Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kosakata Ngapak Banjarnegara Tentang Kesehatan yang Kerap Saya Temui Ketika Dinas di UGD. Terminal Mulok #13

Dhimas Raditya Lustiono oleh Dhimas Raditya Lustiono
20 Maret 2021
A A
Kosakata Ngapak Banjarnegara Tentang Kesehatan yang Kerap Saya Temui Ketika Dinas di UGD. Terminal Mulok #13 terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Awal tahun 2019 saya hijrah dari Wonosobo ke Banjarnegara karena alasan pekerjaan. Sebagai seorang perawat, saya kerap bertemu banyak pasien yang mengungkapkan keluhannya dengan bahasa ngapak yang bagi saya unique. Meski saya pernah mengenyam pendidikan di Purwokerto, ternyata ada beberapa kosakata ngapak di Banjarnegara yang tidak saya pahami ketika pertama kali saya berdinas.

Dialek ngapak boleh dibilang dialek yang unik dan terkadang menggelikan bagi seseorang yang belum familier dengan aksen yang menyerupai bacaan qolqolah. Hal tersebut rupanya selaras dengan teori yang diungkapkan oleh Greg Dean di mana kata-kata yang berakhiran huruf “k” dan “g” memiliki tingkat kelucuan lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan huruf konsonan tersebut.

Contohnya kalau di Jogja akrab dengan interjeksi “to” seperti “iyo to?”, sementara di republik ngapak akrab dengan interjeksi “mbok” seperti “iya mbok” atau “ora papa mbok”. Keduanya memiliki makna yang sama, namun jika didengarkan kedua kalimat tersebut memiliki tingkat kelucuan yang berbeda.

Level ngapak di Banjarnegara cenderung lebih halus daripada kota lain seperti Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap. Hal ini dipengaruhi juga oleh banyaknya anak muda Banjarnegara yang melanjutkan studi ke Jogja, di mana setelah 3 sampai 4 tahun studi, kadar ngapak para perantau dalam perihal nyocot mengalami degradasi yang cukup jauh.

Namun, ada beberapa kosakata yang kerap diucapkan oleh masyarakat Banjarnegara yang membuat saya mencoba berpikir selama beberapa detik lebih keras untuk menerjemahkannya. Hal ini cukup menantang bagi saya yang berdinas di UGD di mana selama bertugas saya harus menganamnesa pasien dalam waktu singkat. Sedangkan otak saya masih mengalami buffering dalam men-translate keluhan pasien yang kerap menggunakan bahasa ngapak yang unik.

Berikut ini adalah kata-kata yang kerap saya temui ketika saya menjumpai pasien di Banjarnegara, wabilkhusus wilayah Purwonegoro, Mandiraja, Bawang, Susukan, dan Klampok.

#1 Kos

Kata tersebut tentu bukanlah kata yang asing, namun masyarakat di sini menggunakan kata “kos” sebagai kata ganti “mondok” alias rawat inap. Pertama kali mendengarkan kata “kos” impresi pertama saya kala itu adalah mengernyitkan dahi, lantaran sepemahaman saya, kata “kos” merujuk pada aktivitas menginap di rumah untuk sementara waktu dengan membayar biaya sewa, tidak untuk aktivitas rawat inap di rumah sakit.

Misalnya, “niku mboten saged dhahar, nyuwun nge-kos mawon” yang artinya “Itu nggak bisa makan, minta rawat inap saja.”

Baca Juga:

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

10 Kosakata Pemalang yang “Ajaib” hingga Bikin Bingung Banyak Orang

Namun setelah saya pikir-pikir, kata “kos” untuk rawat inap rupanya masih mashoook dalam logika saya. Meskipun sampai saat ini saya masih mengernyitkan dahi jika ada seseorang yang mengatakan “kos” sebagai kata ganti rawat inap.

#2 Bengel (dibaca seperti pelafalan kata pecel)

Mungkin kata ini bisa ditemui di luar Banjarnegara, namun saya pribadi sempat berpikir cukup lama ketika mendengar kata “bengel”. Biasanya pasien yang mengatakan dirinya sedang “bengel” akan memejamkan matanya karena tidak mampu melihat sinar lampu yang terlampau silau.

Setelah beberapa bulan, saya baru menyadari bahwa bengel adalah sebuah keadaan ketika kepala terasa berat, sehingga pasien terkadang berjalan sempoyongan jika tidak dibantu.

Kata “bengel” sendiri tidak serta merta menjadi kata ganti “mumet” yang merupakan kata yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat Jawa di manapun berada.

