Jasa laundry self service di Jogja kini begitu mudah ditemukan. Para pemilik laundry self service paham betul kalau Jogja adalah pasar yang legit. Melansir kumparan, jasa laundry self service Jogja tidak hanya menyasar warga dan mahasiswa, bisnis ini juga menargetkan wisatawan.
Saya yang sudah lama penasaran akhirnya menjajal sendiri menggunakan laundry self service. Pilihan saya jatuh pada jasa laundry dekat kampus UNY. Setelah menggunakan jasa itu sendiri, saya merasakan kalau laundry self services memang punya beberapa keunggulan yakni lebih cepat kering dan murah (asal tahu siasatnya).
Selain keunggulan itu, menurut saya, laundry self services juga punya beberapa kekurangan yang membuat orang-orang seperti di bawah ini tidak cocok untuk menggunakan jasa cuci pakaian ini.
Daftar Isi
#1 Jangan coba-coba laundry self service kalau tidak punya waktu
Berdasar pengalaman, setidaknya seseorang perlu meluangkan waktu selama 60 menit untuk mencuci pakaian di laundry self service. Itu minimal ya. Sebab kalau mesin cuci sedang penuh atau meja tempat melipat pakaian sedang antri, kalian perlu meluangkan waktu lebih lama dari 60 menit. Itu mengapa, kalau kalian tidak punya banyak waktu, lebih baik jangan menggunakan jasa ini.
Akan tetapi, sekali lagi, ini berdasar pengalaman saya di salah satu tempat cuci ya. Kebetulan fasilitas yang tersedia di tempat tersebut memang kurang, apalagi ruang tunggunya. Jadi pelanggan memang perlu antre cukup lama kalau sedang ramai-ramainya.
#2 Tidak cocok untuk orang yang nggak pandai menghabiskan waktu
Menunggu jadi bagian yang tidak terpisahkan ketika memilih jasa laundry self service. Pelanggan harus selalu siap sedia di ruang tunggu menunggu cuciannya selesai diproses. Apakah tidak bisa ditinggal? Beberapa jasa laundry memang menyediakan layanan yang membantu memindahkan dari mesin cuci ke mesin pengering. Namun, layanan ini menambah biaya dan tidak semua laundry menyediakannya. Lagian, menggunakan jasa tersebut seperti mengkhianati kata “self service” dalam jasa ini.
Itu mengapa, mereka yang menggunakan jasa ini harus bersiap untuk menunggu. Kalian bisa membawa buku bacaan, menonton YouTube, atau apa saja yang membuat waktu 60 menit tidak terasa. Walau sekarang ini ada banyak pilihan cara menghabiskan waktu, tapi tidak semua orang bisa melakukannya. Apalagi kalau ruang tunggu tempat cucinya kurang nyaman seperti yang laundry self service yang saya kunjungi. Masak mesin yang beroperasi 10 unit, tapi ruang tunggunya hanya cukup untuk 7 orang. Dengan kata lain, sempit dan nggak nyaman.
#3 Tidak cocok untuk orang yang suka menjaga privasi
Laundry self service biasanya ada meja panjang yang berfungsi melipat pakaian yang sudah kering. Nah, kebanyakan desain meja ini memanjang begitu saja tanpa sekat. Dengan kata lain, pakaian yang kalian cuci bisa juga dilihat oleh orang lain yang sedang melipat.
Sementara, tidak semua orang nyaman kalau pakaiannya dilihat orang lain. Apalagi kalau pakaian sudah buruk rupa seperti berlubang atau melar di bagian kerah dan lengannya. Akui saja, ada kalanya kita tetap menyimpan pakaian yang tidak layak itu karena nyaman kan?
#4 Tidak cocok untuk kaum mendang-mending
Metode pembayaran laundry self service beragam. Berdasar pengalaman, pembayaran menggunakan metode top up kartu yang paling menyebalkan karena merugikan. Biasanya, nilai top up yang tersedia tidak sesuai dengan pembayaran sehingga meninggalkan selisih atau sisa di kartu.
Memang, sistem top up ini memudahkan pelanggan dan pengelola laundry. Namun, beberapa orang mungkin merasa sayang kalau ada sisa saldo cukup besar dalam kartu. Apalagi mahasiswa, sisa Rp5.000 dalam bentuk saldo bisa untuk tambah-tambah beli lauk.
#5 Laundry self service tidak untuk orang mager
Orang-orang yang mager jelas tidak cocok menggunakan jasa yang satu ini. Proses mencuci di laundry self service cukup panjang. Bayangkan saja, kalian harus membawa sendiri pakaian kotor ke tempat laundry. Memasukkannya ke dalam mesin cuci dan menunggunya hingga bersih. Setelah itu masih harus memindahkan ke mesin pengering dan menunggunya lagi. Belum melipat pakaian dan memasukan ke dalam tas untuk dibawa pulang. Banyak betul yang harus dikerjakan.
Sementara di luar sana, banyak sekali jasa laundry di mana pelanggan tidak perlu repot-repot menunggu. Memang, prosesnya memakan waktu berhari-hari, tapi kalian nggak perlu memasukkannya dalam mesin dan melipatnya. Bahkan, tidak sedikit yang mulai menyediakan jasa antar jemput pakaian. Bukankah sangat nyaman?
Dan saya rasa, untuk jasa laundry kiloan yang terakhir itu, yang lebih cocok untuk saya.
Penulis: Nabial Chiekal Gibran
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Sisi Gelap Usaha Laundry yang Nggak Banyak Disadari Pelanggan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.