Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Larangan Membawa Hape ke Sekolah, Masihkah Relevan?

Bintang Ramadhana Andyanto oleh Bintang Ramadhana Andyanto
21 Juli 2022
A A
Larangan Membawa Hape ke Sekolah, Masihkah Relevan?

Larangan Membawa Hape ke Sekolah, Masihkah Relevan? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Larangan membawa hape ke sekolah mulai tidak relevan untuk diterapkan

Katakanlah 10-15 tahun yang lalu, smartphone belum jadi kebutuhan utama. Sekunder pun belum. Barang ini masih jadi barang mewah yang, jika tak terlalu mendesak, masih tak perlu dibeli. Kini, berbeda. Kecepatan dunia yang tak terkejar bikin hape jadi barang yang harus dimiliki, tak peduli status sosialmu, tak peduli siapa dirimu. Anak sekolah pun, kini, menurut saya, wajib punya hape.

Kenapa wajib? Sederhana: memudahkan. Kegiatan belajar jadi jauh lebih mudah karena hape. Ada hal yang belum diketahui? Buka hape, ketik di peramban, ketemu jawabannya. Dan masih banyak lagi caranya. Apakah ini buruk karena mengenalkan jalan pintas kepada siswa? Tidak juga. Teknologi ada untuk memudahkan, dan memang itu tujuan teknologi dikembangkan, bukan? Ayolah, guru pun dimudahkan karena hal-hal ini juga.

Masalahnya adalah, masih banyak yang memilih untuk tidak beradaptasi dengan kenyataan tersebut. Yang saya maksud adalah masih banyak sekolah yang menerapkan larangan membawa hape ke sekolah.

Saya tak tahu bagaimana situasinya di kota lain, tetapi di Palembang, begitulah yang terjadi. Berdasarkan hasil “penyelidikan” singkat saya, ada beberapa alasan para guru menetapkan regulasi tersebut. Salah satunya adalah ketakutan mereka bahwa penggunaan HP di lingkungan sekolah akan membuat anak menjadi kurang fokus ketika tengah menyerap pelajaran di kelas. Selain itu, bisa saja anak akan menjadi kecanduan dan tak bisa lepas dari ponsel pintar mereka barang sejenak.

Namun, seperti yang saya katakan sebelumnya, ponsel sesungguhnya juga dapat memberikan banyak manfaat terhadap para pelajar. Lantas, masihkah larangan membawa hape ke sekolah relevan untuk dipraktikkan?

Saya selalu percaya bahwa apa pun yang dilakukan secara berlebihan itu tidak bagus, termasuk dalam menggunakan HP. Saya paham dengan maksud dari beberapa alasan yang telah dikemukakan sebelumnya. Ketika seseorang sedang menggunakan ponsel, biasanya mereka akan sampai lupa waktu dan tak menyadari bahwa mereka telah “menjauh” dari dunia nyata selama beberapa saat. Hal ini tentu memang dapat berdampak pada tingkat konsentrasi anak di lingkungan belajar. Mereka akan terdistraksi, jadi ansos, yada yada.

Tapi, itu terlalu klise.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Di sinilah pentingnya peranan seorang guru. Tidak hanya harus bisa memberikan ilmu-ilmu akademis kepada murid didikannya, tetapi juga mengenai kebijaksanaan dalam melakukan sesuatu. Dengan bimbingan yang baik dari guru-gurunya, para pelajar pasti akan dapat memaksimalkan eksistensi ponsel pintar mereka dengan tujuan yang positif. Meski, ini tak hanya jadi tugas guru, namun juga sekolah secara general.

Pun yang menyalahgunakan hape, saya pikir, tak jadi mayoritas. Bisa jadi dalam jumlah yang amat kecil. Larangan membawa hape, jika didasari oleh perilaku sejumlah kecil siswa tersebut, kok kurang bijak ya.

Lagian banyak ilmu yang bisa diakses dari smartphone. Gadget membuka banyak sekali kemungkinan positif dan ilmu yang bisa digali, kenapa harus dilarang?

