Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan

Mari Bersepakat Cinderella Adalah Dongeng yang Sangat Menyesatkan

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
28 Juli 2021
A A
Mari Bersepakat Cinderella Adalah Dongeng yang Sangat Menyesatkan terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Apakah masih ada anak yang mendengarkan dongeng sebelum tidur? Mendongengkan cerita sebelum tidur ke anak adalah baik. Kegiatan ini punya banyak manfaat tak hanya baik untuk anak, namun untuk orang tuanya juga. Yang harus diperhatikan adalah pemilihan kisahnya. Bisa jadi ada kisah atau dongeng yang kurang cocok dan kurang baik, meski sudah umum kita dengar. Baik dongeng luar negeri maupun dongeng bertema local pride. Bahkan dongeng yang baik bisa jadi berefek buruk saat kita salah dalam memahami dan menyampaikannya.

Kali ini saya ingin membahas dongeng yang cukup terkenal asal luar negeri, tepatnya ditulis pertama kali di Italia beberapa abad lalu (1634). Ada banyak versi, bahkan katanya cerita sejenis sudah ada di Tiongkok pada tahun 860. Kita pakai versi yang paling kita kenal saja. Yang ingin saya soroti adalah tokoh utama yang kurang asyik dan banyaknya kejadian masa lalu yang seharusnya bisa dikaitkan dengan dongeng ini.

Cinderella memang hidup menderita selepas kepergian sang ayah. Dia adalah pribadi yang baik dan kuat menghadapi beratnya kehidupan. Ibu tiri dan saudari tirinya juga memang nyebelin. Sayang, di masa itu belum ada KPAI. Meski kalau ada tetap percuma, jika semua aspek pendukungnya belum bergerak bersama dan saling membantu. Contohnya dari komponen hukum yang masih belum baik dan kebiasaan masyarakat yang masih mengedepankan nilai-nilai yang merugikan korban kekerasan, terutama wanita. Sudah, kembali ke Cinderella lagi!

Di tengah gempuran siksaan dan pelanggaran HAM, dia tetap berdiri tegak. Lalu datang kabar yang katanya baik. Pangeran yang jomblo dipaksa menikah oleh bapak dan ibunya. Kasihan banget. Semua wanita menyambut gembira. Semua pengin menggaet sang pangeran, iseng-iseng berhadiah gitu. Tapi, ada juga yang niat banget. Yang ramashok, kehadiran pangeran yang ganteng dan kaya ini difungsikan sebagai jalan keluar oleh banyak wanita. Ya, menikah menjadi jalan keluar dari kemiskinan, dari susahnya hidup, bisa juga karena bingung mau ngapain lagi selain nikah. Kita bisa melihat dari keadaan Cinderella dan para saudarinya.

Mereka tentu senang jika bisa menikah dengan pangeran. Karena di zaman itu, menikah adalah cara untuk dianggap sebagai wanita seutuhnya dan menyelamatkan martabat keluarga. Jika rencana sang ibu berhasil, mereka akan keluar dari lembah kebangkrutan. Secara harta ayah Cinderella sudah mau habis dan usahanya makin blangsak setelah ditinggalkan sang pemilik. Padahal wanita adalah makhluk yang kuat dan tak harus menunggu atau bergelayutan pada seorang pria atas nasibnya. Sayangnya sampai hari ini, alasan menikah masih berkutat di meringankan beban keluarga, sampai-sampai ada kawin paksa dan pernikahan di bawah umur. Ini kesesatan pertama, menganggap dinikahi pria adalah satu-satunya jalan.

Kesesatan selanjutnya soal sepatu kaca. Apa nggak aneh? Masa dari segitu banyaknya wanita, yang muat cuma si Cinderella saja. Aneh pakai banget! Lalu kesesatan berikutnya, ini menyangkut masalah agama. Cinderella itu musyrik, ia meminta bantuan kepada jin, yaitu ibu peri. Siapa tahu itu semua adalah sebuah tipu muslihat jin, kita tak ada yang tahu. Jangan-jangan selepas menikah, anak-anaknya diminta jadi tumbal. Tapi, mengesampingkan unsur musyrik, kalau memang sakti, seharusnya jin itu, eh, ibu peri itu diminta bikin dirinya kaya raya saja.

