Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Lontong Sayur Yu Wur Lamongan Bukan Jualan, tapi Sedekah. Seporsi Cuma Rp1.000-an 

Achmad Fauzan Syaikhoni oleh Achmad Fauzan Syaikhoni
2 Oktober 2024
A A
Lontong Sayur Yu Wur Lamongan Bukan Jualan, tapi Sedekah. Seporsi Cuma Rp1.000-an  Mojok.co

Lontong Sayur Yu Wur Lamongan Bukan Jualan, tapi Sedekah. Seporsi Cuma Rp1.000-an  (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saking murahnya, Lontong Sayur Yu Wur Lamongan memang pantas disebut sedekah daripada jualan. 

Bagi yang sering nonton konten kuliner, pasti familier dengan kata-kata andalan food vlogger, “Ini mah bukan jualan, tapi sedekah”. Ungkapan itu seakan menggambarkan bahwa kuliner yang mereka beli terkesan murah meriah. Ketika mendengar kata-kata itu, saya sebenarnya geli-geli jengkel. Sebab, food vlogger semacam itu sering kali berlebihan. Harga kuliner yang dibeli sebetulnya ya normal-normal saja. 

Akan tetapi, empat hari lalu, ketika saya keluyuran ke Lamongan, saya menemukan kuliner yang cocok disebut “bukan jualan tapi sedekah”. Bersama seorang teman, saya diajak ke sebuah warung bernama Lontong Sayur Yu Wur. Katanya, harga seporsinya cuma Rp1.000. Tentu saya kaget campur ragu awalnya. Masak iya zaman seperti sekarang masih ada pedagang kuliner yang mematok harga seperti di tahun 90-an.

Penasaran, saya mengiyakan ajakan teman saya itu. Meluncurlah kami ke lokasi warung Lontong Sayur Yu Wur.

Tempat, cara memasak, hingga penyajian masih tradisional

Sesampainya di lokasi, saya sempat ragu lagi. Sebab dari luar, tempatnya itu nggak terlihat seperti warung. Seperti rumah khas warga pedesaan pada umumnya. Sama sekali nggak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya tempat makan. 

Ada satu lorong yang lumayan sempit di antara tembok rumah. Setelah teman saya menyuruh masuk ke lorong itu, ternyata di sanalah warung Lontong Sayur Yu Wur. Ada banyak orang yang mengantre sambil melihat Yu Wur, pemilik warung, sedang memasak lontong dan bakwan. Menariknya, cara memasak di warung ini tidak pakai kompor. Tapi, masih menggunakan kayu jati sebagai bahan bakar.

Tidak hanya itu, setelah giliran saya memesan, ternyata penyajian lontong sayur ini juga masih memakai daun pohon jati sebagai alas piring. Kalian yang hidup di tahun 90-an pasti relate dan paham kenapa makanan pakai alas daun pohon jati. Betul, menambah aroma dan menjaga kehangatan makanan. Benar-benar masih kental nuansa tradisional di warung ini.

Lontong Sayur Yu Wur Lamongan: murah harganya, seimbang rasanya

Karena di awal sempat ragu dengan harganya, tanyalah saya ke Yu Wur berapa seporsinya. Waktu itu saya memesan satu lontong sayur dan satu gorengan bakwan. Yu Wur bilang, “Lontongnya seribu, gorengannya satu, berarti semuanya Rp1.500, Mas”. Ternyata beneran seribu rupiah harga seporsinya.

Baca Juga:

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

3 Hal Soal Lamongan yang Jarang Dibahas Banyak Orang

Tentu saja harga segitu terlampau murah. Dan asal tahu saja, sayur lodeh pepaya muda di sana itu prasmanan, alias ambil sendiri semaunya. Saya benar-benar nggak bisa menalar, bagaimana kalkulasi Yu Wur mengambil untung dari lontong sayur yang dia hargai segitu murahnya. Apalagi mengingat harga beras sekarang lagi naik-naiknya.

Tapi ya sudahlah, itu urusan Yu Wur sendiri. Yang jelas, saya memang beneran makan lontong sayur dengan harga seribu rupiah. Terkait rasanya, saya pikir sederhana. Tidak yang terlalu wah, tidak juga mengecewakan. Istilah yang tempat mungkin seimbang.

Untuk lontong, teksturnya kayak lontong pada umumnya; lembut dan sedikit kenyal. Sedangkan untuk sayur lodeh pepaya muda, gurihnya nggak terlalu tajam, juga nggak terlalu pedas. Kalau asumsi saya, ini rempah-rempahnya sedikit. Ya maklum sih, wong seribu rupiah.

