Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Lampung Bukan Tempat Merantau untuk Orang Lemah

Ahmad Sulton Ghozali oleh Ahmad Sulton Ghozali
11 Januari 2025
A A
Lampung Bukan Tempat Merantau untuk Orang Lemah

Lampung Bukan Tempat Merantau untuk Orang Lemah (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Biasanya, masyarakat yang berasal Lampung merantau ke Jawa untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Karakter masyarakat Lampung yang keras dan tahan banting di perantauan sudah terbentuk sejak dini di lingkungan asal mereka. Kondisi wilayah yang penuh kerusakan dan rentan kejahatan menjadi tantangan tersendiri yang menguatkan masyarakat Lampung.

Ini pula yang saya rasakan ketika merantau ke Lampung. Beberapa culture shock ketika menginjakkan kaki di sini tentu membuat saya harus bisa beradaptasi dengan Lampung. Daerah ini memang bukan untuk ditinggali orang lemah.

Di Lampung jarang ada ATM, termasuk ATM tarik tunai tanpa kartu

Sepertinya Pulau Jawa sudah dimanjakan dengan fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM) yang modern. Bahkan, ATM yang menawarkan fitur tarik tunai tanpa kartu pun semakin mudah ditemukan. Hal yang berbeda justru ditemukan di Lampung.

Mungkin masih mudah menemukan ATM di daerah Bandar Lampung, wilayah perkotaan, dan pusat peradaban di wilayah Lampung. Namun, ATM sudah mulai jarang ditemukan ketika masuk ke kabupaten. Kondisi ini justru dimanfaatkan sebagai peluang bisnis oleh masyarakat dengan membuka gerai mini ATM atau agen BRILink dengan layanan tarik tunai, transfer, hingga pembayaran listrik-pulsa seperti ATM pada umumnya. Meskipun harga layanannya terkadang membuat garuk-garuk kepala, setidaknya gerai mini ATM ini bisa menjadi opsi ketika membutuhkan uang tunai.

Masih jarang toko yang menggunakan QRIS

Masih berkaitan dengan uang tunai, sebagian besar transaksi di Lampung hanya mengandalkan uang tunai. Hal ini berbeda dengan proses transaksi UMKM di Pulau Jawa yang mulai menggunakan QRIS karena lebih efisien. Oleh karena itu, jangan kaget jika tidak ada pilihan pembayaran dengan QRIS ketika berbelanja di toko atau gerai di sini.

Dalam beberapa kesempatan, penjual juga bahkan menolak pembayaran dengan transfer karena dicurigai sebagai penipuan. Hal ini dirasa wajar mengingat angka kriminalitas di Lampung masih cukup tinggi. Sebaiknya, periksa lebih dahulu dengan menanyakan penjual jika bisa membayar dengan QRIS atau transfer ketika hendak berbelanja di sini.

Parkir motor harus kunci ganda dan kunci roda

Ketika pertama kali membawa kendaraan di Lampung, pesan pertama yang disampaikan kepada saya adalah jangan lupa kunci ganda atau kunci stang motor. Mendengar pesan ini, saya teringat bagaimana Lampung terkenal dengan pencurian sepeda motor dan begalnya. Saking seringnya kasus pencurian motor di sana, pesan seperti itu hampir selalu saya terima dari teman dan sanak saudara ketika pertama kali bertemu di Lampung.

Tentu hal ini berpengaruh secara psikis. Saya menjadi waswas ketika memarkirkan motor di tempat umum, bahkan ketika sudah mengunci ganda dan parkir di tempat yang sudah ada palangnya. Ketika lupa tidak mengunci ganda motornya, keringat dingin langsung membanjiri sekujur tubuh. Di rumah pun, parkir motor dirasa belum aman ketika berada di teras rumah dan sudah dikelilingi pagar, tetapi harus dimasukkan ke dalam bangunan rumah.

Baca Juga:

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Kondisi jalan bobrok di Lampung serupa jalur off-road

Kondisi jalan di Lampung sudah dikenal memacu adrenalin saking bobroknya, bahkan di daerah yang dekat dengan pusat pemerintahan. Rasanya tidak hanya motor yang terguncang ketika terkena lubang jalan atau tambalan yang tidak rata, tetapi pengendaranya ikut merasa syok.

Saking rusaknya jalanan di sini, kadar angin di ban kendaraan perlu dikurangi untuk mengurangi efek kejut setiap melintasinya. Memang, shockbreaker dan kaki-kaki kendaraan tidak cukup untuk meredam guncangan ketika melintasi jalanan di Lampung yang berlubang.

Minim penerangan jalan yang memadai

Kondisi jalan di Lampung yang rusak akan semakin memacu adrenalin saat malam tiba. Sebab, penerangan di jalan pun belum memadai. Sebagian besar jalur di sini belum dilengkapi dengan lampu jalan, apalagi rambu-rambu lalu lintas.

Pengendara terpaksa hanya mengandalkan lampu depan motornya untuk menerangi jalan. Situasi ini tidak hanya semakin membahayakan pengendara, tetapi juga menguntungkan bagi kawanan begal untuk melancarkan aksinya di balik gelapnya jalan. Itulahnya sebabnya Lampung menjadi sangat sepi menjelang malam hari karena masyarakat enggan keluar di jalan yang gelap jika tidak karena terpaksa.

Beberapa hal di atas masih sedikit dari culture shock yang saya alami selama berada di Lampung. Baik dan buruknya, Lampung akan selalu berkesan. Namun, masih banyak hal yang perlu diperbaiki daerah ini, seperti infrastruktur hingga tingkat kejahatan yang masih tinggi. Toh, pada akhirnya, masyarakat juga yang semakin sejahtera dengan Lampung yang aman dan nyaman.

Penulis: Ahmad Sulton Ghozali
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Bandar Negara: Calon Kabupaten Baru di Lampung yang Menimbulkan Tanda Tanya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Januari 2025 oleh

Tags: culture shocklampungmerantauperantauanrantau
Ahmad Sulton Ghozali

Ahmad Sulton Ghozali

Lahir di Trenggalek, sedang singgah di Depok. Sedang belajar pula perihal bahasa dan sastra Indonesia. Kunjungi hasil tulisannya yang lain di bit.ly/angindanraga.

ArtikelTerkait

Papeda Gulung, Culture Shock Pertama Saya di Dunia Kuliner

Papeda Gulung, Culture Shock Pertama Saya di Dunia Kuliner

31 Mei 2023
5 Hal yang Bikin Saya Menderita ketika Pindah dari Jogja ke Semarang

5 Hal yang Bikin Saya Menderita ketika Pindah dari Jogja ke Semarang

6 Oktober 2023
Culture Shock Orang Pati yang Minum Es Gempol Pleret di Solo

Culture Shock Orang Pati yang Minum Es Gempol Pleret di Solo

27 Mei 2023
Rawon Warteg, Culture Shock Terbesar Saya di Dunia Kuliner

Rawon Warteg, Culture Shock Terbesar Saya di Dunia Kuliner

26 Mei 2023
Daripada Bikin Malioboro, Ada Baiknya Magelang Fokus Wisata Seribu Candi Saja

Seni Mengenal Magelang untuk Pemula agar Tak Merasakan Culture Shock

6 Maret 2023
5 Hal yang Bikin Saya Betah Jadi Anak Rantau di Malang, Mahasiswa Pasti Relate Mojok.co

5 Hal yang Bikin Saya Betah Jadi Anak Rantau di Malang, Mahasiswa Pasti Relate 

25 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.