Masyarakat ramah dan budaya toleransi yang kental
Salah satu ciri khas Lasem Rembang yang jarang dimiliki kota lain adalah kehidupan sosialnya yang harmonis. Di Lasem, masyarakat Tionghoa dan Jawa hidup berdampingan sejak ratusan tahun lalu. Klenteng dan masjid bisa berdiri berdampingan, dan saling menghormati. Santri dari pesantren bisa berteman akrab dengan pemilik toko obat tradisional Tionghoa. Bahkan ada cerita yang menyebutkan orang Tionghoa mengundang masyarakat sekitar untuk melaksanakan tahlil atau syukuran di rumahnya.
Lasem dan impian masa tua yang damai
Lasem bukan hanya kota kecil yang sederhana, tetapi tempat yang kaya akan makna. Ia menawarkan kombinasi sempurna untuk hidup di masa tua, lingkungan yang asri, fasilitas umum yang memadai, makanan yang terjangkau, dan masyarakat yang ramah serta toleran.
Bagi siapa saja yang mulai berpikir untuk menghabiskan masa tua dengan tenang, menjauh dari hiruk-pikuk kota besar, Lasem Rembang layak diperhitungkan. Ini bukan hanya soal tempat tinggal, tetapi tempat di mana kalian bisa benar-benar hidup, menikmati hari-hari dengan tenang. Karena pada akhirnya, masa tua bukan soal menjadi tua, tapi soal bagaimana kita hidup dengan bahagia dan bermakna, dan Lasem, punya semua itu.
Penulis: Mochamad Firman Kaisa
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Rembang Punya Wisata Alam yang Menawan, Sayang Kotanya Tidak Berkembang
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















