“…merasa sungguh penat dengan hidup, mendengarkan lagu healing terkadang jadi solusi.”
Siapa yang tidak tahu dengan istilah Quarter Life Crisis? Istilah yang banyak dipakai untuk menggambarkan kebingungan dalam menghadapi fase peralihan dari remaja ke dewasa. Saat-saat di mana seseorang itu galau, ragu, bahkan cemas dengan realita yang sedang atau akan dihadapinya. Masalah yang katanya sering dialami orang-orang di usia 20 an. Seperti bingung akan karier, rutinitas yang membosankan, kenangan masa lalu, dan kekhawatiran masa depan.
Kebingungan dan perasaan kesepian merupakan salah satu akibat saat kita sadar bahwa ada satu hal yang harus diubah dalam hidup, tapi kita tidak tahu caranya. Sedangkan untuk mengatasinya, ada tahapan-tahapan yang tidak mudah yang setiap prosesnya harus kita jalani.
Saya sendiri pun mengalami. Dan cara paling ampuh menghadapi kebingungan seperti itu hingga riuhnya suara di kepala adalah dengan mendengarkan musik atau lagu healing.
Tidak bisa dimungkiri bahwa kekuatan musik bisa sangat luar biasa bagi kehidupan seseorang. Hal itu karena dia bisa menyembuhkan orang sakit, mengiringi suka dan duka, serta menjadi teman setiap detik. Walaupun pada dasarnya musik hanyalah pemanis telinga saja.
Sebuah lagu memang sering kali terasa seperti mewakili perasaan pendengarnya. Tidak jarang juga lagu justru memberikan penyembuhan emosi dan kekuatan mental jika kita mendalami lirik-liriknya. Apalagi jika kita merasa bahwa lagu tersebut “kita bangetlah”. Seolah-olah ia menjadi lagu healing bagi kepenatan kita.
Seperti album mantra-mantanya Mas Kunto Aji. Lagu-lagunya begitu fenomenal karena banyak pendengar yang merasa terwakili hingga mereka seakan dapat menyembuhkan luka batinnya sendiri. Dan saya pun turut terhipnotis dengan Rehat, Pilu Membiru, ataupun Sulung miliknya.
Tidak hanya Mas Kunto Aji, saya rasa musisi-musisi saat ini sudah banyak yang membuat lagu dengan lirik-lirik yang terkesan healing emotional alias penyemangat hidup dalam mengahadapi quarter life crisis ini.
Maka, saya pun pengin merangkum playlist lagu healing yang cukup dapat menyembuhkan luka batin (saya) atau setidaknya menenangkan pikiran dan perasaan yang sedang kacau-kacaunya plus bingung-bingungnya.
Hindia
Lagunya yang berjudul “Evaluasi” dan “Secukupnya” dapat dirasakan sebagai tepukan lembut pada lengan, atau suatu pelukan hangat dari Hindia yang mengisyaratkan bahwa kita tidak sendirian menangisi absurditas hidup.
Pada lirik pertama lagu Secukupnya….
“Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?
Tak perlu memikirkan apa yang akan datang di esok hari”
Saya seakan mendapat pembenaran bahwa banyak hal yang dipikirkan kemudian membuat tidur pun tidak pernah merasa tenang. Perasaan bahwa apa yang terjadi esok hari seakan menjadi monster yang ada di kepala. Lelah dengan rutinitas, kebingungan akan masa depan, maupun kenangan-kenangan di masa lalu biasanya akan semakin riuh di kepala saat malam hari.
Dan pada lirik “Kita semua gagal. Angkat minumanmu, bersedih bersama-sama” membuat kita tidak merasa sendiri merasakan kegelisahan-kegelisahan itu. Bahwa setiap orang pasti mengalami kegagalan dan sedih itu wajar.
Selain membuat kita tidak merasa sendiri, tepukan lembut dan pelukan hangat itu mengajak kita mengevaluasi hidup secara pragmatis dan melihat hari esok yang semoga baik-baik saja. Seperti pada lirik….
“Bilas muka, gosok gigi, evaluasi
Tidur sejenak menemui esok pagi
Walau pedihku bersamamu kali ini
Ku masih ingi melihatmu esok hari”
Pada akhirnya, kita diminta untuk mengambil jalur hidup yang lebih positif, yaitu penerimaan. Tidak apa jika mengakui bahwa kita tidak baik-baik saja hari ini. Asal segala dapat diterima oleh diri sendiri sebagai hal yang positif. Selelah apa pun hari ini, masih ada harapan untuk esok yang lebih baik.
Selain Secukupnya dan Evaluasi, lagu-lagu Hindia seperti “Membasuh” yang berkolaborasi dengan Rara Sekar juga mengajarkan kepada kita bahwa segala kebaikan yang kita berikan akan selalu berbalik kepada kita. Atau sahut-sahutan Hindia dengan Sal Priadi pada lagu “Belum Tidur”. Yang mana liriknya merupakan peluapan emosi yang dirasakan setiap orang yang masih terjaga lewat dari jam tidur sewajarnya.
Coba saja dengarkan, maka kita akan merasa bahwa kita tidak sendiri merasakan kegelisahan dan segala macamnya.
Nosstress
Ada dua lagu yang benar-benar membuat saya selalu tenang saat mendengarkannya. Yakni “Pegang Tanganku” dan “Istirahat”. Walau sudah terbilang album lama, tapi tetap enak didengar.
Dalam lagu Pegang Tanganku, Nosstress seakan mengingatkan kita bahwa hidup tak hanya indah dan senang, tanpa berusaha menggurui dengan lirik yang tendensius. Kita memang diajak untuk lebih merenung dan lebih mensyukuri hidup. Seperti pada liriknya:
“Pegang tanganku, hentikan tawamu sejenak.
Sudah terlalu banyak tuk senang, sudah saatnya merenung dan bersyukur.”
Kita diajarkan untuk menghadapi segala sesuatu dengan emosi yang stabil, tidak terlalu senang dan tidak terlalu sedih. Karena setiap masa pasti akan berubah kondisinya. Maka, perasaan-perasaan yang berlebihan itu harus dibatasi.
“Karena indah itu tak selalu ada, senang itu sementara.”
Dan lagunya yang Istirahat, mengajarkan kita untuk lebih mengendalikan diri dan memberi kesempatan kepada diri sendiri maupun lingkungan sekitar untuk beristirahat. Maka jika pikiran kita sudah diriuhkan dengan hal-hal yang membingungkan, istirahatkanlah. Segala proses itu butuh jeda.
BACA JUGA Melihat Semesta Bekerja, Seperti Lirik Lagu Kunto Aji atau tulisan Annatiqo Laduniyah lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.