Saya bukan penggemar para mi instan dengan embel-embel yang so-called “sehat”. Akan tetapi, setelah mencoba Lemonilo rasa Pedas Korea, ya so-so lah. Setidaknya, skeptisme saya pada mi instan yang satu ini agak berkurang lah, ya. Tentu saja saya nggak beli sendiri dong varian Lemonilo pedas ini, apalagi setelah secara general saya kasih review yang juga pedas pada artikel SuperMi Nutrimi beberapa waktu lalu.
Jadi, ceritanya, setelah berhari-hari nganggur di rak mi instan rumah mertua, ya saya makan dong Lemonilo Pedas Korea ini. Daripada nggak ada yang makan, sayang kalau sampai expired nanti. Saya memang masuk dalam golongan yang nggak suka buang makanan, pokoknya jangan sampai mubazir lah. Tipikal family man dong saya, “tempat sampah” makanan di malam hari, sebelum besoknya terlanjur basi.
Balik lagi ke Lemonilo, seperti varian-varian merek serupa yang sebelumnya, tetap dengan semburat hijau yang berasal dari saripati bayam. Meskipun setelah dilihat pada komposisinya, tentu saja komposisi bayamnya nggak akan sampai 1%, bahkan 0,1% aja nggak. Bedanya dengan tiga varian lainnya yang didominasi warna hijau, putih, dan kuning, kemasan Lemonilo Pedas Korea ini dibalut warna hitam dengan gambar api-api. Serem amat yak, kayak mau makan sambil dipanggang api neraka aja.
Selain itu, perbedaan lain yang cukup mencolok ada pada bumbu mi goreng yang bukannya bubuk, tapi langsung berupa pasta hitam berminyak merah orange dengan aroma pedas. Tekstur mi instannya masih sama dengan varian Lemonilo sebelumnya. Mi dengan diameter kira-kira 2 milimeter, bertekstur liat setelah direbus sesuai dengan cara penyajian yang ada pada kemasan.
Tekstur liat ini bikin satu dua mie terus-terusan menempel hingga akhir, kayak nggak mau dipisahkan. Dugaan saya sebagai anak tekpang, sifat tekstur ini tersebab kandungan mocaf yang ada pada setiap mi Lemonilo. Begini, modified cassava flour atau mocaf adalah tepung ubi yang diproduksi dengan cara fermentasi. Biasanya sih berbahan dasar ubi jalar atau ketela pohon, tapi nggak jarang juga ada mocaf dari ubi ungu yang termasuk dalam golongan ketela rambat.
Lain kali lah ya saya bahas lebih dalam soal mocaf, sekarang balik lagi ke rasa Lemonilo Pedas Korea. Jadi, tentu saja kita mesti adil ya, mi instan pedas ya harusnya dibandingkan dengan varian pedas dari merek lainnya. Nah, Lemonilo Pedas Korea ini nggak cukup bikin saya kepedesan sih, lha wong biasanya kalau pesan geprek minta cabe 15, kok.
Meskipun demikian, pedasnya Lemonilo ini cukup nikmat, lah, ya. Artinya, ada rasa lainnya, nggak pedes doang. Ada sedikit rasa manis dan asam yang cukup kuat. Rasa asam inilah yang bikin sensasi pedas mi goreng Lemonilo cukup lengkap. Lebih dari itu, bumbunya juga nggak pelit kayak varian sebelumnya. Jumlah pasta bumbunya cukup untuk menyelimuti seluruh permukaan mi sebanyak 85 gram ini.
Tentu saja, seperti ulasan mi instan saya sebelumnya, selalu ada kekurangan di balik kelebihan dong. Nggak ada rasa mi instan yang sempurna pokoknya. Kurangnya Lemonilo Pedas Korea ini adalah ketiadaan kriuk-kriuk bawang atau bahan pelengkap yang mi goreng yang selalu ada pada kemasan merek lainnya. Entah bawang goreng, kerupuk rasa, atau sayuran kering, nggak ada blas!
Ya nggak apa-apa lah, anggap saja varian Lemonilo Pedas Korea ini sebagai penebusan dosa tiga rasa yang diperkenalkan sebelumnya. Rasa yang terlalu mudah hilang dalam lidah dan ingatan. Toh, saya dapat Lemonilo Pedas Korea ini karena gratis semata. Kalau kalian mau beli, ya segitu-gitu aja lah harganya. Bagaimana? Jadi tertarik atau malah sama sekali nggak mau ngelirik?
Sumber Gambar: YouTube Rachmat dan Kiki
BACA JUGA Indomie Soto Banjar Limau Kuit, Juara Umumnya Mi Instan dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.