Menyusahkan diri sendiri demi jadi istri pangeran itu kurang cerdas. Ketemu saja belum, sudah pengin nikah. Namun, kalau memang cinta, pelet sekalian, minta tolong ibu peri. Nanggung banget cuma minta kereta kuda, gaun, sama sepatu kaca. Begituan doang nyari di Malioboro juga banyak. Ingat, kalau dithuthuk, jangan bikin TikTok, bahaya. Tapi, kalau sampai ketahuan bisa sulap-sulap macam begitu, lebih bahaya daripada dirujak tukang romantisasi. Takutnya difitnah penyihir, padahal lagi musyrik. Nanti dibakar di tengah alun-alun, ngeri.

Kesesatan yang selanjutnya, sang pangeran yang kemudian jadi raja, nggak peka sama keadaan di lingkungannya, Eropa. Pembunuhan wanita sedang banyak-banyaknya saat itu (abad 16 sampai 17). Mereka dibunuh atas desas-desus soal penyihir. Apalagi di kepercayaan mereka, penyihir sudah pasti wanita. Lha, kok dia dan keluarganya malah bikin pesta dansa dan mengundang cewek-cewek? Kalau sampai ada yang ditaksir oleh blio, kemudian ada yang iri, terus bikin fitnah soal penyihir, apa nggak bahaya kalau cewek yang sedang banyak musuh itu dituduh penyihir?

Baca Juga:

Higgs Domino, SPayLater, dan Kesedihan Teman Saya Setiap Awal Bulan

Kepergian Lionel Messi dan Pentingnya Regenerasi Klub

Ujung-ujungnya dibakar hidup-hidup. Menurut kepercayaan mereka, jika memang penyihir pasti mati jika dibakar atau ditenggelamkan. Sayang disayang, hampir semua wanita mati. Walau ada literatur yang bilang ada yang terbukti sebagai penyihir, tetap saja tak bisa dipercaya. Hoaks begini harus diluruskan, malah bikin pesta, wagu banget jadi raja. Kalau perlu, kerja 24/7, jadilah raja yang rajin.

Yang terakhir, dongeng ini sesat karena ada kalimat “happily ever after”. Yaelah, mana ada bahagia selamanya? Mau jadi raja sekalipun kek, pasti ada pusing-pusingnya. Dengan ini saya berani berpendapat, dongeng ini nggak masuk akal dan sesat banget.

BACA JUGA Unsur Sadis di Balik Dongeng Eropa yang Diadaptasi oleh Disney atau tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2021 oleh

Tags: Cinderelladongeng anak-anakHiburan Terminal
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Belajar Geografi sambil Nonton Film 'Harry Potter', Mengapa Tidak? terminal mojok.co

Belajar Geografi sambil Nonton Film ‘Harry Potter’, Mengapa Tidak?

11 Juni 2021
nacho fernandez real madrid mojok

Merelakan Sergio Ramos, Mencintai Nacho Fernandez

10 Juli 2021
Tak Kalah dari Negara Asia Timur Lainnya, Ini Film Taiwan yang Layak Ditonton! terminal mojok.co

Tak Kalah dari Negara Asia Timur Lainnya, Ini Film Taiwan yang Layak Ditonton!

30 Juli 2021
Ratusan Lagu K-Pop Hilang dari Spotify, Berikut Alternatif Platform Streaming Untuk Pencinta K-Pop Terminal Mojok

Mana yang (Beneran) Lebih Unggul, Spotify atau YouTube Music?

11 Juni 2021
4 YouTuber Indonesia Underrated dengan Konten Menarik dan Nggak Banyak Drama terminal mojok

4 YouTuber Indonesia Underrated dengan Konten Menarik dan Nggak Banyak Drama

27 Juni 2021
Rekomendasi Film Berlatar Kota Bandung, Ternyata Bandung Nggak Kalah Romantis dari Jogja terminal mojok

Kota Bandung Nggak Kalah Romantis dari Jogja, Berikut Rekomendasi Film Berlatar Bandung yang Wajib Ditonton

4 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.