Memasuki area Magelang, khususnya yang dari Jalan Semarang-Magelang, kamu akan disambut dengan tulisan “Magelang Kota Sejuta Bunga”. Entah bagaimana julukan ini muncul dan melekat. Selama menyusuri kota, kondisinya memang asri dan hijau. Namun, kayanya kalau soal bunga tidak sebanyak itu juga. Malah lebih terasa “bunga” di Bandungan, Kabupaten Semarang.
Untuk mencari tahu soal julukan kota bunga, saya berselancar di internet. Nah, ternyata, julukan tersebut berasal dari zaman Belanda, ketika di sekitar Magelang banyak kebun dan tanaman bunga. Saat itu, julukan yang melekat adalah Tuin Van Java.
Yah, itu dulu. Saat ini, ada daerah lain yang lebih cocok disebut kota sejuta bunga, yaitu Bandungan di Kabupaten Semarang. Berikut beberapa alasannya.
#1 Bunga yang melekat dengan Magelang hanya tabebuya
Selama berada di Magelang, salah satu bunga yang selalu ditunggu mekar dan gugurnya adalah tabebuya. Memang sih banyak, tapi mekarnya kan hanya beberapa kali dalam setahun saja. Lebih dari itu, kini, bunga-bunga di sana sudah tidak sebanyak dulu. Kebanyakan didominasi tetumbuhan hijau untuk membuat kota semakin rindang.
#2 Hampir setiap hari di Bandungan ada ratusan bunga yang mekar dan diperjualbelikan
Pasar Kembang Bandungan di Kabupaten Semarang yang buka setiap hari sejak pukul 2 ini kini semakin eksis. Setiap harinya, petani bunga di sini memetik dan menjual hasil bunganya di sini juga.
Bahkan saking terkenalnya, ada lho yang rela jauh-jauh ke Bandungan untuk sekadar membeli bunga. Jenis bunga yang paling sering diburu adalah mawar, krisan, garbera sedap malam, dan masih banyak lagi. Bunga-bunga yang dijual biasanya sudah berbentuk potongan tangkai. Kalau untuk mawar biasanya sudah dalam bentuk helaian. Bunga-bunga yang dijual masih segar dan bentuknya juga masih bagus.
Baca halaman selanjutnya: Justru Bandungan yang kini lebih layak.