Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Lamongan, Sampai Kapan Meromantisasi Soto dan Pecel Lele?

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
15 Maret 2023
A A
Sego Boran, Kuliner Legendaris yang Cuma Ada di Lamongan

Sego Boran, Kuliner Legendaris yang Cuma Ada di Lamongan (Joko Utomo via Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jujur, kegelisahan saya soal Lamongan sudah sangat lama. Tapi saya selalu ragu untuk menulisnya. Faktor keamanan jadi pertimbangan, juga ragu apakah tulisan ini punya dampak. Tapi, yah, kalo nggak dicoba, kita nggak akan pernah tahu kan?

Yaps, kegelisahan saya terkait romantisasi, yang saya kira tiap kota sudah melakukannya dengan versinya masing-masing. Mulai dari Jogja, Bandung, Malang, bahkan Solo. Sebagai warga asli Lamongan, saya merasa perlu untuk memberi komentar atas pola romantisasi di kota saya ini. Eh, kabupaten ding.

Soto dan pecel lele is so last year

Pertama, saya ingin mengatakan kalau soto dan pecel lele ini sudah pol-polan untuk digunakan sebagai strategi romantisasi kabupaten satu ini. Pecel lele memang kebanggaan, hanya saja untuk sampai di taraf romantis, saya kira belum bisa semakmur angkringan Jogja. Apalagi soto lamongan, jelas nggak masuk. Sebab kurang khas. Di mana-mana ada, cuy.

Akan lebih baik menggunakan sego boran saja yang memang hanya ada di Lamongan. Ini akan lebih menarik wisatawan untuk mampir dan mencoba, sebab di kota lain hampir nggak ada. Bahkan bisa dibilang nggak ada sama sekali.

Oh, iya, branding wingko babat juga perlu lho diupayakan, sebab wingko ini malah dikenal sebagai oleh-oleh khas Semarang. Akan tetapi, kita kayak B aja, gitu, nggak ada upaya “perlawanan” sama sekali. Ya Allah.

Lamongan Megilan

Selain itu, dalam urusan branding, satu hal yang tidak kalah penting adalah tagline. Bagi yang belum tahu, tagline kami adalah Lamongan Megilan. Dan kalau kita browsing, alasan dipilih kata “Megilan” adalah sebab kata ini merupakan dialek khas Lamongan yang tersebar di berbagai daerah sampai pelosok.

Terlepas dari kebenaran argumen tersebut, tapi banyak teman saya di Lamongan yang baru ngeh dengan diksi megilan. Poin dari tagline yang baik ini bukan sekadar khas, tapi juga enak dilafalkan, didengar, dan diingat sebaik-baiknya.

Dengan segala hormat, kata “megilan” ini terdengar lucu (dalam konotasi negatif). Baik bagi orang Lamongan, maupun luar Lamongan.

Baca Juga:

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

3 Hal Soal Lamongan yang Jarang Dibahas Banyak Orang

Ini bukan anggapan pribadi. Sudah lama saya mengamati ekspresi orang-orang yang mendengar kata satu ini. Dan belum pernah sekali pun saya melihat ada yang kagum saat pertama kali mendengar tagline satu ini. Bahkan kebanyakan menganggap diksi satu ini asing, lucu, dan seakan mbatin, “hah, opo kui”.

Coba kita tengok kota lain. Jogja Istimewa, misalnya. Terdengar simple, baik bagi orang asli sana maupun luar. Oke, kalau Jogja terkesan terlalu “tinggi”, mari bandingkan dengan kabupaten sekitarnya.

Gunungkidul Handayani, Sleman Sembodo, Bantul Projotamansari. Meski kita tidak paham artinya, tapi kata tersebut masih nyaman aja untuk diucapkan. Atau coba liat sesama Jawa Timur. Ada Jombang Beriman, Tuban Bumi Wali, dan Kediri Lagi.

Kalau dibuat begitu, jadi terkesan simpel, mudah dipahami dan menyenangkan dibaca. Tagline ini memang hal yang sederhana, tapi penting juga lho.

Titik Nol Lamongan, apalagi ini?

