Bagi sebagian orang, aktulisasi diri merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi. Karena dengan melakukan aktualisasi diri, seseorang akan lebih mudah dikenal dari pada mereka yang memilih diam dan menyisihkan diri dari ramainya peradaban. Untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi, banyak jalan yang dapat ditempuh oleh seseorang. Salah satunya adalah dengan bergabung dalam sebuah organisasi atau sebuah komunitas.
Bagi seseorang dengan status mahasiswa, masa-masa perkuliahan bagaikan masa emas yang perlu dimanfaatkan setiap momennya. Mengapa? Karena pada masa perkuliahan seseorang bisa dengan bebas memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya, sebagai seseorang yang berbakat atau sekadar menunjukkan statusnya sebagai agent of change (katanya sih gitu).
Di dalam kampus kita mengenal organisasi birokrat, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), komunitas, atau paguyuban. Di desa, kita bisa menemukan organisasi pemuda desa yang sering disebut dengan Karang Taruna. Pasti tahu kan organisasi satu ini? Meskipun Karang Taruna dapat menjadi wadah bagi mereka yang hobi beraktualisasi diri, dengan bergabung dengan Karang Taruna dapat menandakan seberapa besar nasionalis seorang pemuda atau pemudi desa.
Anggap saja begini, Karang Taruna menjadi representasi kecil bagaimana jiwa nasionalisme muda-mudi desa dalam skala terkecil—yaitu desa. Dalam Karang Taruna, solidaritas dan pengabdian sukarela seorang pemuda akan diasah secara bertahap melalui beberapa proker. Sayangnya pada beberapa pengalaman saya, anggota Karang Taruna mengamalkan baktinya berdasarkan kondisi mood.
Padahal jika mereka dengan sukarela dan sepenuh hati menjalankan job desk, siapa sangka jika dengan bergabung dengan Karang Taruna, mereka akan mendapatkan beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan itu akan menjanjikan ketentraman hidup para anggota selama bersosialisasi dengan masyarakat desa bahkan hingga masyarakat desa tetangga. Beberapa keuntungan pun sudah mulai saya rasakan.
1. Sarana cari gratisan
Nggak percaya kalau ikut Kartar bikin kita dapet gratisan? Oke, kalau begitu mulai sekarang coba ikut Kartar dan mengambil job desk dengan baik di sana. Menjalankan beberapa program kerja yang telah tersusun sebelumnya akan mendekatkan kita pada masyarakat. Sehingga yang tadinya kurang dikenal jadi dikenal. Pada kesempatan ini, berlakulah loyal pada mereka. Niscaya diskon dan gratisan itu bakal kalian dapat juga.
Jadi seseorang yang ikhlas membantu masyarakat dan aktif berinteraksi dengan mereka, baik dengan orang tua maupun anak-anak. Bersikap loyal terhadap memungkinkan keuntungan dapat gratisan benar-benar terjadi. Misalnya saat gotong royong kerja bakti bersih desa, akan banyak orang yang menyuguhi kita dengan makanan dan minuman—secara Cuma-cuma gengs! Kalian yang asli Indonesia pasti rata-rata memiliki hobi berburu gratisan kan?
2. Wadah pencarian jodoh bagi jomblo
Lupakan soal KKN yang bikin cinlok antar anggota, muda-mudi yang tergabung dalam organisasi Kartar pun bisa juga terdampak cinlok! Nggak percaya? Ketika kalian menyerah dengan pencarian jodoh yang seperorganisasian di kampus, cobalah lebih aktif dalam kegiatan Karang Taruna. “Ah aku udah gabung tetep nggak dapet, tuh!”, barangkali waktu yang kalian sisihkan untuk Kartar lebih singkat dibanding waktu di kampus atau sekolah.
Beberapa pengalaman yang saya dapat, Kartar juga bermanfaat sebagai wadah pencarian jodoh bagi anggota yang jomblo. Kakak saya adalah salah satu orang yang merasakan manfaat itu. Suaminya adalah tetangga kami yang juga tergabung dalam organisasi Karang Taruna. Meskipun sepintas mirip jodoh zonasi, tapi dalam hal ini Kartar berperan banyak buat mereka.
Kebiasaan melaksanakan proker bersama membuat intensitas interaksi dan kedekatan para anggota meningkat—terutama mereka yang terpilih sebagai pengurus harian. Menjalankan program desa bersama dapat merekatkan kedekatan. Bermula dari kedekatan untuk menjalankan proker, kedekatan itu akan berlanjut untuk urusan hati, cie cie cie~ Jadi, sobat jombloku, ikut Kartar bisa jadi alternatif juga bagi kalian agar mendapat pasangan.
3. Menyembuhkan patah hati dan mengusir kegalauan
Baru putus cinta? Saran saya jangan langsung jadi pribadi yang anti sosial. Misalnya gara-gara putus cinta dan galau, lalu sekonyong-konyong tidak aktif dalam organisasi Kartar. Itu akan jadi pilihan yang merugikan. Padahal dengan semakin aktif di dalam keanggotan Kartar (apalagi dalam masa-masa galau),
Menyibukkan diri dalam kegiata Kartar akan menghilangkan perlahan rasa galau. Berada dalam keramaian dan berkumpul bersama teman akan membuat suasana hati lebih membaik. Bukannya kalau jomblo lebih enak ngumpul bareng teman? Dari pada mengurung diri, menyudut di dalam kamar, lalu terkoyak oleh kesepian. :’)
4. Pembuka jaringan informasi lowongan kerja
Sudah lulus kuliah dan masih dalam masa pencarian kerja? Tenang. Duduk, tarik nafas, dan pikirkan lagi soal debut diri dalam organisasi Kartar. Jangan terlalu pusing memikirkan pekerjaan yang tak kunjung datang seperti doi yang tidak peka. Coba saja dulu lebih intens saat melakukan job desk dalam Karang Taruna. Bukan tidak mungkin, dengan aktif di Kartar,peluang kesempatan bekerja juga akan mengekor.
Ketika kita mengenal masyarakat dengan baik dan akrab dengan penduduk desa, pasti akan terjalin interaksi yang baik juga. Sesekali saat bertemu dan menyapa tetangga desa, tidak ada salahnya kita membuka pembicaraan tentang sulitnya mencari peluang dalam dunia kerja atau sedikit sambat juga boleh. Karena keakraban sudah terjalin dengan mereka, yang selanjutnya dilakukan adalah yakin jika mereka akan memberikan informasi seputar lowongan kerja.
“Oh, kemarin di perusahaan bosku butuh karyawan. Coba aja lamar di sana” dan kalimat bak angin surga itu akhirnya muncul ke permukaan juga. Atau, “Besok bawa CV-mu ke aku. Mau kutunjukkan ke bos. Siapa tau lagi bejo?” ah bahagianya hidup ini. Bahkan jika beruntung, kinerja kita yang cekatan juga akan ikut dilirik juga oleh Pak Lurah, “Besok bantu saya di kantor ya mas. Kebetulan staff kelurahan ada yang cuti” Yipiiiie!
Meskipun banyak manfaat alternatif, menjadi anggota Karang Taruna juga perlu meletakkan niat utama sebagai sosok yang cinta tanah air. Memulai perjuangan dari skala terkecil dengan giat ber-Karang Taruna akan menjadikan kita sebagai sosok berjiwa nasionalis sejati—bersatu, cinta desa, cinta tanah air. Ayo wujudkan Aditya Karya Mahatva Yodha! (*)
BACA JUGA Tidak Penasaran dengan Cerita Horor KKN Desa Penari Indikasi Seseorang Ber-IQ Tinggi: Benarkah? atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.