Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Kuliah Magister Itu Nggak Seindah yang di Angan-angan

Akbar Mawlana oleh Akbar Mawlana
15 Februari 2023
A A
Kuliah Magister Itu Nggak Seindah yang di Angan-angan. Berat, Bos!

Kuliah Magister Itu Nggak Seindah yang di Angan-angan. Berat, Bos! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kuliah magister bagi sebagian orang menjadi sebuah impian. Dari beberapa kawan yang saya tanyakan tentang alasannya melanjutkan studi magister, setidaknya ada tiga faktor yang menjadikannya melanjutkan studi magister. Yakni, untuk menambah pengetahuan, menjadi alternatif mengisi kekosongan setelah lulus sarjana akibat belum mendapatkan pekerjaan, dan dorongan dari orang tua. 

Meski kuliah magister menjadi impian bagi banyak orang, tetapi tidak selamanya kuliah magister itu indah. Kalian harus paham bahwa kuliah magister tidak seindah dengan kuliah sarjana. Dari pengalaman pribadi, justru kuliah magister jauh dari kata romantis. Malah sebaliknya, kuliah magister membuat kita harus rela lebih meluangkan waktu istirahat dan bermain. Sebab, kemandirian menjadi hal utama. 

Mandiri adalah kunci

Jika di jenjang sarjana, dosen masih memberikan pengetahuan dengan mendalam. Tetapi, saat jenjang magister, dosen tidak akan memberikan pengetahuan secara implisit. Saya merasakan perbedaannya dengan membandingkan mata kuliah teori sosiologi saat di sarjana dan magister. Saat di sarjana, dosen akan membedah satu konsep teori hingga ke akar-akarnya. Dan terkadang akan melanjutkannya pada pertemuan selanjutnya.

Sedangkan saat di magister, dosen tidak menerangkan teori sampai ke akarnya, melainkan sekadar pengantar saja. Itu sebabnya, mahasiswa memang dituntut untuk bisa belajar secara mandiri.

Maka, hal utama yang diperhatikan saat mau melanjutkan kuliah magister adalah kesiapan diri untuk mau belajar secara mandiri. Yakni, dengan konsisten membaca berbagai referensi yang menunjang pengetahuan. Jika merasa tidak mampu membangun konsistensi belajar secara mandiri, sudah barang tentu hanya akan sia-sia melanjutkan kuliah magister.

Solidaritasnya nggak sekental sarjana

“Walau dosen menuntut untuk tidak bergantung padanya, kan masih bisa bergantung kepada teman?” tanya teman saya. Seketika saya tertawa. Mengingat, kondisi pertemanan di magister, tidak seindah saat di sarjana. Tingkat solidaritas dan kepedulian pertemanan masih tinggi di jenjang sarjana daripada di magister.

Rendahnya solidaritas dan kepedulian pertemanan di jenjang magister bisa terjadi akibat masing-masing individu sudah punya kesibukan sendiri. Orang yang berkuliah di magister tidak seperti anak sarjana yang mayoritas baru saja lulus SMA. Kalau di magister, sudah ada yang bekerja, menikah, dan memiliki anak. Jadi, mereka sudah punya kesibukan sendiri, sehingga tidak akan mungkin memikirkan kondisi temannya secara penuh.

Meski pertemanan di magister tidak terlalu solid, tetap masih ada proses bertukar cerita dan canda tawa dengan teman. Tetapi, perihal masalah akademik berupa tugas mata kuliah, ujian, dan tesis, semuanya kembali lagi pada diri sendiri untuk belajar dan berjuang secara mandiri.

Baca Juga:

Realitas Pahit Lulusan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Laris yang Susah Cari Pekerjaan

Sarjana Agama Jangan Mau Dicap Cuma Bisa Terima Setoran Hafalan, Ini 5 Profesi Alternatif yang Butuh Keahlian Agama Kamu

Jadi memang mau tidak mau, pada dasarnya hal yang esensial sebelum melanjutkan magister adalah mempersiapkan mental untuk mandiri. Selain mempersiapkan mental untuk mandiri, hal lainnya yang patut dipersiapkan adalah menentukan tujuan melanjutkan magister.