Oh, iya,  Kalau boleh berpesan, dengan segala hormat, tolong, hentikan upaya branding asal-asalan. Misal, pembuatan titik nol km Lamongan.

Bagi yang belum tahu, titik nol yang saya maksud adalah semacam bangunan mini yang menjadi penanda lokasi nol derajat di lamongan. Saya tidak paham ini usulan siapa. Saya hanya membayangkan, dalam rapat tersebut, apa tidak ada satu orang saja yang mengatakan kalau proyek ini tidak perlu dilakukan? Sebab, memangnya apa urgensinya dibuat seperti itu? Apalagi dengan bentuk bangunan mungil seperti itu.

Mengutip ucapan Pak Bupati Lamongan, dalam Jawa Pos Radar Bojonegoro, “Titik 0 Km sangat penting, menjadi ikon, sebagai penanda bahwa orang tersebut sudah sampai, atau pernah singgah ke Lamongan.” Nah, ini. Mohon maaf, bukankah penanda sudah sampai di Lamongan itu tugu perbatasan ya, Pak? Mohon maaf, lho.

Lebih lanjut, blio mengatakan, “Saya berharap ikon ini nanti digunakan sebagai salah satu tempat favorit warga Lamongan maupun dari luar, dalam mengabadikan momen fotonya”.

Hmmm. Pak, maaf, tapi apa-apa yang dipaksakan itu tidak pernah baik. Sebab, bangunan mungil tersebut tidak tampak menarik untuk dijadikan foto. Coba diamati saja, apakah objek tersebut ramai dijadikan foto hari ini? Sepi-sepi aja bukan? Mohon maaf lho. Tapi, bangunan tersebut hampir setara dengan objek tulisan “love” di sebuah tempat wisata. Bagi anak muda sangat tidak menarik. Nggak tau sih kalau bagi orang lanjut usia, whehehe.

Yaps, untuk urusan konsep branding, sepertinya bapak perlu meremajakan tim yang ada. Apalagi salah satu program njenengan adalah City Branding Lamongan Megilan. Yah, semoga saja sukses, ya, Pak.

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sudah Saatnya Soto dan Pecel Lele Lamongan Gantian Memberi Panggung untuk Nasi Boran

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Maret 2023 oleh

Tags: lamonganpecel leleromantisasisego boransototitik nol lamongan
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Seorang tenaga pendidik lulusan UIN Malang dan UIN Jogja. Saat ini tinggal di Lamongan. Mulai suka menulis sejak pandemi, dan entah kenapa lebih mudah menghapal kondisi suatu jalan ketimbang rute perjalanan.

ArtikelTerkait

Soto Pak Sabar Montongsari Weleri: Rasa Sotonya Tawar, Rasa Tehnya Ambyar Mojok.co

Soto Pak Sabar Montongsari Weleri: Rasa Sotonya Tawar, Rasa Tehnya Ambyar

6 Mei 2024
Sudah Saatnya Pusat Kabupaten Lamongan Dipindah, dan Babat Adalah Opsi Paling Masuk Akal

Sudah Saatnya Pusat Kabupaten Lamongan Dipindah, dan Babat Adalah Opsi Paling Masuk Akal

3 November 2025
Nelayan, Profesi Paling Makmur di Lamongan, Awak Kapal Gajinya Minimal 3 Juta!

Nelayan, Profesi Paling Makmur di Lamongan, Awak Kapal Gajinya Minimal 3 Juta!

21 Agustus 2023
Tahu Campur, Kuliner Nikmat Asal Lamongan yang Kalah Tenar dari Soto Terminal Mojok

Tahu Campur, Kuliner Nikmat Asal Lamongan yang Kalah Tenar dari Soto

15 Oktober 2022
Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

4 Hal Tidak Menyenangkan Jadi Warga Kabupaten Lamongan

11 Maret 2022
Lele Terbang Krispi Varian Menu Terbaik dari Warung Pecel Lele Terminal Mojok

Lele Terbang Krispi: Alternatif Menu Terbaik dari Warung Pecel Lele

7 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.