Selain itu, pihak sekolah sebaiknya memikirkan pula dampak-dampak lainnya di luar urusan akademis yang mungkin sering dianggap remeh. Seperti misalnya jika sang anak perlu untuk berkomunikasi dengan orang tuanya di waktu sekolah. Bayangkan suatu kondisi di mana seorang anak tiba-tiba merasa demam sehingga harus pulang lebih awal dan kebetulan, anak itu tidak membawa kendaraan pribadi ke sekolah. Jika saja ia diizinkan untuk membawa ponsel, yang perlu ia lakukan hanyalah menghubungi ayah atau ibunya dan meminta mereka untuk menjemputnya dari sekolah.

Namun, karena mereka tidak diperbolehkan membawa alat komunikasi, maka hal tersebut tentu jadi sulit dilakukan. Pada akhirnya, sang anak jadi terpaksa untuk tetap pulang sendiri dalam kondisi badan yang sedang tidak fit, yang mana hal itu tentu cukup mengkhawatirkan.

Atau, solusi lainnya yang dapat diambil adalah kesediaan dari para pengajar untuk mengantarkan sang anak pulang ke rumahnya. Boleh-boleh saja, sih, kalau begitu, tetapi tentu hal ini jadi akan merepotkan kedua belah pihak, bukan? Itulah mengapa, dalam kasus-kasus semacam ini, kehadiran ponsel sangatlah diperlukan.

Lha remuk kalau bikin larangan membawa hape, tapi nggak mau repot juga kalau siswanya butuh apa-apa.

Jadi, bagaimakah solusi terbaiknya? Menurut saya pribadi, sebaiknya larangan untuk membawa hape ke sekolah dicabut saja. Namun, tentu ada syarat yang harus ditaati, misalnya ponsel hanya boleh digunakan di jam mata pelajaran tertentu yang memang memerlukan bantuan internet dan teknologi, serta ketika bel pulang sekolah telah dibunyikan.

Dengan begitu, andai saja ada “kejadian” mendadak seperti pulang sekolah yang lebih cepat karena para guru ingin mengadakan rapat, para murid yang dijemput oleh orang tuanya bisa segera menghubungi mereka dan menghindari terjadinya miskomunikasi dengan para orang tua didik. Selain itu, perlu dibuat pula sanksi tegas bagi mereka yang melanggar. Pelanggarannya seperti apa, ya sekolah yang menentukan. Mosok aku, aku terooos.

Menurut saya, larangan membawa hape ke sekolah tak lagi relevan. Potensi penyalahgunaan selalu ada. Tapi, kalau mengeliminasi potensi dengan memberangusnya, rasanya kok nggak bijak. Ingat, sekolah itu ada untuk mengajari siswa bertindak logis dan berpikiran bijaksana. Kalau peraturannya jauh dari logis dan bijaksana, lalu apa yang mau diajarkan?

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Kisah Penyelamatan Diri dari Razia di Sekolah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Juli 2022 oleh

Tags: aturandistraksihapelaranganSekolah
Bintang Ramadhana Andyanto

Bintang Ramadhana Andyanto

Anak negeri. Tukang ngopi. Pakar senjalogi.

ArtikelTerkait

Selain Mamak Racing, Pengendara Sepeda Listrik Wajib untuk Diwaspadai

Selain Mamak Racing, Pengendara Sepeda Listrik Wajib untuk Diwaspadai

17 November 2023
yang menang lomba siswa, yang dapet piala sekolah

Siswa yang Menang Lomba, Sekolah yang Dapat Piala

21 Oktober 2021
Saya Akui, Saya Masuk Jurusan IPS demi Terlihat Edgy terminal mojok.co

Akademi Shinobi, SMA Karasuno, dan UA: Sekolah Mana yang Cocok buat Anak Anda?

23 November 2020
Nggak Ganti Hape dengan Alasan Hemat Itu Konyol mojok

Nggak Ganti Hape dengan Alasan Hemat Itu Konyol

2 November 2020
5 Cara Pengurus Pesantren Membangunkan Santri (Visual Karsa, unspalsh.com) dukuh babakan

5 Cara Pengurus Pesantren Membangunkan Santri Menjelang Salat Subuh

5 Juni 2022
Fenomena Sekolah Kekurangan Murid, Apa yang Salah dari Sistem Pendidikan Kita Terminal Mojok

Fenomena Sekolah Kekurangan Murid, Apa yang Salah dari Sistem Pendidikan Kita?

30 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.