Luwak White Koffie Tarik Malaka, Kopi Sachet Enak yang Terlupakan

Luwak White Koffie Tarik Malaka, Kopi Sachet Enak yang Terlupakan

Luwak White Koffie Tarik Malaka, Kopi Sachet Enak yang Terlupakan (unsplash.com)

Kalau kamu jalan ke minimarket, mampir ke rak minuman sachet, dan melihat deretan kopi instan yang warnanya mirip-mirip baju seragam anak STM, kamu mungkin bakal melewatkan satu nama ini: Luwak White Koffie Tarik Malaka.

Iya, Tarik Malaka. Bukan nama tokoh pahlawan atau peristiwa sejarah. Tapi varian kopi sachet yang entah kenapa jarang masuk sorotan influencer kopi atau reviewer kopi yang sekarang makin banyak jumlahnya di TikTok dan YouTube.

Padahal kalau soal rasa, Tarik Malaka ini bisa nyundul meja kopi kekinian yang disajikan pakai gelas bening, es batu rapi, dan kata-kata mutiara di dinding kafenya. Kopi susu kekinian yang biasanya dihargai paling murah 18 ribu per gelas itu, rasa dan aromanya bisa kamu dapatkan dari Tarik Malaka seharga 2 ribuan saja. Bahkan lebih murah dari parkir mall.

Lho… kok enak?

Pertama kali saya mencoba varian Luwak White Koffie Tarik Malaka, saya tidak ekspektasi apa-apa. Jujur saja saya ambil karena bungkusnya beda. Bukan karena branding, tapi karena saya bosan sama kopi sachet yang rasanya itu-itu saja. Kebanyakan terlalu manis, terlalu encer, atau terlalu bau jagung sangrai. Tapi begitu Tarik Malaka ini saya seduh dengan air panas dan saya tambahkan sedikit es batu, saya terdiam.

Ini… kok enak?

Rasanya creamy, manis, tapi nggak lebay. Tidak seperti beberapa kopi sachet yang manisnya kayak habis putus cinta dan balas dendam lewat gula. Kandungan gulanya? 11 gram saja. Cukup untuk membuat lidah bahagia, tapi tidak membuat insulin langsung panik.

Yang bikin Luwak White Koffie Tarik Malaka beda adalah balance-nya. Rasa kopinya ada, tapi tidak nendang sampai pahit. Susunya kerasa, tapi tidak sampai menutup rasa kopi. Ada aroma karamel tipis, dan kalau diminum dingin, sumpah ini rasanya nyerempet es kopi susu yang dijual di coffee shop kekinian.

Memang tidak untuk setiap hari, tapi sesekali bolehlah

Seperti semua hal enak di dunia ini, dari nasi Padang tengah malam sampai cinta satu arah, Tarik Malaka juga punya batasnya. Ini tetap kopi sachet instan, dan kandungan gula 11 gram itu tetap bukan sesuatu yang ideal dikonsumsi tiap hari. Kandungan krimernya juga tetap berbasis non-dairy creamer, yang kalau kamu konsumsi terus-menerus bisa bikin metabolisme kamu ngambek.

Akan tetapi kalau kamu sedang craving kopi kekinian dan lagi bokek atau mager keluar, Luwak White Koffie Tarik Malaka ini adalah solusi yang tidak akan membuat kamu merasa bersalah secara ekonomi. Ia sah untuk diseduh saat hati sedang jenuh, dompet sedang sekarat, atau cuaca sedang panas-panasnya dan kamu butuh sesuatu yang creamy tapi dingin.

Anehnya, dengan rasa sebagus itu, kopi ini jarang muncul di konten-konten rekomendasi kopi sachet. Entah karena namanya tidak cukup catchy, atau karena brand-nya kurang menggencarkan promosi digital, atau mungkin karena tidak ada influencer yang mau minum kopi bernama “Tarik Malaka” sambil pamer aesthetic desk setup mereka.

Padahal dalam dunia kopi instan, ini bisa jadi hidden gem. Seperti warteg yang tidak masuk Google Maps tapi ramai karena rasanya jujur. Luwak White Koffie Tarik Malaka adalah versi kopi sachet dari teman SMA yang diem-diem ngertiin kamu, tapi kamu sibuk ngejar anak OSIS yang fotonya selalu pakai filter kuning.

Luwak White Koffie Tarik Malaka diam-diam jadi idola

Jadi kalau kamu belum pernah coba, cari deh di minimarket terdekat. Jangan heran kalau stoknya tinggal sedikit karena ternyata diam-diam sudah banyak yang tahu dan menyetok diam-diam. Minumlah dingin, tambahkan es batu, lalu pejamkan mata. Bayangkan kamu sedang duduk di kafe mahal, walaupun sebenarnya kamu lagi di kosan, pakai celana pendek dan kipas angin yang bunyinya sudah seperti motor RX-King.

Karena dalam hidup ini, kita tidak selalu bisa punya yang mahal. Tapi sesekali, kita bisa punya yang rasa mahal, meski dibeli dari rak sachet pinggir kasir. Dan namanya, Luwak White Koffie Tarik Malaka.

Penulis: Wahyu Tri Utami
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Luwak White Koffie Less Sugar: Kopi yang Jarang Dipuji, tapi Sering Dicari

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version