagaimana tidak, Riskesdas 2018 menyatakan bahwa 35,4% alias satu dari tiga orang Indonesia mengalami kegemukan. Berat badan yang terus naik jelas bikin cemas. Sebab, kegemukan memang diasosiasikan dengan peningkatan risiko berbagai gangguan kesehatan.

Menurut Kemenkes RI, risiko diabetes, jantung koroner, hipertensi, hingga stroke meningkat dua kali lipat pada orang-orang yang mengidap obesitas. Risiko kanker dan penurunan tingkat kesuburan reproduksi juga akan meningkat berkali-kali lipat. Hmmm, ngeri-ngeri sedap.

Punya berat badan ideal memang membawa banyak keuntungan. Misalnya, menurunnya risiko gangguan kesehatan, kepercayaan diri meningkat, hingga dengkul yang nggak gampang gemetar waktu naik turun tangga. Namun di balik itu semua, turunnya berat badan juga sebetulnya membawa derita tersendiri, lho. Sama halnya kalau kita menggendut, masalah-masalah baru akan muncul seiring dengan mengecilnya lingkar pinggang dan perut.

Berikut beberapa masalah yang saya alami sendiri setelah proses diet enam tahun belakangan ini. Ada baiknya kalian menyimak dulu sebelum mantap memulai program penurunan berat badan, ya.

#1 Nggak bisa makan seenaknya

Ketika sudah menjalani program diet cukup lama, kalian pasti jadi terbiasa mengatur porsi makan dan apa saja yang masuk ke mulut. Kedisiplinan kalian ini akan diuji waktu bertamu ke rumah orang atau menghadiri jamuan makan. Kalian harus lihai berdiplomasi ketika menerima pertanyaan, “Ih, kok makannya dikit? Tambah lagi sana!” dari tuan rumah, teman, atau saudara.

Ketahuilah bahwa tiada hal yang lebih berat selain menahan diri di hadapan segala macam hidangan lezat, Kisanak. Belum lagi kalau tiba-tiba pasangan minta ditemani jajan boba, martabak manis, waffle, atau kudapan-kudapan lain yang notabene padat kalori namun minim nutrisi. Hayo, lho, gimana tuh?

#2 Dituduh yang nggak-nggak

Masalah yang bisa muncul setelah berhasil menurunkan badan adalah dituduh yang nggak-nggak oleh orang sekitar. Terutama buat kalian yang masa mudanya dulu agak surem atau terkenal bandel di tongkrongan.

Tiap kali saya bertemu teman-teman lama, tuduhan yang selalu mereka lontarkan saat bertemu kurang lebih begini, “Ih, kok tambah kurus? Ngepil, ya?” Sering kali saya harus ngeyel kalau berat badan saya turun bukan gara-gara mengonsumsi barang haram. Sama seperti saudara-saudara saya yang umumnya merasa prihatin karena saya bertambah kerempeng. Duh, padahal saya kan kurus bukan karena stres, tapi karena gowes.

#3 Baju dan celana kedodoran

Kalau nanti sudah sukses menjalankan program diet, kalian harus ikhlas dan legowo keluar duit buat permak atau beli baju baru ya, Gaes. Karena dijamin pakaian kalian pasti banyak yang kedodoran. Bahkan beberapa baju favorit harus siap-siap kalian pensiunkan, cuma gara-gara potongannya sudah nggak pas lagi. Sedih.

#4 Hilangnya airbag alami

Bukan tanpa alasan Tuhan menciptakan lapisan bawah kulit manusia sebagai tempat penyimpanan lemak. Sialnya, proses diet nggak cuma bikin perut tambah kecil, tapi juga bikin tulang-tulang di bagian badan lain seperti pantat dan tungkai jadi berkurang bantalannya.

Alhasil, kegiatan-kegiatan yang sebelumnya bisa kalian lakukan berlama-lama, kini sebentar saja sudah bikin ngilu. Duduk di atas permukaan keras atau berlutut, misalnya. Jadi, kurang-kurangi deh nongkrong di kafe yang kursi dan mejanya dari semen. Mulai sekarang pilih tempat-tempat nongkrong yang menyediakan sofa.

#5 Nggak cuddly lagi

Setuju nggak setuju, orang kurus itu memang nggak senyaman dan selucu orang gembul buat dipeluk. Buktinya, cowok-cowok berbadan gembul ala bapak-bapak (istilah kerennya dad bod) juga disukai cewek-cewek.

Dalam perjalanan menurunkan berat badan, pasangan kalian mungkin bakal komplain atau malah menyuruh kalian berhenti diet cuma karena badan kalian tambah kerempeng. Solusinya ya komunikasi. Berikan pemahaman pada pasangan kalau usaha kalian menurunkan berat badan ini juga demi kebaikan kalian berdua. Lebih baik punya pasangan yang kurang huggable tapi sehat daripada punya pasangan yang huggable tapi punya banyak masalah kesehatan, ya kan?

Nah, itulah beberapa masalah yang bakal muncul kalau program penurunan berat badan kalian sukses. Meskipun cukup konyol dan mengganggu, semoga masalah-masalah di atas nggak menyurutkan semangat kalian buat punya berat badan yang ideal, ya. Stay healthy!

Penulis: Basith Ardimasqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Berat Badan di Bawah Ideal dan Arti Kebahagiaan yang Semu.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version