Kos putra sering kali mendapat stigma salah satu tempat paling berantakan, liar, dan kotor di bumi ini. Saya tidak menyangkal hal itu. Saat kuliah, saya pernah beberapa kali pindah kos-kosan dan merasakan kesamaan terkait tiga hal tersebut dari kos-kosannya yang saya tempati. Pun saat ini, ketika sedang menjalani pendidikan tingkat lanjut, rasanya pun sama. Tempat sampah bersama yang sudah penuh berhari-hari pun dibiarkan begitu saja. Mungkin tempat sampahnya dianggap bakal jalan sendiri dan membuang isiannya ke luar. Selain itu, ada saja yang harus rusak sehingga harus diperbaiki.
Itu mengapa, banyak pemilik kos lebih memilih menyewakan kos-kosannya ke cewek ketimbang cowok. Kalaupun ada yang mau menjadikannya sebagai kos putra, tentu harus siap dengan segala konsekuensinya misal, perkara kesiapan tenaga, mental, dan emosi.
Terlepas dari sisi buruk yang kerap disematkan kepada kos-kosan putra, tapi ada sisi positif yang saya rasa jarang disadari oleh banyak orang:
Daftar Isi
#1 Peduli tanpa gengsi dan basa-basi
Kalau sudah cocok satu sama lain, satu kos-kosan putra itu bisa jadi saudara. Selain itu, karena cowok itu gak kebanyakan menggunakan penilaian emosi, jadi mudah sekali percaya satu sama lain. Mereka punya makanan apa, gak sungkan berbagi. Ada yang gak enak badan, tanpa banyak drama, langsung dibantu bareng-bareng ke rumah sakit. Sekali saling bantu di masa krisis, entah itu krisis keuangan, jati diri, atau cinta, ya bakal jadi dekat dan berasa punya saudara di tempat perantauan.
Kebersamaannya pun dapat, misalnya sering nonton bola bareng. Apalagi kalau sudah difasilitasi sama pemilik kos. Selain itu, karena sangking peduli satu sama lain, gak jarang tiap liburan akhir pekan, bisa keluar main bareng. Bisa saya bilang, di dalam kos putra, kebersamaan itu lahir karena hal-hal sederhana, jujur, dan nggak ada basa-basi sok manis.
Tapi, memang ketika ada satu penghuni kos-kosan yang dianggap nggak bener, dengan kompak mereka akan mengusir orang tersebut secara tidak langsung atau diadukan ke pemilik kosannya.
#2 Relasi penghuni kos putra lebih organik
Karena sudah saling dekat satu sama lain, nggak jarang seseorang akan dapat teman atau relasi baru yang berasal dari teman kosa. Polanya biasanya begini, penghuni kosan membawa temannya ke kosan, kemudian diajak ngobrol santai bareng, akhirnya kenalan dan jadi malah teman. Lebih keren lagi, ada yang bisa jadi dapat pacar. Biasanya diajak nongkrong di luar, kemudian kebetulan dikenalkan dengan teman cewek mereka. Yah hal seperti itu bisa dan sering terjadi.
Nggak jarang juga, mereka ternyata punya teman dari kalangan orang-orang penting, entah itu pegawai BUMN atau staff di lembaga bergengsi. Penghuni kos lain jadi kecipratan relasi berkualitas. Siapa tahu mereka ada loker kan lumayan.
#3 Kos putra minim drama
Berdasar pengalaman dan cerita kawan-kawan saya, kos putra itu salah satu tempat paling apa adanya, jarang ada sandiwara atau drama. Ya apa adanya saja gitu. Kalau tidak suka akan sesuatu ya blak-blakan disampaikan langsung. Misal, saya pernah lihat teman sekamar ditegur sama teman kamar lain karena terlalu bising ketika telponan sama ceweknya. Yaa nggak masalah, teman kosan saya yang ditegur pun memahami. Meski direspon bercanda atau slengean, tapi ya sudah. Nggak ada drama berkepanjangan seperti sakit hati atau sejenisnya.
Kondisi bebas drama tentu membantu hidup ini jadi lebih sedikit ringan di tengah kondisi negeri yang aneh ini kan?
#4 Latihan mengolah emosi
Meski bebas drama, tetap saja, di kosan putra, apalagi yang punya kamar banyak, tentu akan berisi berbagai macam karakter manusia. Mungkin juga ada orang yang punya perilaku unik. Misal, suka nyanyi di kamar mandi atau suka melakukan gerakan-gerakan aneh ala anime karena masa kecilnya belum usai. Bukan hanya soal karakter, tapi juga waktu kerja atau masuk kuliahnya. Jadi kadang kita perlu sama-sama memahami itu.
Nah situasi itu tentu jadi sarana untuk seseorang melatih emosi, belajar empati, dan toleransi. Soalnya kalau sudah terbiasa dengan semua itu, bisa jadi bekal untuk menghadapi situasi atau lingkungan yang lebih kompleks.
Itu tadi beberapa sisi positif dari hidup di kos putra. Banyak hal yang boleh jadi nggak tampak dari luar tapi begitu terasa alau dialami. Mungkin nggak selalu ideal, tapi justru di balik semrawut dan selengean kos putra, ada kebersamaan yang jujur dan persaudaraan yang tumbuh.
Sebenarnya masih banyak hal kecil yang jadi nilai plus, mungkin beberapa belum saya sadari juga. Kalau kalian sendiri, adakah sisi positif dari kosan putra versi kalian?
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Perempuan Sebelum Tinggal di Kos Campur
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.