Sebenarnya enakan mandi pakai gayung atau shower sih? Perdebatan ini belum pernah saya temui sebelumnya, mungkin karena saya kalau main kurang jauh, hehe. Nah, ada baiknya jika kita mulai perdebatan ini sekarang karena topik ini memang layak untuk didebatkan.
Mandi itu kalian lakuin setiap harinya. Jadi, permasalahan ini menyangkut kenyamanan dan efektivitas kalian. Kurang penting apa lagi coba!? Bayangin kalau kalian diserang sama pertanyaan, “Lo mandi lelet bener sih, pasti make shower ya?” terus kalian bingung mau jawab apa karena artikel ini ditolak sama redaksi Mojok kalian anggap permasalahan ini nggak penting dan kalian nggak nyimak artikelnya sampe abis. Bengong dah tuh muka. Udah ah, daripada drama terus, mending baca ampe abis yak. Hehe.
Eh, tapi disclaimer dulu ah. Tulisan ini ditulis sama orang yang kamar mandi rumahnya sempet pakai shower, tapi ubah haluan ke gayung. Jadi kalau terlihat sedikit lebih condong ke #TimGayung, ya maap. Tapi, mending dilihat dari sisi positifnya aja deh. Pokoknya, saya ada pengalaman mengarungi dunia kebersihan dan kewangian bersama kedua alat siram itu.
Dari pengalaman itu, saya bakal berusaha menyampaikan keunggulan dan kekurangan keduanya seobjektif mungkin. Tapi, pendapat saya tentunya up for debate. Saya emang menginginkan keributan ini, hehehe.
Sebenarnya kalau dilihat dari segi kebersihan, saya rasa mandi dengan gayung atau shower hasilnya bakal sama-sama aja. Sebab, masalah kebersihan sepertinya balik lagi ke cara kalian saat mandi. Apakah males-malesan pakai shower dan biar semua bagian badan kena air aja, atau asal byar-byur pakai gayung dengan tujuan cepet selesai. Pokoknya mau mandi pakai cara apa pun, secara kebersihan nggak akan terlalu ngaruh ke hasil akhir deh. Mau pakai dua-duanya juga kalau kalian mandinya nggak pake sabun, tetep nggak akan bersih dong.
Lalu dari segi efektivitas dan kenyamanannya. Pertama, dari segi efektivitas mandi, pakai gayung menurut saya unggul jauh dari shower. Mandi pakai gayung itu nggak makan waktu yang lama, cocok banget saat waktu-waktu genting. Tinggal ambil gayung, ciduk airnya, dan siramin aja tuh dari atas ke bawah. Byar-byur berisik juga biarin deh, yang penting cepet selesai.
Sementara itu, hal yang sama nggak dimiliki shower. Ketika yang dituju adalah cepat selesainya saat mandi, saya rasa shower is not up for the task karena malah ribet dan bikin lama aja gitu. Harus ngatur-ngatur daya keluar airnya lah, bawa-bawa selangnya ke bagian badan yang mau belum kena air lah, pokoknya ada aja keribetannya. Apalagi kalau harus keramas. Beuh, udah fix bakal lama banget. Jadi, secara efektivitas, keunggulan gayung harus diakui. Skor sementara 1-0 untuk gayung.
Tapi kalau dilihat dari sisi kenyamanan, jelas shower lebih unggul. Beberapa hari yang lalu saya sempat cerita pengalaman sehari bekerja sebagai kuli bangunan. Saat pulang kerja, badan saya benar-benar terasa remuk. Mandi sampai jadi beban tersendiri. Untuk sekadar angkat gayung pun tangan saya nggak kuat karena emang sakit banget. Di situ saya mikir: coba dulu Emak nggak matahin shower kamar mandi rumah ini, pasti sekarang saya bisa mandi dengan nyaman. Mulai deh saya berfantasi seperti anak kecil. Andaikan ada shower, saya nggak perlu sakit-sakit angkat gayung sekarang. Saya tinggal berdiri sambil nunggu airnya nyamperin badan saya aja. Huft.
Oleh karena itu, saya berani bilang shower unggul dari segi kenyamanan. Shower itu praktis banget, bikin rileks, dan nggak perlu banyak effort. Ditaruh di tempatnya bisa, diambil dan diangkat ke mana-mana juga bisa. Shower emang cocok kalau kalian lagi mandi-mandi santai sambil dengerin musik. Pokoknya kalau yang diincar kenyamanannya, mandi pakai shower jelas pilihan yang tepat. Jadi dengan keunggulan ini, shower berhasil menyamakan kedudukan. Skor akhir 1-1.
Eh kok udah skor akhir sih, terus imbang dong? Ya nggak juga sih, saya sengaja meninggalkan perdebatan ini dengan imbang, biar kalian yang menentukan sendiri hasil. Oh iya, untuk pertanyaan di awal paragraf, saya izin nggak jawab. Layaknya main karambol, teknik dan tujuan orang setiap mandi ya beda-beda. Jadi untuk menentukan mana yang lebih unggul di antara kedua alat mandi tersebut, kembali ke kalian.
BACA JUGA Jangan Cepat Jumawa saat Tim Kalian Unggul 3-1 di Playoffs NBA, Mereka Masih Bisa Kalah! dan tulisan Dzulfiqar Galih Devara lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.