Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Manusia Tanpa Kepentingan Itu Nggak Bakal Ada!

Faris Al Farisi oleh Faris Al Farisi
13 Januari 2023
A A
Manusia Tanpa Kepentingan Itu Nggak Bakal Ada!

Manusia Tanpa Kepentingan Itu Nggak Bakal Ada! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

“Saya tipikal orang yang nggak pernah ngarep sesuatu dari sebuah pertemanan.”

Kira-kira adakah teman kalian yang pernah berkata demikian? Lalu, apakah perkataannya dapat dibuktikan?

Tak jarang ungkapan klise seperti itu, tiba-tiba keluar dari manusia yang menamai dirinya seekor teman, dengan logat disegar-segarkan penuh kemantapan. Ada juga dengan tindakan yang tak sewajarnya, perhatian sekali melebihi ibu bapak pada anaknya, tanpa adanya alasan yang jelas—biasanya sering berlaku pada senior yang ngincer juniornya. Bukannya saya ingin menafikan kebaikan-kebaikan mereka. Namun, karena kita manusia, dan sejak jaman SD kita sudah akrab dengan larik lagu, ada udang di balik batu!

Saya berani mengatakannya, karena meyakini cah-cah sekarang yang berlagak menggaungkan istilah khoirunnas anfa’uhum linnas, sejatinya tak lain bukti nyata dari peribahasa di atas tadi. Pokoknya nggak nemu dah, orang yang berangkat dari hati.

Memang tak ada yang salah dari istilah di atas. Tapi di era sekarang, istilah itu sudah ada penambahan yang tak tertulis, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain, wabil khusus bagi saya.

Nah, secara tidak langsung, kita yang menempatkan diri sebagai manusia bermanfaat, ternyata tidak memberlakukannya pada semua manusia. Hanya pada yang mendatangkan manfaat saja. Hidup enak dengan manfaatin orang.

Hal itu sangat tampak dan sangat terasa bagi saya yang kemarin berstatus sebagai mahasiswa baru. Jangan heran jika kalian nanti ada di posisi yang sama. Persiapkan diri aja untuk ditarik sana sini, soalnya maba cenderung dianggap polos dan akan menjadi target utama untuk melancarkan kepentingan oknum berkedok organisasi.

Saya agak risi jika ada senior yang dengan penuh kemantapan bicara, ditambah sugesti yang kurang ngena. Bilang kalo kita di sini itu keluarga, tidak ada kesenioritasan dalam keluarga kita. Atau apa aja yang sekiranya masih bisa dimanis-maniskan. Yang beginian emang andalan manusia utopis, kan?

Jika masih belum puas, dan masih ada yang ngotot bilang, “Pasti ada orang yang nggak berkepentingan,” izinkan saya memberikan contoh, sosok yang paling dekat dengan kita. Orang tua. Kita nggak bakal kepikiran yang tidak-tidak kalo sudah berkaitan dengan orang tua, atau lebih tepatnya menghindari pemikiran tersebut. Tapi kenyataannya orang tua itu juga mempunyai kepentingan pada diri kita.

Baca Juga:

Katanya Sekolah Itu Mencerdaskan Manusia, tapi kok Cuma Mau Menerima Murid yang Pintar?

Surat Terbuka kepada Makhluk Gaib: Persetan Hidup Berdampingan, Hidup Manusia Sudah Susah!

Sekolah itu beban, men. Soalnya terlampau banyak harapan orang tua yang dipikulkan ke pundak kita. Apalagi orang seperti saya, statusnya anak petani. Wong sugih pun yang kayaknya udah nggak bakal kekurangan, banyak juga kok, yang masih menaruh harap berlebihan sama anaknya. Bedanya, cuma kalo wong sugih itu nggak sesuai espektasi, mungkin masih tenang. Lah duit banyak, kok. Kalo orang tani kayak saya ini, mungkin bisa cepet mati, karena mikirin kekecewaan orang tua. “Udah ngeluarin banyak duit, nggak jadi apa-apa juga!

Nah, sadar atau tidak, harapan-harapan seperti itu adalah kepentingan pribadi. Jika anaknya si A sukses, otomatis si A akan sangat membanggakannya, dan pamor sebagai orang tua bakal naik daun. Ini sekadar contoh, tak ada niatan untuk mengkritik orang tua siapa pun. Karena emang sewajarnya kita sebagai anak bisa membanggakan mereka. Dan kalimat ini, contoh menghindari pikiran tidak-tidak ke mereka.

Bisa dibayangkan, orang terdekat kita pun masih mempunyai kepentingan. Apa lagi cuma seorang teman yang tak jarang nusuk dari belakang.

Emang, mana ada makhluk sosial seperti kita yang tak mempunyai kepentingan. Lah, wong sering kita elu-elukan itu tentang simbiosis mutualisme, mengharap, mengharap dan mengkhayal–“nanti kalo saya berteman dengan dia bakal tajir dah, nanti kalo anak saya sukses bakal tenang keluar rumah.”

Kita kenal seseorang itu pasti ada penyebabnya. “Nggak kok, cuma nambah relasi, tok.” Hei, lagu lama itu. Sekarang udah 2023 loh! Nggak bakal laku. Karena relasi jaman ini, udah penuh makna tersirat, dan itu pasti! Entah relasi biar nantinya kita mudah dapet lowongan kerja, atau karena seseorang yang kita kenal itu memiliki peran strategis dalam hal yang kita incer. Kan, punya orang dalam itu, enak!

Intinya hidup ini penuh dengan kepentingan-kepentingan. Adakah manusia yang tanpa kepentingan? Saya jamin nggak bakal nemu! Atau kalau nemu, paling seribu banding setengah. Saya nggak bilang satu, soalnya setengahnya dari yang satu ini pasti sudah diisi dengan segala kepentingannya.

Penulis: Faris Al Farisi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sebelum Bacot, Mari Pahami Hakikat Konflik Kepentingan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2023 oleh

Tags: kepentinganManusiapamrihtulus
Faris Al Farisi

Faris Al Farisi

Asli orang Madura. Penikmat senyum orang tua.

ArtikelTerkait

manusia makhluk naratif

Manusia Makhluk Naratif

8 Juni 2019
3 Lagu Terbaik Tulus dalam Album Manusia yang Bikin Kita Memaknai Ulang Diri Sendiri Terminal Mojok Pixabay

3 Lagu Terbaik Tulus dalam Album Manusia yang Bikin Kita Memaknai Ulang Diri Sendiri

15 Maret 2022
Membela Kaum Dedemit yang Sering Kena Fitnah Manusia terminal mojok.co

Membela Kaum Dedemit yang Sering Kena Fitnah Manusia

24 November 2021
Kapitalisme Membuat Kita Tidak Bisa Menjadi Manusia dan Pengangguran di Saat Bersamaan

Kapitalisme Membuat Kita Tidak Bisa Menjadi Manusia dan Pengangguran di Saat Bersamaan

27 November 2019
Memanusiakan Diri Sendiri Meskipun Pernah Menjadi Brengsek

Memanusiakan Diri Sendiri Meskipun Pernah Menjadi Brengsek

26 Desember 2019
Menjawab Alasan Mengapa Lagu Tulus Selalu Cocok Jadi Teman Terbaik Kala Insecure Melanda terminal mojok

Menjawab Pertanyaan Mengapa Lagu-lagu Tulus Selalu Cocok Jadi Teman Terbaik Kala Insecure Melanda

21 April 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.