Wisatawan yang datang ke Jogja punya opsi oleh-oleh selain bakpia, yakni Lemper Bu Sri. Tenang aja, lemper ini nggak gampang basi, kok.
Kalau mendengar kata “oleh-oleh Jogja”, pikiran kita biasanya langsung meluncur ke bakpia. Dari bakpia Pathok, bakpia kukus, sampai bakpia kekinian rasa tiramisu, semuanya jadi ikon yang sudah terlalu sering diceritakan. Seperti ada aturan tak tertulis kalau ke Jogja tanpa membeli bakpia rasanya kurang afdal.
Akan tetapi diam-diam ada pendatang baru di dunia oleh-oleh Jogja, yaitu Lemper Bu Sri. Jajanan pasar sederhana yang biasanya muncul di nampan hajatan bareng pastel, nagasari, dkk., ini sekarang naik kelas jadi oleh-oleh modern. Rasanya gurih, lengket, bikin kenyang meski ukurannya kecil.
Masalahnya, lemper punya satu kelemahan klasik, yaitu nggak tahan lama. Baru sehari saja sudah basi. Jadi, meskipun enak, ia jarang kepikiran jadi oleh-oleh. Bayangkan, makanan yang dulu cuma nongkrong di piring tamu mantenan, kini bisa masuk freezer modern, awet berhari-hari, dan dikemas cantik.
Kalau bakpia udah terlalu sering jadi bahan ribut “enakan yang isi kacang ijo atau coklat?”, Lemper Bu Sri Jogja hadir dengan pertanyaan baru, “mau dimakan sekarang atau nanti setelah dihangatkan?” Itulah inovasi dari toko oleh-oleh kecil yang berada di Pelemgurih, Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu lemper frozen.
Naik kelas dari piring hajatan ke freezer modern
Lemper Bu Sri Jogja ini mulai dikenal sekitar 2020. Awalnya sederhana, cuma lemper isi ayam dengan resep tradisional. Tapi kemudian Toko Lemper Bu Sri menemukan cara agar lemper bisa awet lebih lama, yaitu dengan dibekukan. Lemper frozen inilah yang bikin brand ini cepat naik daun.
Bayangin, jajanan pasar yang biasanya kita temui di hajatan atau pasar tradisional, sekarang bisa jadi oleh-oleh Jogja yang bisa kita bawa ke luar kota, bahkan tahan berhari-hari. Dari “lemper suguhan hajatan” berubah jadi “lemper berkelas dengan kemasan modern”.
Kalau dulu lemper cuma bertahan beberapa jam, sekarang bisa disimpan di freezer dan dihangatkan lagi tanpa mengurangi rasa. Inovasi sederhana tapi jenius. Makanan enak itu nggak selalu harus “baru”, kadang tinggal dikemas ulang.
Lemper Bu Sri dari Jogja untuk Nusantara
Di Jogja sendiri, Lemper Bu Sri cepat populer. Tapi yang menarik, pemasarannya nggak berhenti di toko offline. Lemper Bu Sri juga masuk ke marketplace, pakai Instagram, bahkan TikTok. Endorse selebgram lokal, bikin konten unboxing, sampai iklan digital, semuanya digeber.
Hasilnya? Lemper Bu Sri nggak cuma terkenal di Jogja, tapi juga mulai merambah ke kota-kota lain. Bagi perantau yang kangen makanan kampung halaman bisa pesan online, lalu tinggal thawing saja di rumah. Jadi, bukan cuma bakpia yang bisa jadi obat rindu dan pilihan oleh-oleh khas Jogja, lemper juga bisa.
Beberapa media kuliner bahkan sudah menyebut Lemper Frozen Bu Sri sebagai salah satu oleh-oleh unik Jogja yang bisa jadi alternatif bakpia. Sejujurnya itu kabar baik yang mana Jogja butuh variasi. Masa oleh-oleh Jogja cuma muter di bakpia sama geplak melulu?
Antara nostalgia dan inovasi
Hal lain yang bikin Lemper Bu Sri Jogja menarik bukan cuma soal frozen-nya, tetapi juga nilai nostalgia yang dibawa. Banyak orang bilang, makan lemper itu mengingatkan mereka pada masa kecil, pada hajatan keluarga, atau pada ibunya yang sering bikin lemper isi ayam.
Nah, Lemper Bu Sri berhasil “menjual nostalgia” itu dalam bentuk yang lebih modern. Kemasan rapi, ada label, bisa masuk freezer, dan tetap praktis dimakan kapan saja. Jadi semacam jembatan antara generasi orang tua yang terbiasa bikin lemper manual, dan generasi anak muda yang lebih suka makanan praktis tapi tetap autentik.
Lemper vs bakpia, mana yang paling Jogja?
Kalau mau dibandingkan, posisi Lemper Bu Sri ini bisa jadi penantang serius bakpia Jogja. Bedanya, bakpia sudah terlalu mainstream. Orang Jogja aja kadang bosan kalau ditanya, “Oleh-oleh Jogja bakpia, kan?” Lemper bisa hadir sebagai opsi lain.
Bayangin aja kalau branding-nya makin kuat. Bisa jadi suatu saat, kalau orang mudik dari Jogja ditanya bawa apa, jawabannya bukan cuma bakpia, tapi juga lemper frozen. Dan saya yakin, kalau suatu saat ada cafe hipster di Jakarta jual “Frozen Lemper with Chicken Floss Filling” dengan harga 30 ribu per biji, orang bakal tetap beli. Di mana sekarang aja kopi sachet bisa naik kelas kalau dijual di kafe.
Lemper Bu Sri Jogja layak dibanggakan
Sebagai orang yang sering mendengar “oleh-oleh Jogja wajib bakpia”, saya merasa Lemper Bu Sri ini opsi alternatif lainnya saat memilih oleh-oleh khas Jogja. Ia membuktikan bahwa jajanan pasar juga bisa naik kelas, bisa jadi ikon, bahkan bisa mendobrak dominasi bakpia.
Lemper frozen ini bukan sekadar inovasi teknis, tapi juga cara baru merayakan identitas kuliner lokal. Jadi, kalau nanti ada yang tanya, “Jogja punya Malioboro, punya bakpia, lalu apa lagi?” Saya akan jawab, “Jogja juga punya Lemper Bu Sri. Dan percayalah, ini bukan sekadar lemper biasa. Ini lemper masa depan.”
Penulis: Akhmad Alhamdika Nafisarozaq
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Oleh-Oleh Jogja yang Sebaiknya Kalian Pikir Ulang sebelum Membelinya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















