Pada artikel sebelumnya, saya sudah membahas mengenai Majenang yang menjadi pelita bagi kecamatan lain di Cilacap Barat. Kali ini, saya akan bergeser sedikit ke daerah Cilacap Timur, tepatnya di Kecamatan Kroya. Ingat, Kroya, lho, bukan Korea. Salah baca itu pertanda kalian salah negara, jadi jangan sampai salah, ya. Yang bener K-R-O-Y-A.
Kecamatan yang berada di sisi timur kabupaten berjuluk Bercahaya ini kerap terpinggirkan dan diremehkan. Padahal seharusnya Kroya nggak dianggap sembarangan, lho, karena nyatanya kehadiran kecamatan ini sangat penting bagi warga di sekitar Cilacap Timur. Begini alasannya.
Stasiun Kroya yang menghubungkan jalur tengah dan jalur selatan perlintasan kereta api di Jawa Tengah
Moda transportasi menjadi wasilah untuk membuka sekat jarak yang jauh menjadi dekat. Akses transportasi yang memadai membuat sebuah daerah mudah untuk dijangkau. Kalau membahas soal transportasi darat, rasanya kurang afdal jika belum membahas kereta api. Ya, makin ke sini, berbagai fitur pelayanan yang disediakan KAI membuat moda transportasi yang berjalan di atas lintasan rel ini menjadi prioritas para pelancong.
Menyinggung soal kereta api, tak lengkap rasanya jika nggak sekalian membahas stasiun. Dan kalian harus tahu kalau Kecamatan Kroya punya stasiun kereta. Stasiun yang memiliki nama persis dengan nama kecamatannya ini tak pernah sepi dari lalu-lalang kereta api. Maklum, Stasiun Kroya menjadi titik temu antara jalur tengah dan jalur selatan perlintasan kereta api di Jawa Tengah.
Stasiun yang diakui sebagai stasiun terbesar di Cilacap ini menjadi titik pemberhentian dan keberangkatan yang strategis. Selain warga Kroya, warga dari kecamatan lain yang ada di Cilacap Timur pun menjadikan stasiun ini sebagai sarana mobilitas. Sebut saja warga dari Kecamatan Binangun, Nusawungu, dan Adipala pasti naik atau turun kereta dari stasiun ini.
Baca halaman selanjutnya: Pasar Induk menyuplai kebutuhan warga Cilacap Timur…