Kata “bengel” menjadi sebuah kata yang lebih spesifik untuk merujuk pada keadaan kepala yang terasa berat, biasanya bengel muncul setelah seseorang mengalami kecapekan berat dan kurang istirahat.

#3 Cengeng

Kata tersebut diucapkan seperti saat melafalkan kata “merem”, namun jika diucapkan degan pelafalan seperti kata “peyek”, maka kata tersebut akan memiliki arti mudah menangis atau mudah bersedih.

Cengeng sendiri berarti nyeri di leher dengan sensasi rasa kencang seperti otot yang kaku. Cengeng ini kerap dialami pada pasien dengan tekanan darah di atas normal alias hipertensi.

#4 Pega

Kata ini juga membuat saya sempat berpikir lama, namun terkadang setelah saya mengetahui adanya retraksi dada pada pasien, saya langsung mengira bahwa pasien mengalami sesak napas dan memerlukan bantuan oksigenasi.

Kata “pega” rupanya menjadi kata ganti “sesek” yang secara general memiliki arti sesak napas. Kata “pega” juga cukup eksklusif sehingga kata ini belum tentu bisa ditemui di wilayah lain seperti Wonosobo, Jawa Timur, bahkan Suriname.

#5 Macek

Ini adalah salah satu kata yang membuat saya berpikir cukup lama dalam menerjemahkannya. Ketika ada pasien mengatakan “macek”, maka hal yang saya imajinasikan adalah keadaan jalanan yang penuh dengan kendaraan bermotor.

Tetapi bukan itu artinya, Mylov. Ternyata “macek” memiliki arti nyeri hebat di mana dalam bahasa medis kerap disebut colic. Biasanya pasien yang mengeluhkan “macek” akan memegang perutnya dengan ekspresi nyengir menahan rasa sakit. Meski demikian, saya belum pernah mendengar pasien yang mengatakan “macek ndase” ketika dia mengeluhkan sakit kepala, atau “macek sikile” ketika kakinya mengalami nyeri hebat.

Saya pun mencoba menarik akar bahasa dari kata “macek” dan mencoba menduga-duga, jangan-jangan kata “macek” merupakan serapan dari bahasa Inggris “stomachache” (baca: stomakek), namun masyarakat Banjarnegara memudahkan pengucapannya menjadi “macek”. Sama halnya dengan kata “cyclone” (merek mobil bak terbuka) yang diucapkan menjadi “siklun”.

*Terminal Mulok adalah segmen khusus yang mengulas tentang bahasa dari berbagai daerah di Indonesia dan dibagikan dalam edisi khusus Bulan Bahasa 2021.

Sumber Gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Wong Serang Banten Tanpa ‘Geh’ Bagai Dunia Maya Tanpa Terminal Mojok, Nggak Lengkap! Terminal Mulok #09 atau tulisan Dhimas Raditya Lustiono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: bahasa ngapakbanjarnegaraTerminal Mulok
Dhimas Raditya Lustiono

Dhimas Raditya Lustiono

Perawat di Ruang Gawat Darurat

ArtikelTerkait

Gombong, Jalur Penghubung Banjarnegara-Kebumen yang Berbahaya

Gombong, Jalur Penghubung Banjarnegara-Kebumen yang Berbahaya

30 September 2023
bahasa betawi terminal mulok terminal mojok

Mau Pakai Dialek Betawi ‘Iye’ atau Betawi ‘Ora’? Ini Panduannya. Terminal Mulok #05

17 Maret 2021
Waduk Mrica Banjarnegara: Dulu Dipuja, Kini Tidak Terpelihara

Waduk Mrica Banjarnegara: Dulu Dipuja, Kini Tidak Terpelihara

30 April 2023
10 Kosakata Pemalang yang “Ajaib” hingga Bikin Bingung Banyak Orang Mojok.co

10 Kosakata Pemalang yang “Ajaib” hingga Bikin Bingung Banyak Orang

1 Oktober 2025
Metamorfosis Nama Panggilan Orang Bima Abadi sampai Mati. Terminal Mulok #03 mojok.co/terminal

Metamorfosis Nama Panggilan Orang Bima Abadi sampai Mati. Terminal Mulok #03

16 Maret 2021
Pengalaman Saya Tinggal di Madukara, Kecamatan yang Paling Menderita di Banjarnegara

Pengalaman Saya Tinggal di Madukara, Kecamatan yang Paling Menderita di Banjarnegara

22 Juni 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.