7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK (Unsplash.com)

Malang betul ya nasib warga di kota serta provinsi di Indonesia ini, mereka kerap mendapat pemimpin yang korup dan terjerat KPK.

Apes, mungkin kata yang paling tepat untuk menggambarkan nasib masyarakat di beberapa daerah yang pemimpinnya korup. Parahnya, ada beberapa kota di Indonesia yang pemimpinnya korup bukan hanya 1 kali, melainkan 2 hingga 3 kali. Para pemimpin daerah ini bukannya belajar dari para pendahulunya, eh malah lanjut part 2.

Setahu saya, setidaknya ada 7 kota di Indonesia serta provinsi yang pemimpinnya terciduk KPK lebih dari sekali. Kalian mau tahu kota dan provinsi apa saja? Berikut daftarnya.

#1 Kota Medan

Di antara semua manusia di Indonesia, mungkin warga Kota Medan yang paling ngenes nasibnya soal dapat pemimpin korup. Orang Medan bukan cuma 1 atau 2 kali mendapat pemimpin yang nggak amanah, melainkan sudah 3 kali.

Kasus rampok uang rakyat pertama terjadi pada 2008. Abdillah, wali kota Medan kala itu, menjadi terdakwa kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran. Kasus korupsi kedua menimpa Rahudman Harahap, wali kota Medan periode 2010-2015. Bedanya dengan kasus sebelumnya adalah Rahudman tersandung korupsi Tunjangan Penghasilan Aparatur Pemerintahan Desa (TPAPD) waktu dia masih menjabat sekretaris daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun, ditangkapnya saat menjabat sebagai wali kota.

Perkara KKN kepala daerah yang ketiga di Kota Medan masih agak hangat. Di 2019, Dzulmi Eldin terjaring OTT KPK karena kasus suap. Diduga beliau menerima suap dari para bawahannya. Udah gede masih aja disuap, malu dong, Bos!

#2 Kota Bekasi

Kota di Indonesia yang apes dapat pemimpin korup selanjutnya adalah Bekasi. Bekasi mendapatkan kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi lebih dari sekali.

Mochtar Muhammad, adalah wali kota Bekasi pertama yang ditahan KPK. Pada tahun 2010 silam dia dicokol KPK dengan dugaan korupsi pengelolaan APBD Kota Bekasi. Kemudian, pada tahun lalu, giliran Rahmat Effendi, wali kota Bekasi saat itu ditangkap KPK. Dugaan korupsi yang menimpa Rahmat Effendi terkait pengadaan barang dan jasa serta jaul beli jabatan.

Jual beli mah yang normal-normal saja kayak pakaian dan makanan, ini malah jual beli jabatan. Gimana sih, Pak?

#3 Kota Bandung

Bandung bukan hanya lautan api. Bandung juga lautan korupsi. Setidaknya ada 2 wali kota Bandung dan 1 orang bupati Bandung Barat yang pernah diringkus KPK. Tentu saja ini menjadi catatan yang agak mengenaskan bagi masyarakat Tanah Pasundan.

Jauh sebelum kasus korupsi bansos yang dilakukan Juliari Batubara, Dada Rosada saat masih memimpin Bandung sudah pernah disikat duluan dengan kasus serupa. Tepatnya pada 2013 lalu dia ditangkap KPK. Meski sudah maling uang rakyat, bapak yang satu itu masih pede menyatakan diri mau maju jadi calon gubernur Jawa Barat.

Nah, yang kasus korupsinya baru-baru ini muncul ke permukaan adalah Yana Mulyana. Kasus korupsi bekas wali kota Bandung ini terkait pengadaan CCTV dan penyedia jasa internet program Bandung Smart City. Di saat kasus kriminalitas Kota Bandung sedang naik-naiknya, ada orang yang tega korupsi barang yang dapat menjadi bahan investigasi tindak kejahatan.

#4 Kota Cilegon

Kota di Indonesia yang pemimpinnya korup selanjutnya adalah Cilegon. Umur Kota Cilegon memang baru menginjak 23 tahun. Bila diibaratkan seorang manusia, Cilegon ini masih cukup belia. Belum terlalu matang dan dewasa. Kendati demikian, Cilegon sudah 2 kali mendapatkan kepala daerah yang terjerat korupsi.

Ngerinya, kasus korupsi wali kota Cilegon dilakukan oleh bapak dan anak. Sang bapak, Aat Syafaat, diduga melakukan korupsi pembangunan dermaga ketika ia menjabat wali kota pada tahun 2010. Sementara si anak, Tubagus Iman Aryadi yang masih menjabat sebagai wali kota pada 2017 ditahan KPK terkait kasus perizinan kawasan industri. Definisi sesungguhnya dari buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

#5 Kota Makassar

Ternyata bukan hanya wali kota Medan yang tersandung kasus korupsi sebanyak 3 kali. Makassar juga mengalami hal sama. Ada 3 wali kota Makassar di periode berbeda yang tersangkut kasus korupsi dan menggegerkan Indonesia. Nggak ada kapok-kapoknya ya kepala daerah Kota Daeng.

Nama-nama mantan wali kota Makassar yang pernah dijerat KPK adalah Danny Pomanto, Baso Amiruddin Maula, dan Ilham Arief Sirajuddin. Saya rasa nggak perlu lagi disebutkan kasusnya. Cukup tak perlu memilih mereka ketika maju lagi mewakili rakyat, baik di level eksekutif maupun legislatif.

#6 Kota Tegal

Kota lainnya di Indonesia yang memiliki pemimpin korup adalah Tegal. Usut punya usut, ternyata Kota Tegal juga punya 3 kepala daerah yang menjadi terdakwa kasus korupsi. Pertama, ada M Zakir yang pernah memimpin Tegal sejak 1990-2000. Selanjutnya ada Ikmal Jaya yang menjabat wali kota Tegal masa jabatan 2009-2014. Terakhir, Siti Masitha yang tertangkap kasus korupsi pada 2017.

#7 Provinsi Papua

Khusus yang terakhir ini bukan kota di Indonesia, melainkan tingkatnya provinsi. Dana melimpah yang diberikan ke Papua dari pemerintah pusat ternyata kerap dikorupsi kepala daerahnya. Pantas saja pembangunan di sana kurang merata. Soalnya, Lukas Enembe dan Barnabas Suebu tanpa malu dan takut mengorupsi anggaran Provinsi Papua. Yang seharusnya dapat diberikan ke masyarakat dalam bentuk perbaikan sarana kesehatan serta infrastruktur.

Jangan pernah ajari masyarakat di beberapa kota dan provinsi di Indonesia yang saya sebutkan di atas tentang arti sabar menghadapi pemimpin. Soalnya pemimpin daerah mereka korup dan minimal sudah 2 kali diciduk KPK. Dan sepertinya warga di di daerah-daerah ini masih benar-benar berharap mendapatkan pemimpin yang amanah melalui sistem demokrasi Indonesia hari ini.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUG Serba-serbi Uang Rokok dalam Pelayanan Publik, Bukti Korupsi di Indonesia Susah Diberantas.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version