Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Kuliah Sekarang: Bayarnya ke Kampus, tapi Terpaksa Cari Ilmu di Warung Kopi

Tazkia Royyan Hikmatiar oleh Tazkia Royyan Hikmatiar
17 Februari 2022
A A
Kuliah Sekarang: Bayarnya ke Kampus, tapi Terpaksa Cari Ilmu di Warung Kopi

Kuliah Sekarang: Bayarnya ke Kampus, tapi Terpaksa Cari Ilmu di Warung Kopi (pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dosen saya selalu bilang kalau kuliah di kelas itu nggak pernah bisa bikin mahasiswa paham betul sama materi yang diajarkan. Untuk memahami materi secara komprehensif, mahasiswa harus mencarinya di luar kelas, contohnya adalah dengan baca buku dan diskusi. Kuliah di kelas cuma memantik aja, katanya.

Saya sepakat, makanya perlu untuk dibuka ruang-ruang diskusi di kampus itu. Bahkan, kalau bisa perpustakaan juga buka saja selama 24 jam. Jadi, mahasiswa bisa jelajahi lebih luas materi yang diajarkan di kelas.

Lha, kenyataannya, kampus-kampus sekarang tuh malah kayak nggak mau lihat mahasiswa lama-lama di kampus. Di mana-mana pasti ada aja jam malamnya. Diskusi agak malam dikit, langsung diusir. Baru duduk bentar di perpustakaan, eh udah mau tutup aja. Padahal, uang yang dibayarkan mahasiswa itu kan harusnya termasuk dengan full akses fasilitas yang ada di kampus. Kalau dibatasi, ya, wajar aja kalau pengetahuannya juga jadi terbatas.

Jadinya, banyak mahasiswa yang lebih banyak menghabiskan waktu di warung kopi. Cuma beli satu kopi—makan bahkan bisa ke tempat lain dulu, terus bisa duduk di situ seharian, bebas akses wifi lagi.

Hingga akhirnya beres kuliah, saya merasa warung kopi lebih besar jasanya dibanding kampus bagi saya. Bukan apa-apa, saya dan teman-teman seperguruan memang lebih banyak cari ilmu dan kembangkan kemampuan di warung kopi daripada di kampus.

Ya, karena akses di kampus emang terbatas. Percuma banget gedungnya gede dan tanahnya luas. Toh, gerbangnya ditutup kalau malam. Padahal, waktu yang bisa digunakan mahasiswa buat cari ilmu di luar kelas itu, ya bisanya waktu malam. Pagi-sorenya, kan dipakai cari ilmu di kelas itu.

Miris banget nggak, sih? Bayarnya ke kampus, tapi yang memberi fasilitas malah warung kopi. Itu, kan sama kayak kita kasih duit sumbangan ke orang yang ternyata malah lebih kaya dari kita. Aih, nggak masuk, Bos!

Oke, perkara perpustakaan buka 24 jam, itu masih bisa diperdebatkan. Kampus harus cari pegawai untuk jaga perpus saat malam. Perpus tutup malam, itu jelas masuk akal. Tapi, kalau mahasiswa nggak diperbolehkan di kampus saat malam, itu yang agak nganu. Mahasiswa nggak butuh ruang kelasnya kok. Tapi, cukup diperbolehkan di kampus dan diberi akses internet (super) cepat dan gratis.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

Saya selalu iri kalau diceritakan sama mahasiswa-mahasiswa jadul yang suka lama-lama di kampus. Bagi mereka, kampus itu sudah layaknya rumah kedua. Bebas berekspresi, cari jati diri, dan bahkan tempat melepas lelah.

Ya, kampus sekarang juga sama, sih, kayak rumah. Tapi, rumah yang nggak nyaman.

Gimana mau betah di kampus kalau bentar-bentar diam di sekretariat, eh satpam nongol di depan pintu dan bilang, “Mas, bentar lagi mau tutup, nih.” Nggak usah di sekretariat deh, kadang di tempat-tempat umum macam bangku dan meja yang disediakan kampus aja tetep diminta pulang kok.

Rasanya malah aneh ketika warung kopi memberi hal yang lebih konkret. Bayar kopi, kadang voucher internet juga, tapi memberi kemudahan bagi mahasiswa untuk diskusi dan mengakses ilmu. Kadang, ada juga yang menyediakan perpustakaan.

Apakah ini artinya kampus harus bubar terus pindah ke warkop? Nggak gitu juga kaleee. Maksud saya, kampus harusnya sadar, ketika mahasiswanya disuruh bayar mahal, ya mereka harus ngasih feedback yang sama. Kalau kampus adalah tempat menuntut ilmu, ya beri kebebasan dan akses menuju ilmunya dong.

Banyak yang kuliah berharap nasibnya berubah karena ilmu-ilmu yang bisa didapat di kampus. Rasanya aneh ketika kampus justru tidak memberi esensi kuliah yang sebenarnya: menuntut ilmu dengan kaffah.

Masak kampus yang bayarannya berjuta-juta kalah berjasa sama warung kopi? Ra mashok nek iki.

Penulis: Tazkia Royyan Hikmatiar
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Februari 2022 oleh

Tags: aksesKampusKuliahPendidikanWarung Kopi
Tazkia Royyan Hikmatiar

Tazkia Royyan Hikmatiar

Lahir sebagai anak kelima dari enam bersaudara, alhamdulilah lahirnya di bidan bukan sama orang pintar daerah Bandung. Setelah tahu bahwa kata ternyata bisa membuat dia bahagia, akhirnya saya memutuskan untuk mendalami sastra di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Sempat mengikuti banyak komunitas kepenulisan, namun sekarang lebih fokus bekerja untuk keabadian di Pers Mahasiswa Poros UAD. Saya bisa dihubungi lewat WA di 088216427712

ArtikelTerkait

7 Barang “Agak Lain” yang Sering Dibawa Mahasiswa Jurusan Arkeologi Mojok.co

7 Barang “Agak Lain” yang Sering Dibawa Mahasiswa Jurusan Arkeologi

23 Januari 2024
UGM Bukan Kampus Overrated bagi Orang yang Pernah Merasakan Kuliah di Kampus Medioker Mojok.co

UGM Bukan Kampus Overrated bagi Orang yang Pernah Merasakan Kuliah di Kampus Medioker

28 Agustus 2025
Kenapa Contoh Orang DO tapi Sukses Dikit dan Itu-itu Saja?

Kenapa Contoh Orang DO tapi Sukses Dikit dan Itu-itu Saja?

27 Februari 2022
Bagi Saya, Nggak Masalah kalau Ada Teman Minta Jasa Gambar Gratis terminal mojok.co

Sistem Pembagian Tugas Kerja Kelompok Itu Sebenarnya Ora Mashok

21 Juni 2021
20 Istilah yang Harus Dipahami Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara biar Nggak Plonga-plongo di Kelas

20 Istilah yang Harus Dipahami Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara biar Nggak Plonga-plongo di Kelas

18 Oktober 2023
kuliah itu penting

Kuliah itu Penting, Jadi tidak Penting jika Tujuanmu Gaya-Gayaan Saja

12 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.