Pesatnya perkembangan media digital lambat laun mulai menggerus eksistensi media konvensional. Tahun 2017 silam Tabloid Bola harus berhenti cetak bersama kenangan para pembaca yang besar di era 80 hingga 2000-an. Begitu juga dengan anak generasi yang 2000-an dengan acara olahraga di televisi sebelum era digital. Media digital juga memaksa acara lama mengubah tampilan dengan media baru untuk tetap memiliki penggemar. Walau sebagian benar-benar mati ditinggal penggemar lama, sedangkan generasi baru lebih memilih media sosial. Yah paling tidak tetap eksis walau dikurangi porsi dan jam tayangnya.
Saya yang masa kecilnya tumbuh bersama siaran-siaran ini tahu betul bagaimana sarapan menyaksikan Terry Puteri, Dion Wiyoko, atau Asyifa Latief siaran. Lalu datang ke sekolah membawa bahan obrolan mulai dari bursa transfer pemain, highlight, hingga preview pertandingan. Atau hari Minggu nonton bareng teman-teman lalu membicarakannya saat bermain sepakbola di lapangan. Hal yang tidak bisa lagi anak sekarang lakukan. Selain sebagian terpaksa bungkus hingga jam tayang pindah tengah malam. Kalaupun tidak berubah jam tayang, anak sekarang juga lebih familiar dengan akun-akun seperti garudarevolution, plesbol, jokesbolaid, atau kepoball.
Oke, berikut acara-acara olahraga favorit anak 2000an.
Satu: Sport 7 (Trans 7)
Tayang perdana 15 tahun lalu, merupakan salah satu acara olahraga yang masih bertahan hingga sekarang. Acara pengawal pagi anak 2000-an tayang mulai dari pukul 6, bergeser hingga pukul 5 pagi, dan kini hanya tayang tengah malam. Bagi penggemar Sport 7 pasti tidak asing dengan lirik ini, “yeah, one two. Princess kneel before you, that’s what I said, now. Princes, princes who adore you” yah itulah soundtrack rubrik news flash salah satu segmen favorit pemirsa Sport 7.
Dua: Lensa Olahraga (ANTV)
Debut siaran 1993 silam lalu bungkus pada Juli 2017 setelah dipaksa tetap hidup dengan dileburkan acara lain. Tayang hampir bersamaan dengan Sport 7 dengan konsep yang hampir sama, tak heran karena Lensa Olahraga juga pernah di-relay TV 7 (Trans 7). Yang membedakan adalah durasinya yang pernah tayang 1 jam, anak sekolah pada masa itu tidak perlu terburu-buru mandi supaya tidak ketinggalan info olahraga.
Tiga: One Stop Football (Trans 7)
Khusus membahas sepakbola mancanegara dan konsisten tayang Sabtu-Miinggu siang sejak 2003, kita bisa sepakat bahwa OSF merupakan salah satu masterpiece acara bertema olahraga. Mulai dari segmennya seperti Goalie of The Week, Trivia Football, Midweek Drama UCL, Beauty of Serie-A dan biasanya ditutup dengan Extra Time. Narasi dan dramatisasi siaran OSF seolah membawa pemirsa larut ke dalam sepakbola yang penuh drama.
Empat: Highlight Moto GP (Trans 7)
Tayang setiap weekend bersamaan dengan seri balapan Moto GP merupakan surganya para pecinta Moto GP di mana pada siaran lain Moto GP tidak mempunyai porsi yang besar untuk dibahas. Acara ini juga menjadi saksi drama Moto GP mulai dari tragedi Simoncelli, drama Rossi dengan Lorenzo dan Marq Marquez, dll.
Lima: Total Football (ANTV)
Tayang weekend membahas khusus sepakbola mancanegara, yang membedakan dengan OSF adalah siarannya yang terbilang ringan. Berbeda dengan OSF yang penuh dengan dramatisasi dalam tayangannya. Yang menjadi favorit dalam acara ini adalah kita seolah dibawa bertamasya dengan presenter yang membawa ke tempat seperti toko merchandise, kafe sepakbola, berkunjung ke rumah fans loyal, dsb.
Enam: Galeri Sepakbola Indonesia (Trans 7)
Membahas khusus sepakbola lokal biasanya tayang sehabis OSF. Diawali dengan highlight pertandingan liga lokal dan timnas lalu disuguhkan informasi menarik lainnya. Salah satu yang menarik dalam tayangannya adalah kelugasan dalam penyampaian informasi. Mulai dari kritik hingga pujian kepada stakeholder sepakbola nasional seolah pemirsa diajak ke dalam diskusi tentang persepakbolaan nasional.
Tujuh: Kampiun Sepakbola Nasional (ANTV)
Acara yang tayang sejak tahun 2000 ini tak jauh beda dengan GSI yang membahas khusus tentang sepakbola nasional. Salah satu segmen andalan dari Kampiun Sepakbola nasional adalah cuplikan ulang pertandingan lawas liga Indonesia seolah-olah pemirsa diajak bernostalgia.
Setiap generasi punya kenangan dengan caranya masing-masing, tak perlu membandingkan seolah paling asyik dan beruntung hidup di zamannya. Anak 2000-an yang pernah menikmati tayangan-tayangan di atas selamat bernostalgia. Salam olahraga!
BACA JUGA Musim Gowes sih Boleh Aja, tapi Jangan Menuh-Menuhin Jalan Juga kali! atau tulisan Dicky Setyawan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.