Kemenangan Arsenal sehari sebelum kekalahan Manchester United dari Chelsea, membuat saya sangat yakin kalau kompetisi Piala FA diciptakan untuk Arsenal saja. Tetapi, kemenangan itu belum cukup mampu membawa mereka menjadi juara lagi dan menambah koleksi Piala FA.
Untuk tahun ini, Arsenal menunjukkan jati diri dengan sangat nyata. Bahwa mereka pasti gagal kalai ekspektasi makin tinggi dan diunggulkan untuk menang. Namun, yah, alasan terbesarnya adalah nggak ada Manchester United, lawan sejati mereka yang cukup tangguh untuk menjadi pengganjal.
Saya yakin, sepanjang pertandingan Manchester United vs Chelsea kemarin, Arsenal berdoa sangat khusyuk. Dan, seperti tulisan-tulisan sebelumnya, doa anak yang teraniaya (baca: Arsenal) sangat manjur. Doa mereka terkabul, Manchester United kalah, De Gea blunder untuk keseribu kali. Sudah jatuh, tertimpa De Gea lagi.
De Gea yang digadang-gadang sebagai kiper terbaik di dunia, melakukan dua kali blunder. Tendangan Giroud lemah tiada bertenaga malah dia tepis masuk ke gawang. Kesalahan De Gea itu apalagi penyebabnya kalau bukan doa Arsenal.
Maklum kalau ketemu di Piala FA, Manchester United hampir selalu jadi pengganjal Arsenal, Si Meriam Ompong. Masih ingat dengan solo run Ryan Giggs di semifinal Piala FA? Solo run sangat cantik yang jadi gol penentu itu. Selain jadi gol penentu, juga jadi gol penting di sejarah treble Manchester United.
Saya, sih, sudah membayangkan terjadi Derby Manchester di final Piala FA. Kekalahan The Citizen kemarin teramat mengejutkan. Tetapi tidak bagi fans Manchester United. Entah karena apa, mungkin juga suratan Tuhan, Arsenal selalu kesetanan ketika bertanding di Piala FA.
Maka dari itu, saya yakin Piala FA cuma konspirasi saja untuk membantu Arsenal tetap main bisa di kompetisi Eropa. Nggak heran juga, untuk saat ini, Arsenal masih memegang Piala FA terbanyak, unggul dari Manchester United.
Kenapa, sih, mereka bisa begitu tangguh di Piala FA?
Pertama, karena sadar diri. Sadar sama kemampuan diri sendiri kalau mengejar gelar juara itu seperti onani saja. Cuma bisa membayangkan untuk menyenangkan diri sendiri. Selain susah sekali mengejar gelar juara, Arsenal juga ompong betul kalau harus bersaing di empat besar Liga Inggris.
Manchester United sendiri masih berpeluang lolos ke Liga Champions. Saat ini, United menyimpan 62 poin, sama kayak Leicester. Namun, Manchester United masih menyimpan satu laga. Kalau menang, United bakal masuk empat, bahkan tiga besar? Arsenal? Enggak degradasi saja sudah prestasi.
Oleh sebab itu, siapa pun lawan Arsenal harus sadar kalau di Piala FA, mereka akan banyak dapat keuntungan.
Kedua, ya karena nggak ketemu United di babak-babak sebelumnya. Saya yakin, cuma Manchester United yang bisa menjegal Arsenal. Selain diciptakan untuk Arsenal, Piala FA juga piala yang banyak dikoleksi United. Coba kalau ketemu di babak kelima, misalnya, Arsenal pasti terjungkal.
Jadi kalian bisa menilai sendiri, level pemain utama Arsenal itu kayak apa.
Ketiga, mental kepepet. Coba tengok kemenangan Arsenal dari Manchester City. Lalu ingat lagi, ketika diunggulkan, Arsenal malah jadi pecundang. Sebaliknya, kalau diprediksi akan jadi pecundang, malah menang. Kalau bukan karena mental kepepet apa lagi?
Sebuah tim nggak bisa mengaku dirinya besar kalau cuma bagus ketika kepepet. Artinya, mereka nggak punya level konsistensi untuk bertahan di papan atas. Maklum, papan atas Liga Inggris menuntut level tinggi. Manchester United, punya peluang masuk zona Liga Champions karena sangat konsisten setelah project restart berjalan. Itulah yang namanya tim besar.
Nggak mengandalkan ilmu kepepet. Udah kayak mahasiswa mau ujian, malamnya lagi belajar. Itu saja masih mending, ini Arsenal nggak pernah belajar dari kesalahan. Keledai dungu saja nggak kejeblos di lubang yang sama. Arsenal? Goblok saja belum, bos.
Kekalahan Manchester United di Piala FA bukan kegagalan yang patut ditangisi fans United. Toh kalau juara, cuma dapat jatah main di Liga Europa. Musim ini, fokus Manchester United adalah main lagi di Liga Champions. Lihat, kan, levelnya beda.
BACA JUGA Bagaimana Polisi Seharusnya Menangani Aksi Demonstrasi dan tulisan Muhammad Khairul Anam lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.