Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pendidikan di Indonesia Kurang Industri Bagaimana, Pak Muhajir?

Ahmad Maghroby Rahman oleh Ahmad Maghroby Rahman
9 Juli 2020
A A
pendidikan indonesia mojok

pendidikan indonesia mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari yang lalu Menko PMK, Muhadjir Effendy melontarkan pernyataan yang nyelekit bagi seorang mahasiswa Antropologi yang sudah banyak tidak lulus matkul seperti saya. Ia mengatakan kalau sebaran prodi di kampus, yang jumlahnya didominasi prodi non-sains itu, tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Aspek pendidikan doang terpenuhi, nggak buat industri.

Mendahului Pak Muhajir, Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Aris Junaidi juga nyeletuk hal serupa dengan pernyataan Pak Efendi. Ia mengatakan bahwa prodi-prodi yang lulusannya nggak bisa diserap industri itu akan ditutup. Menurutnya, kampus dengan akreditasi A akan dibebaskan oleh pemerintah untuk melakukan hal tersebut. Saya tidak habis pikir dengan orang-orang di Kementrian Perindustrian ini. Ups, salah. Maksutnya, saya tidak habis pikir dengan orang-orang di Kementrian Pendidikan ini.

Saya ingin bertanya deh, Pak. Bukannya narasi pendidikan yang sesuai kebutuhan indutri itu sudah masuk jauh ke alam bawah sadar masyarakat kita, ya? Coba deh survey dan tanyakan kenapa pemuda-pemuda kita pada sekolah, bukannya buat dapat ijazah, ya? Kalo gak dapat ijazah emang kenapa? Ya enggak kerja bossssss. Coba, kurang industri apa pikiran masyarakat kita tentang pendidikan?

Itu berarti program jenengan sebagai menteri Menteri Perindustrian, eh salah, sebagai (dulunya) Menteri Pendidikan sudah berhasil menanamkan nilai kerja, kerja, kerja sejak dalam pikiran pemuda Indonesia.

Saya rasa kebanyakan mahasiswa jika ditanya, habis kuliah mau kerja di mana, delapan puluh persen akan menjawab: perusahaan. Ya, memang ada sih yang ingin masuk bank atau mau jadi PNS. Ya, tapi kan intinya sama: kantoran. Atau dalam bahasa pembangunan: sektor formal yang dapat dikendalikan, direncanakan, dan diukur oleh negara melalui statistik dan angka-angka.

Dan lagi pula sejauh saya nanya ke senior-senior di kampus, juaaaaaaarang ada yang bilang setelah lulus mau jadi petani, nelayan atau EsJeWe. Tuh kurang industri apa lagi coba?

Pak Menteri kita itu juga mengatakan bahwa situasi ini juga nggak sejalan dengan proporsi tiga banding satu jurusan IPA dan IPS waktu SMA. Fenomena ini seperti tidak masuk akal bagi Pak Menteri. Ketidak masuk akalan ini ya karena cara pandangnya berdasar cara pandang khas kebijakan  yang kaku, menjeneralisir dan linier. Padahal, realitasnya nggak gitu, Pak Menteri.

Coba deh, Pak Menteri nanya tuh sama guru-guru BK dan kesiswaan. IPA dan IPS di SMA itu bukan tentang besok kerja apa, loh? IPA dan IPS di SMA itu tentang pinter vs nakal, cakep vs gak cakep, favorit vs buangan, keren vs gak keren. Begitu, pak!

Baca Juga:

Dosa Jurusan Pendidikan yang Membuat Hidup Mahasiswanya Menderita

Blora, Kabupaten yang Bingung Menentukan Arah Pembangunan: Industri Belum Jadi, tapi Malah Ikutan Menggarap Lahan Pertanian

Terus Pak Menteri kita itu juga bilang kalau pada saat melanjutkan ke perguruan tinggi pemetaan tersebut dipatahkan dengan banyaknya calon mahasiswa yang nyeleweng dari jurusan di SMA. Lah yo jelas terpatahkan toh, Pak, orang sejak awal milih jurusan di SMA bukan berdasar minat kok. Dan lagi pula, anak-anak IPA itu biasanya merasa persaingan masuk prodi sains itu berat, apalagi ditambah dengan mitos passing grade dari bimbel. Makanya, mereka melipir dari zona IPA, karena persaingan yang berat itu untuk kemudian menginvasi lapangan anak IPS. Loh, kan nggak sesuai dengan jurusan, minat dan kemampuan? Bodo amat, yang penting kuliah dan dapat ijazah buat kerja. Kalo enggak gitu, orang tua akan bilang, “nggak kuliah, mau jadi apa?” tuh kan, kurang industri apa lagi coba?

Hyuft… Pak Menteri tercintah,  mau seindustri apa lagi kita ini? Apa nggak cukup industri sistem pendidikan yang membuat institusi pendidikan sudah seperti perusahaan berlomba mencari konsumen dan keuntungan itu? Kurang industri apa lagi kampus kita yang terus mengeruk duit orang tua kami untuk bayar UKT di masa pandemi yang mencekek ini?

Sampai tulisan ini akan berakhir, saya tentu belum mengerti cara berpikir Pak Menteri. Eh, sebentar, saya ingat. Saya ingat kalau nalar dan berpikir kritis dalam melihat fenomena sosial-masyarakat yang diajarkan di rumpun Soshum itu, kan bisa membuat orang sadar akan nasib buruh, sadar akan tanah-tanah adat yang diserobot perusahaan, sadar akan kawasan hutan yang dibabat habis, sadar akan pemerintah yang dikuasasi oligarki dan beragam sadar lainnya. Dan beragam sadar itu tidak industri sama sekali.

Ya, ya, ya akhirnya saya mengerti.

BACA JUGA Agar Gelar S.Pd. Tidak Lagi Jadi Sarjana Penuh Derita.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Juli 2020 oleh

Tags: industriPendidikan
Ahmad Maghroby Rahman

Ahmad Maghroby Rahman

Mahasiswa Antropologi, suka menulis esai dan puisi.

ArtikelTerkait

Bangkalan Madura Bikin Resah, Pilkades Mengancam Nyawa (Unsplash) sampang

6 Masalah di Bangkalan Madura yang Membuat Rakyat Terus Sengsara

21 September 2024
Kuliah Sekarang: Bayarnya ke Kampus, tapi Terpaksa Cari Ilmu di Warung Kopi

Kuliah Sekarang: Bayarnya ke Kampus, tapi Terpaksa Cari Ilmu di Warung Kopi

17 Februari 2022
Dear, Pemerintah, Gaji Guru Idealnya Segini, Harusnya Lebih Malah

Dear, Pemerintah, Gaji Guru Idealnya Segini, Harusnya Lebih Malah

7 Juli 2023
kemenkeu mengajar pendidikan mojok

Sebenarnya Kemenkeu Mengajar untuk Siapa sih?

17 November 2020
Harga Telur Hari Ini Bikin Nasib Mahasiswa Jogja Makin Mengenaskan!

Kenaikan Harga Telur Memang Harus Kita Ributkan, kalau Perlu Baku Hantam

27 Agustus 2022
#goodbyemaudy

Tagar #GoodbyeMaudy dan Harapan Orang Indonesia

18 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.