Tujuan utama kuliah magister harus jelas

Setidaknya, ada dua tujuan utama seseorang melanjutkan magister, yakni memperdalam keilmuannya atau mencari pengetahuan baru. Kalau mau memperdalam keilmuan, maka lebih baik untuk meneruskan orientasi keilmuan pada saat sarjana. Jadi, kalau di jenjang sarjana mengambil keilmuan sosiologi, maka di magister juga mengambil sosiologi.

Beda lagi kalau tujuannya untuk mencari pengetahuan baru, bisa mengambil keilmuan berbeda dari sarjana. Meski demikian, pengambilannya tetap pada satu rumpun, jika di sarjana rumpun sosial humaniora, di magister juga mengambil keilmuan rumpun sosial humaniora. Jangan sekali-kali mengambil rumpun saintek, lantaran paradigma keilmuannya sudah berbeda. Bisa-bisa bukan mendapatkan ilmu baru, melainkan kepala menjadi pusing tidak karuan.

Dan yang terpenting, saat menentukan tujuan kuliah magister adalah jangan terpengaruh dari orang lain. Biarkan diri sendiri yang memutuskan tujuannya. Sebab, yang menjalankan kuliah ialah diri sendiri, bukan orang lain. Bisa-bisa kalau mengikuti omongan orang lain, dan tidak sesuai dengan keinginan, akan menyebabkan rasa tidak nyaman saat berkuliah.

Rasa tidak nyaman saat berkuliah akan menyebabkan tidak betah nantinya, hingga menyebabkan keputusan untuk tidak melanjutkan kuliah di tengah jalan. Saya teringat dengan teman bermain yang melanjutkan magister karena mengikuti perkataan temannya untuk mencari ilmu baru saja. Sehingga, teman saya memilih keilmuan berbeda di magister dengan keilmuannya saat di sarjana. Alhasil, dirinya sukar menerima materi kuliah, sehingga tidak betah dan keluar.

Dan kita akan bicarain hal paling esensial: biaya.

Biayanya nggak ngotak

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 16 Februari 2023 oleh

Tags: kuliah magisterlika-likusarjana
Akbar Mawlana

Akbar Mawlana

Mahasiswa yang gemar gelisah dan menulis.

ArtikelTerkait

Sarjana Lulus Kuliah Nggak Harus Cari Kerjaan Enak, Jadi Ketua Karang Taruna pun Nggak Ada Salahnya

Sarjana Lulus Kuliah Nggak Harus Cari Kerjaan Enak, Jadi Ketua Karang Taruna pun Nggak Ada Salahnya

18 Desember 2023
Susah-susah Kuliah Demi Ijazah Sarjana, Pas Cari Kerja Malah Lebih Laku Ijazah SMA Mojok.co

Susah-susah Kuliah Demi Ijazah Sarjana, Pas Cari Kerja Malah Lebih Laku Ijazah SMA

11 Juli 2024
Jadi Sarjana Pengangguran Tak Masalah Asal Punya Privelese Saja Terminal Mojok

Jadi Sarjana Pengangguran Tak Masalah Asal Punya Privilese Saja

2 Februari 2021
Pengangguran Terjadi Bukan Karena Keadaan, Tapi Faktor Gengsi sarjana mahasiswa lowongan kerja terminal mojok.co

Pengangguran Terjadi Bukan karena Keadaan, tapi Faktor Gengsi

6 September 2020
lulusan jurusan sejarah kerja di mana mojok

Jangankan Mendapat Pekerjaan, Lulus dari Jurusan Sejarah Saja Susah

26 Agustus 2021
7 Penderitaan Sarjana ketika Memutuskan Menetap di Desa (Unsplash)

7 Penderitaan yang Dirasakan Sarjana ketika Memutuskan Tinggal di Desa

25 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.