Cuman bagi saya pribadi, yang istimewa adalah aroma daun pohon jatinya. Sebab, Lontong sayur Yu Wur ini, sedikit terasa lebih segar daripada lontong sayur pada umumnya.

Menjajakan berbagai jajanan pasar yang tidak kalah tradisional

Selain menjual lontong sayur, Yu Wur juga menjajakan berbagai jajanan pasar tradisional. Mulai dari kue klepon, onde-onde, lupis, saplak, hingga puli. Lagi-lagi bagi kalian yang hidup di tahun 90-an pasti relate sama jajanan pasar tersebut. Tapi, bagi Gen Z, hampir pasti asing, terutama dengan kudapan bernama saplak dan puli.

Sedikit gambaran, saplak itu makanan yang terbuat dari bahan dasar tepung singkong dan kacang tunggak. Rasanya mirip gethuk, manis dan gurih dengan tekstur yang kenyal. Sementara untuk puli, adalah kudapan yang terbuat dari nasi yang ditumbuk dan diberi obat puli, kemudian digoreng. Rasanya gurih, dan biasanya dimakan bersama beragam lauk, kadang parutan kelapa.

Jajanan pasar di warung Lontong Sayur Yu Wur ini memang tradisional banget. Kata Yu Wur, warungnya ini sudah berdiri selama 3 generasi, sekitar tahun 60-an. Terkait harganya pun masih murah. Untuk klepon 5 butir dihargai seribu rupiah, lupis Rp2 ribu. Sementara untuk onde-onde, saplak, dan puli cuma lima ratus rupiah.

Jangan lupa mampir ke Sayur Yu Wur kalau ke Lamongan biar nggak rugi

Saya pikir warung Yu Wur memang cocok disebut “bukan jualan tapi sedekah” seperti yang vlogger-vlogger bilang.  Harga lontong sayur dan jajanan pasar benar-benar ramah di kantong. Secara tempat dan penyajian makanan pun terbilang nyentrik, karena masih menggunakan cara-cara tradisional.

Itu mengapa, bagi kalian yang nantinya berencana ke Lamongan, saya sarankan mampirlah ke Lontong Sayur Yu Wur ini. Rugi kalian kalau cuma mencicipi sotonya saja. Lokasi tepatnya ada di Dusun Krajan, Desa Sukobendu, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan.

Oh ya, tapi kalau ke sini jangan lupa perhatikan hari ya. Sebab, warung lontong sayur ini nggak buka setiap hari. Mereka hanya buka pada malam Legi dan Wage saja, sebagaimana tanggal kalender pasaran Jawa. Kalau kalian tanya kenapa bukanya cuma pada tanggal itu, saya nggak tahu pasti. Tapi, konon katanya, pada malam Legi dan Wage ini adalah hari yang baik untuk bersedekah.

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Kasta Siomay Enak di Jogja, Silakan Coba dan Buktikan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Oktober 2024 oleh

Tags: kuliner lamonganlamonganLontong Sayur Yu WurLontong Sayur Yu Wur Lamongan
Achmad Fauzan Syaikhoni

Achmad Fauzan Syaikhoni

Pemuda setengah matang asal Mojokerto, yang selalu ekstase ingin menulis ketika insomnia. Pemerhati isu kemahasiswaan, lokalitas, dan hal-hal yang berbau cacat logika.

ArtikelTerkait

Lamongan Destinasi Liburan yang Logis ketimbang Jogja (Unsplash)

Ketimbang Jogja, Lamongan Adalah Destinasi Paling Logis untuk Liburan Tahun Baru

30 Desember 2024
Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

21 September 2025
3 Hal yang Membuat Lamongan Semakin Payah Dibanding Tuban, padahal Dahulu Setara Mojok.co

3 Hal yang Membuat Lamongan Semakin Payah Dibanding Tuban, padahal Dahulu Setara

25 Oktober 2025
Tebakan Saya, yang Menyakiti Bernadya Adalah Orang Lamongan

Tebakan Saya, yang Menyakiti Bernadya Adalah Orang Lamongan

14 September 2024
Saya Orang Lamongan, dan Saya Tetap Makan Lele

Saya Orang Lamongan, dan Saya Tetap Makan Lele

4 Desember 2022
Pengalaman Mencoba Rute Baru Trans Jatim Gresik-Lamongan: Nyaman, tapi Perlu Banyak Perbaikan Mojok.co

Pengalaman Mencoba Rute Baru Trans Jatim Gresik-Lamongan: Nyaman, tapi Perlu Banyak Perbaikan

12 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.