Buat yang cari kopi sachet rendah kalori, cobain deh Kopi Gadjah. Amaaan.
Beberapa minggu lalu, saat mengantar nenek atasan saya ke klinik terapi stroke, saya iseng menimbang berat badan. Hasilnya bikin kaget: tinggi 165 cm, berat 73 kg. Padahal saya rutin nge-gym dan lari. Tapi rupanya, kalori dari makanan warteg dan kopi sachet yang manis-manis itu bikin saya kelebihan TDEE (Total Daily Energy Expenditure) alias kebutuhan kalori harian saya.
Jelas, ini alarm merah bagi saya. Artinya, meski hampir setiap hari saya nge-gym dan rutin lari, saya masih kebablasan dalam urusan kalori. Kelebihan ini nggak cuma datang dari lauk warteg seperti telur dadar, pindang, tempe goreng, hingga kangkung yang dimasak dengan minyak dan bumbu tinggi kalori, tapi juga dari kebiasaan minum kopi sachet.
Daftar Isi
Awalnya penikmat Kapal Api Special Mix
Sebelum melirik Kopi Gadjah, kopi sachet yang saya konsumsi secara rutin adalah Kapal Api Special Mix. Dalam satu sachet Kopi Kapal Api Special Mix, terdapat 90 kalori untuk setiap cangkirnya. Artinya, jika saya mengkonsumsi dua cangkir kopi dalam satu hari, saya sudah mendapat 180 kalori dari kopi saja.
Saya adalah orang yang tak bisa hidup tanpa ngopi. Dalam sehari, minimal saya mengonsumsi dua cangkir kopi untuk mengurangi ngantuk atau biar fokus saat sedang bekerja. Kalau lagi di luar (baca: coffee shop), saya biasa mengkonsumsi Americano tanpa gula yang kalorinya hampir nol, yakni berkisar 5-15 kalori saja.
Akan tetapi harga satu cangkir Americano itu terlalu mahal bagi kaum mendang-mending seperti saya. Jadi saya nggak bisa memesannya setiap hari.
Menemukan kopi sachet rendah kalori bernama Kopi Gadjah
Untungnya, saya menemukan varian kopi hitam sachet yang kalorinya hampir nol, yakni Kopi Gadjah. Kopi Gadjah ini unik karena ia memisahkan gula yang dimilikinya biar bisa diseduh sesuai selera masing-masing konsumen. Tetapi karena saya demen kopi tubruk tanpa gula macam Americano dan mau menurunkan berat badan, jadinya Kopi Gadjah ini cocok banget buat saya karena kalorinya hampir nol.
Saya bukan orang yang punya lidah yang sensitif seperti pendekar kopi yang demen keliling coffee shop. Tetapi dari apa yang saya rasakan, aroma Kopi Gadjah ini nggak beda jauh dengan aroma Kapal Api.
Ia punya aroma yang mirip seperti Americano tanpa gula yang biasa saya beli di coffee shop kekinian, Bean Spot Alfamart, atau Indomaret Point. Iya, saya tahu kualitas kopi sachet nggak akan sebagus kopi yang diroasting dengan alat khusus. Tapi setidaknya untuk ukuran kopi sachet, ini sudah paling mendekati.
Sebelum mencoba Kopi Gadjah, beberapa tahun lalu saya pernah mencoba kopi hitam sachet tanpa gula yang kalorinya hampir nol, yakni Nescafe Classic. Rasa dan aromanya pas buat saya, tapi karena Nescafe Classic ini menggunakan jenis kopi robusta, jadinya nggak cocok buat saya.
Pasalnya, saya sempat bolak-balik ke toilet selama beberapa hari yang saya sinyalir karena konsumsi kopi jenis robusta. Waktu itu saya bahkan “konsultasi” ke dr. Tirta via media sosial, dan katanya… ya memang begitu efek robusta ke sebagian orang.
Aman di lambung nggak bikin bolak-balik toilet
Saya belum tahu pasti apakah Kopi Gadjah berbasis robusta atau arabika. Tapi yang jelas, beda dengan Nescafe Classic, Kopi Gadjah nggak bikin saya bolak-balik ke toilet. Kalorinya rendah, rasanya pas, aromanya enak, dan yang paling penting: harganya ramah kantong.
Satu renteng isi 10 sachet dijual seharga 15 ribu di warung depan rumah. Bandingkan dengan Americano 15–20 ribu per gelas di coffee shop yang bikin bangkrut kalau beli setiap hari.
Kira-kira seperti itulah pengalaman saya beralih ke Kopi Gadjah. Saya mempertimbangkan kalori demi target menurunkan berat badan. Soalnya mau lari 10 km per hari pun cuma membakar sekitar 500 kalori. Sementara satu gorengan kecil aja sudah 100 kalori, apalagi martabak manis—satu potong bisa 300 kalori. Jadi, saya pilih ngopi yang aman aja.
Saatnya mengucapkan mantra, “Bismillah, jadi Brand Ambassador Kopi Gadjah!”
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kopi Gadjah Membuat Saya Berpaling dari Kapal Api Special Mix
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.