Lagu Underrated Dewa 19, Cocok untuk Bahan Renungan

Lagu Underrated Dewa 19, Cocok untuk Bahan Renungan

Lagu Underrated Dewa 19, Cocok untuk Bahan Renungan (Unsplash.com)

Puluhan konser telah digelar. Ribuan tiket konser sudah ludes terjual. Label “legend” makin disematkan. Buka matamu, kawan, Dewa 19 bukan sebatas “Separuh Nafas”, “Pupus”, atau “Kangen”.

Jujur saja, saya menyayangkan wawasan orang-orang yang sekadar mendengarkan Dewa 19 melalui video kompilasi lagu terbaik di YouTube. Padahal, band ini menyediakan bahan renungan yang cukup untuk menemani malam-malam yang suntuk.

Orang boleh menyetel lagu beragam lagu folk yang sering dicap beraliran indie itu. Tapi, saya justru lebih doyan melewatkan sepertiga malam dengan nuansa yang lebih pop rock garapan Dewa 19. Masalahnya, liriknya juga nggak kurang nge-folk, kok.

Sang pentolan, Ahmad Dhani, memang nggak bisa ditebak soal lagu mana yang menurutnya paling apik. Di berbagai kesempatan, ia beberapa kali menyebut lagu paripurna versinya. Namun, tentu saja berubah-ubah.

Sebagai penikmat grup musik asal Surabaya ini, saya berupaya untuk mengutarakan versi sendiri. Sebetulnya, awalnya saya cukup pusing juga ketika memilah hits-hits yang ada. Meski ngeri dihujat oleh si-paling-baladewa, saya tetap lakukan juga. Setidaknya ada tiga lagu Dewa 19 yang paling underrated sejauh ini—atau mungkin sepanjang masa—jika diukur dari beberapa aspek. Di sini saya memberi penilaian dari segi progresi akor, aransemen, dan tentu saja lirik.

Untuk melanjutkan perdebatan soal daftar lagu Dewa 19 di Terminal Mojok, saya menawarkan alternatif yang dijamin nggak mengecewakan. Sebelum memulai, pastikan jaringan internet Anda stabil.

#1 Air Mata

Menangislah bila harus menangis
Karena kita semua manusia
Manusia bisa terluka
Manusia pasti menangis
Dan manusia pun bisa mengambil hikmah

Lagu ini, menurut saya, cukup bagus sebagai pembuka. Sangat jarang dibawakan saat konser, hits yang masuk di dalam album Cintailah Cinta ini bukan berarti minim kualitas dan ketinggalan zaman.

Dari segi aransemen, lagu ini mengalun di awal sampai bagian chorus yang bernada tinggi ala sang mantan vokalis, Once Mekel. Berdasarkan lirik, “Air Mata” seakan mengajak kita untuk menjadi manusia dengan menangis dan meluapkan segenap penyeselan.

Bagi yang sedang merasa telah mengecewakan orang tua, pasangan, atau atasan, rasa-rasanya lagu ini cocok untuk dinyanyikan keras-keras. Jangan lupa menangis karena nggak ada salahnya, bukan?

Baca halaman selanjutnya

Kaulah persembahan dari surga…

#2 Persembahan dari Surga

Kaulah persembahan dari surga
Berilah aku setitik kuasanya
‘Tuk meraih kemenangan
Bagi yang berhak
Yang selalu dilindas-lindas
Tirani yang membawa nama-Nya

Bahwasanya mereka berkuasa
Di atas tangis dan sebuah kekalahan
Tapi Dia yang maha berkuasa

Dalam lagu ini, suara Ari Lasso atau Mas Alas masih lumayan kental. Diawali dengan gebukan drum Tyo Nugros yang serbacepat di intro, lagu beranjak ke suara Dhani yang memulai verse dengan kalimat, “Hai, Jibril, perkenankan aku.”

Sebagai “lagu perpisahan” di album The Best of Dewa 19, Ari Lasso tak ingin menyia-nyiakan harga vokalnya di bagian reff. Bagian paling artistik justru muncul di interlude, di mana permainan piano Dhani dan gitar Andra Ramadhan melebur jadi satu.

Kalau Anda tengah kesal dengan penguasa yang menganggap dia paling berkuasa, silakan luapkan kemarahan Anda dengan lagu ini. Saya berani taruhan, Anda kian ingin melabrak para koruptor di depan mukanya. Hohoho!

#3 Hidup Ini Indah

Matahari menyinari seisi bumi
Seperti engkau menyinari
Roh di dalam jasadku ini
Selamanya seperti hujan
Kau basahi jiwa yang kering

Hidup ini indah
Bila aku selalu
Ada di sisimu setiap waktu

Bicara lagu aliran sufistik milik Dewa 19, mungkin “Satu” dan “Laskar Cinta” menjadi tolok ukur umum. Tak salah memang, namun terlalu klise. Pasalnya, “Hidup Ini Indah”—yang judulnya biasa itu—mempunyai komposisi lirik yang menggugah.

Ditulis oleh dua orang yang sedang berseteru—Dhani dan Once—lagu ini secara ironis kurang mendapat perhatian. Padahal, brass section di dalamnya sungguh mahal. Ketukannya pun pas, nggak pelan ataupun cepat, ibarat tudung untuk menutupi progresi akor yang nggak muluk-muluk.

Jika Anda sedang bingung dan haus ketenangan jiwa, lagu rilisan Aquarius Musikindo ini bisa jadi solusi. Usai memutarnya, Anda boleh jadi akan heran mengapa karya yang hampir berusia 20 tahun ini jarang terdengar.

Itulah tiga lagu underrated Dewa 19 yang cocok buat jadi bahan renungan. Penuhilah malam-malam gabut Anda dengan makna dan renungan.

Penulis: Muhammad Faisal Akbar
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Lagu Dewa 19 yang Sebenarnya Nggak Enak-enak Amat untuk Didengarkan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version