Bagi masyarakat Solo Raya yang akan bepergian ke arah Jogja, saat ini dapat menggunakan fasilitas KRL Jogja Solo, relasi Stasiun Palur Karanganyar ke Stasiun Tugu. Selain nyaman, naik Commuter Line juga aman dan tepat waktu sebab sudah ada jadwal keberangkatan yang pasti.
Namun, di samping rasa nyaman dan aman, terdapat beberapa hal yang kiranya bisa memberikan ketidaknyamanan, khususnya bagi para pengguna setianya. Dan, apabila PT KAI tidak segera membenahi, masyarakat akan menilai pelayanan Commuter Line Relasi Stasiun Palur Karanganyar ke Stasiun Tugu Jogja ini menjadi lebih buruk.
Daftar Isi
Jarak keberangkatan KRL Jogja Solo yang terlalu lama
Coba cek jadwal keberangkatan KRL Jogja Solo, relasi Stasiun Palur Karanganyar ke Stasiun Tugu atau sebaliknya. Kamu akan menemukan bahwa jadwal keberangkatan antara kereta satu dengan lainnya berjarak kurang lebih satu jam.
Jarak keberangkatan demikian cukup mengganggu. Khususnya bagi pelanggan PT KAI yang memang sebagian besar adalah karyawan atau mahasiswa yang akan beraktifitas baik di Jogja maupun di Solo.
Jangan coba membandingkan jadwal ini dengan Jabodetabek. Pasti akan terlihat jomplang. Salah satu hal yang menyebabkan jadwal seperti ini, mungkin, karena kurangnya armada. Rata-rata Commuter Line di jalur Jabodetabek berjarak paling lama 10 menit. Jadi, apabila terlambat, penumpangnya bisa naik kereta berikutnya yang jaraknya tidak terlampau lama.
Untuk itu, PT KAI perlu menambah jumlah KRL Jogja Solo, relasi Stasiun Palur Karanganyar ke Stasiun Tugu, dan sebaliknya. Sebab, semakin banyak kereta yang melayani, semakin banyak penumpang yang terangkut.
Baca halaman selanjutnya: Soal adab penumpang yang masih menjadi masalah.
Harga tiket termasuk mahal
Bagi saya pribadi, harga tiket KRL Jogja Solo relasi Stasiun Palur Karanganyar ke Stasiun Tugu itu cukup murah. Terutama apabila kita membandingkannya dengan harga tiket bus AKDP Solo Raya-Jogja dan sebaliknya.
Harga tiket Commuter Line ini sebesar Rp8 ribu. Sementara itu, harga bus AKDP senilai Rp20 ribu. Namun, kalau naik Commuter Line, kamu bisa turun di tengah kota. Kalau naik AKDP, baru sampai terminal. Penumpang harus menyambungnya dengan naik angkutan untuk mencapai pusat kota Jogja atau Solo.
Namun, bagi penumpang yang rutin atau terbiasa naik Commuter Line, harga tiket Rp8 ribu itu cukup tinggi. Apalagi jika kita membandingkannya dengan Commuter Line jalur Jabodetabek yang cuma Rp3.500. Oleh sebab itu, PT KAI bisa kok melakukan penyesuaian harga tiket. Apalagi jika pihak PT KAI juga menambah jadwal perjalanan. Pasti akan lebih banyak dapat cuan.
Kurangnya kepedulian penumpang atas tempat duduk prioritas
Sebenarnya, penumpang KRL Jogja Solo relasi Stasiun Palur Karanganyar ke Stasiun Tugu sudah cukup tertib. Namun, masih saja ada penumpang yang kurang peduli terhadap keberadaan tempat duduk prioritas.
Saya masih sering melihat penumpang yang cuek saja ketika duduk di tempat duduk prioritas. Padahal, di depannya berdiri lansia atau ibu-ibu yang membawa anak kecil atau menggendong bayi.
Petugas Polsuska masih sering memperingatkan penumpang macam ini. Namun, masih saja bentuk kepedulian itu sangat rendah. Penumpang Commuter Indonesia perlu belajar dari Commuter Line di Malaysia, Singapura, Hongkong maupun Jepang. Di sana, tempat duduk prioritas ini selalu kosong meskipun banyak penumpang yang berdiri. Mereka sadar bahwa mereka tidak berhak atas tempat duduk tersebut.
Adab penumpang yang berisik selama perjalanan
Salah adab yang belum terjaga adalah penumpang berisik selama perjalanan KRL Jogja Solo relasi Stasiun Palur Karanganyar ke Stasiun Tugu atau sebaliknya. Padahal, sudah menjadi hal umum, bahkan di Commuter Line jalur Jabodetabek, penumpangnya akan diam dan seminimal mungkin berbicara. Banyak penumpang adalah pekerja atau pelajar yang akan memanfaatkan waktu sebentar untuk istirahat atau memejamkan mata selama perjalanan.
Kesadaran sudah mengganggu orang lain itu kadang rendah sekali. Apalagi kalau naik kereta berombongan. Mereka merasa “berkuasa” karena menang jumlah.
Penumpang mendengarkan musik dari hp tanpa headset
Selain berisik, ada juga “penumpang ajaib di KRL Jogja Solo relasi Stasiun Palur Karanganyar ke Stasiun Tugu. Mereka adalah penumpang yang mendengarkan musik melalui hape tanpa headset. Seakan-akan semua penumpang itu “wajib” mendengarkan musik yang mereka suka. Selain musik, ada saja yang memutar video YouTube tanpa headset.
Kiranya, hal-hal demikian bisa menjadi perhatian bagi PT KAI sebagai operator, khususnya Commuter Line Relasi Stasiun Palur Karanganyar ke Stasiun Tugu Jogja. Selain itu, sebagai penumpang, mari menjadi penumpang yang bijak. Mari menghargai keberadaan orang lain dengan tidak berisik dan mengganggu.
Penulis: Santhos Wachjoe P
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Alasan Saya Kecewa dengan Stasiun Palur Karanganyar
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.