Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Bukan TikTok Atau X, Platform Media Sosial Paling Toxic Adalah LinkedIn

Rully Novrianto oleh Rully Novrianto
7 Agustus 2024
A A
Bukan TikTok Atau X, Platform Media Sosial Paling Toxic Adalah LinkedIn

Bukan TikTok Atau X, Platform Media Sosial Paling Toxic Adalah LinkedIn (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Mungkin semua orang ngomongin betapa toxic-nya TikTok atau X. Tapi pernah nggak sih kalian berpikir kalau LinkedIn juga nggak kalah toxic? Serius, LinkedIn itu semacam versi korporat dari semua drama media sosial yang ada. Bedanya, yang main drama di sini biasanya pakai setelan jas dan dasi.

Drama korporat di feed LinkedIn

Jujur aja, saya senang banget kalau ada teman yang mendapat pekerjaan baru kemudian mengumumkannya di LinkedIn.

“I’m thrilled to announce that I’ve just started a new chapter in my career journey – I’ve joined the amazing team at [perusahaan] as [jabatan]”

Akan tetapi LinkedIn bukan cuma soal teman-teman, kan? Feed saya dan kalian pasti penuh sama orang-orang yang bahkan kita nggak kenal, tapi mereka posting hal-hal yang bikin kita berpikir, “Apaan sih ini?”

Misalnya, ada yang bikin cerita tentang bagaimana mereka “mengubah batu menjadi emas” dengan strategi marketing terbaru mereka. Padahal, yaelah, mungkin saja itu cuma cerita bohong biar terlihat keren.

Kisah inspiratif yang bikin males

Ngomong-ngomong soal cerita bohong, pernah nggak kalian baca postingan yang kayaknya terlalu indah untuk jadi kenyataan? Contohnya, ada orang yang cerita bagaimana dia memulai dari tukang parkir terus sekarang jadi CEO perusahaan besar. Hmmm… kalau itu beneran, salut! Tapi kalau itu cuma bumbu-bumbu supaya dapat engagement… duh, capek, deh!

Nilai dari konsumsi konten di LinkedIn

Sekarang mari kita ngomongin soal nilai dari konsumsi konten di LinkedIn. Serius, deh, saya sering banget merasa kayak nggak dapat apa-apa setelah scrolling di Linkedin. Apakah cuma saya saja yang merasa begitu, atau kalian juga? Contohnya gini:

“Just finished the course by …. ! Check it out: https://lnkd.in/gPAU #changemanagement #coaching #teamleadership.”

Baca Juga:

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Saya nggak peduli kamu sudah menyelesaikan kursus apa. Toh nggak ada untungnya buat saya.

Jadi menurut saya, kebanyakan konten di LinkedIn itu kayak makan popcorn, kelihatan banyak tapi nggak bener-bener bikin kenyang.

Apa yang sebenarnya kita dapat?

Jadi, pertanyaannya adalah: Apa sebenarnya yang kita dapat dari LinkedIn? Ya, kita bisa dapat jejaring baru, itu jelas. Kita juga bisa menaruh CV untuk dilihat oleh perekrut kerja.

Tapi apakah platform media sosial satu ini berguna? Apakah kita beneran jadi lebih produktif atau lebih sukses setelah menghabiskan waktu berjam-jam di platform media sosial ini?

Kadang-kadang saya merasa kayak LinkedIn itu cuma versi korporat dari Facebook, di mana orang-orang memamerkan pencapaian mereka yang kadang lebay.

Tips supaya LinkedIn jadi lebih berguna

Oke, daripada cuma ngeluh, mari kita coba bikin LinkedIn jadi lebih berguna.

Pertama, follow orang-orang yang memberikan konten berkualitas. Jangan asal connect sama siapa saja yang mengirim permintaan untuk saling terhubung.

Kedua, kurangi waktu scrolling dan lebih fokus pada interaksi yang benar-benar berarti.

Terakhir, jangan terlalu baper sama cerita sukses orang lain. Setiap orang punya perjalanan masing-masing, dan kita harus fokus sama perjalanan kita sendiri.

Jadi apakah LinkedIn platform media sosial paling toxic? Mungkin saja. Tapi itu semua balik lagi ke bagaimana kita menggunakannya. Kalau kita bisa lebih selektif dan nggak terlalu terpengaruh sama drama dan cerita bohong, mungkin LinkedIn bisa jadi tempat yang lebih menyenangkan. Atau mungkin saya cuma perlu istirahat sebentar dari semua media sosial ini. Siapa tahu?

Penulis: Rully Novrianto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA LinkedIn, Mengubur Pencari Kerja dengan Rasa Insecure.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2024 oleh

Tags: LinkedInMedia SosialtiktokTwitter
Rully Novrianto

Rully Novrianto

I'm just a Maserati in a world of Kia.

ArtikelTerkait

Google Maps: Aplikasi Rusak yang Makin Rusak Gara-gara Ulah Penggunanya yang Tolol tiktok

Unpopular Opinion: Ulasan di Google Maps Lebih Valid daripada TikTok untuk Rekomendasi Tempat Wisata

16 Agustus 2024
Pedagang Pasar Tanah Abang Bukannya Tidak Bisa Jualan Online, TikTok Shop yang Kelewat Batas Mojok.co

Pedagang Pasar Tanah Abang Bukannya Tidak Bisa Jualan Online, tapi TikTok Shop yang Memang Kelewat Batas

24 Oktober 2023
Cara Memilih Medsos buat Olshop yang Pengin Ngadain Giveaway giveaway menang cara tips Pengalaman Menang Giveaway dan Tips untuk Memenangkannya

Cara Memilih Medsos buat Olshop yang Pengin Ngadain Giveaway

3 Juni 2020
Nasi Minyak, Makanan Enak tapi Jahat Terminal Mojok

Nasi Minyak, Makanan Enak tapi Jahat

20 Januari 2023
Nonton Film kok di TikTok, Norak! terminal mojok (1)

Sebenarnya, Instansi Pemerintah Nggak Perlu Pakai TikTok, Nggak Cocok!

24 Oktober 2021
Auto Base

Auto Base dan Kecenderungan Bersembunyi di Balik Akun Anonim

24 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.