Kue Khas Palembang yang Jarang Diketahui Orang dan Terancam Punah

Kue Khas Palembang yang Jarang Diketahui Orang dan Terancam Punah Terminal Mojok

Kue Khas Palembang yang Jarang Diketahui Orang dan Terancam Punah (Unsplash.com)

Selama ini kita kebanyakan orang berpikiran bahwa kuliner khas Palembang adalah pempek. Padahal selain pempek, masih banyak kuliner khas Palembang lainnya yang sayang dilewatkan. Misalnya saja tekwan, model, bakso, mi celor, dll.

Selain beragam kuliner “berat” tersebut, ada juga beberapa kuliner “ringan” seperti kue khas Palembang yang juga wajib dicicipi wisatawan yang sedang berkunjung ke Bumi Sriwijaya. Sayangnya, kue khas Palembang ini jarang diketahui orang dan terancam punah. Penasan apa saja kue khas Palembang yang jarang diketahui orang dan terancam punah ini? Berikut daftarnya.

#1 Naam

Naam salah satu kue khas Palembang yang jarang diketahui orang. Kue satu ini terbuat dari ubi jalar. Cara membuatnya cukup mudah. Pertama, ubi jalar dikukus, kemudian dihaluskan. Ubi yang sudah halus lalu diberi tepung terigu, mentega, dan sedikit garam, lalu diaduk sampai rata. Setelah itu adonan ubi dibentuk lonjong dan diberi isian gula merah di bagian tengahnya. Goreng naam yang sudah diberi isian dengan api kecil. Kue ini pun sudah siap disajikan.

Naam memang mirip dengan bola-bola ubi, bedanya naam berbentuk lonjong dan diberi isian gula merah. Kue khas Palembang ini bisa dijadikan camilan dan juga biasa jadi makanan untuk berbuka puasa.

#2 Gelenak

Kue khas Palembang selanjutnya adalah gelenak. Kue berwarna cokelat kehitaman ini mirip dodol khas Jawa Barat. Gelenak memiliki tekstur kenyal dan rasa yang manis. Sayangnya, keberadaan gelenak sekarang ini sudah mulai langka, makanya nggak banyak orang yang tahu soal makanan satu ini.

Gelenak biasanya dapat dijumpai di pasar bedug saat bulan Ramadan tiba atau saat ada acara khusus seperti hajatan. Kue khas Palembang ini enaknya disantap bersama kopi atau teh hangat.

#3 Ketan Glondo

Ketan glondo adalah salah satu kue khas Palembang yang namanya juga jarang diketahui orang. Proses pembuatan kue satu ini cukup mudah. Ketan direbus bersama dengan santan yang telah diberi garam. Setelah santan meresap, kukus ketan hingga matang. Setelah itu, ketan dibentuk bulat-bulat, lalu diberi topping glondo. Glondo terbuat dari santan kental yang dimasak lama sampai keluar minyaknya. Sayangnya, keberadaan ketan glondo ini juga mulai langka.

#4 Jando Beraes

Kue khas Palembang satu ini memiliki nama yang cukup unik, jando beraes. Dinamakan demikian karena warnanya mencolok seperti orang yang berhias (beraes). Kue ini terbuat dari sagu, kelapa parut, dan gula pasir yang dicampur menjadi satu. Adonan tersebut lalu diberi pewarna makanan berwarna merah atau hijau dan putih, kemudian dikukus. Jando beraes memiliki tekstur kenyal dan lembut. Sayangnya, kini kue jando beraes mulai sulit ditemukan sehingga banyak orang yang nggak mengetahui kue satu ini.

Itulah empat kue khas Palembang yang jarang diketahui orang. Keberadaan kue tradisional wong kito galo di atas memang mulai langka, dan sudah saatnya diberi perhatian khusus. Tentu saja supaya kue-kue tersebut nggak benar-benar punah dan tergeser dengan kue-kue modern. Tertarik untuk mencicipi kue-kue di atas? Yuk, main ke Palembang.

Penulis: Jovita Angelina Wijaya
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Kuliner Palembang yang Patut Dicicipi selain Pempek.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version