Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Korupsi Dalam Silang Sejarah Indonesia: Dari Daendels (1808-1811) sampai Era Reformasi

Muhammad Sunandar Alwi oleh Muhammad Sunandar Alwi
27 September 2019
A A
daendels

daendels

Share on FacebookShare on Twitter

Korupsi menjadi masalah yang sejak dulu menghantui Indonesia sebelum menjadi bangsa maupun menjadi negara bahkan masih ada sampai sekarang ini. Jika melihat sejarahnya masalah korupsi tidak terlepas dari adanya budaya upeti (kado) pada zaman kerajaan-kerajaan di Nusantara. Semakin melimpah dengan kedatangan bangsa eropa yang awalnya untuk menyewa tanah atau untuk berdagang. Ini membuka jalan kepada pejabat pribumi untuk bertindak korup dan berkembang serta berlanjut seterusnya. Jika melihat sejarahnya atau polanya korupsi sepertinya selalu berulang dan kembali.

Secara harfiah korupsi adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat disuap, dan penyimpingan. Korupsi adalah masalah serius yang dapat membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat serta membahayakan pembangunan ekonomi politik serta merusak nilai-nilai demokrasi. Persoalan korupsi yang melawan hukum selalu ditujukan mereka yang memiliki jabatan atau keadaan mereka yang memiliki posisi kusus dalam kehidupan publik.

Korupsi sudah dianggap sebagai kejahatan yang luarbiasa ordinary crime yang melibatkan pelaku ekonomi kelas atas dan birokrasi atau birokrat maupun pihak pemerintah. Oleh karena itu korupsi membutuhkan penanganan yang luar biasa maka hukum befungsi sebagai kontrol social dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hukum membutuhkan alat yang berupa peraturan-undangan dan lembaga penegak maupun yang lainnya.

Berbagai upaya dilakukan namun masalah korupsi yang dihadapi tidak jauh berbeda, sayangnya upaya untuk memerangi korupsi masih saja gagal. Korupsi akan menjadi sebuah ancaman serius dan nyata bagi eksistensi bangsa dan negara. Misalnya adanya pungli di era kolonial, gubernur Daendels perintah untuk memimpin dan menjaga pulau Jawa dengan membentuk kebijakan atau kekuasaan sentralisasi dengan tujuan membrantas atau mengurangi pungli yang menjangkit pemerintah polonial dengan para residen keraton (raja-raja). (hal 39). Dapat dilihat praktek suap yang telah terjadi begitu cepat berkembang secara masif.

Daendels membuat struktur baru sentralisasi sebagai dasar hubungan keraton dengan pusat di Batavia serta membangun hubungan langsung dengan para residen keraton. Daendels menghapus pemerintahan pantai timur laut Jawa pada tahun 1808 sebagai langkah awal dalam memberantas korupsi dan penyelewengan yang terjadi pada penguasa di pantai timur laut Jawa. Selain itu melarang para bupati atau pejabat memberikan upeti atau suap sebagai perwaikilan gubernur.

Daendels perbendapat korupsi yang terjadi karena rendah peraturan serta hukum, selain itu tidak adanya gaji pegawai. Pada zaman kolonial pejabat hanya mendapatkan sebidang tanah sebagai gaji dengan permasalahan itu Daendels menerbitkan peraturan baru mengatur pemberian gaji bulanan bagi semua pegawai. Peraturan ini dikeluarkannya dalam rangka reformasi birokrasi dan harapanya menekan perilaku korup.

Kasus korup juga pernah terjadi pada bangsa Inggris era 1660-1830 yang pernah maju dan berjaya namun hancur karena korupsi yang terjadi pada parlemen, lembaga militir dan eksekutif dengan adanya politik uang. (hal 51-54). Di Inggris butuh waktu kurang lebih 150 tahun untuk melawan korupsi yang sudah merajalela. Berbagai upaya dilakukan dengan membentuk pengawasan keuangan negara, melibatkan sektor swasta, mereformasi sistem pengadilan dan memperbaiki birokrasi agar mampu menciptakan institusi yang bersih. Ada beberapa hal yang dilakukan Inggris yaitu adanya pengaruh agama Protestan dan berkembangnya utilitarianism yakni kebahagian terbesar dari sebanyak mungkin orang. Hal ini jauh berbeda yang terjadi di Indonesia agenda reformasi yang sudah dirancang sedemikian rupa namun masih belum bisa bersih dari kasus korupsi yang terjadi.

Revolusi mental yang terjadi dan berkembangnya filsafat moral yang dikembangkan oleh filsuf sosio-ekonomi dan ahli hukum Inggris yang menitik beratkan kepada unsur hemat, efisensi, kebersajahan dan integritas tinggi. Tidak ada tebang pilih menjadi kunci sukses dari perjalanan kasus di Inggris. Bisa menjadi contoh untuk Indonesia namun gagal didalam praktiknya dalam membarantas korupsi.

Baca Juga:

Tugu 1000 Km Anyer-Panarukan di Situbondo Lebih Mirip Tiang Jemuran Tanpa Baju daripada Pengingat Sejarah

Manisnya Sejarah Kecamatan Kencong Jember, Pusat Ekonomi Belanda pada Masa Kolonial

Jika melihat demokrasi dan tatanan negara hukum Indonesia masih terjadinya tumpang tindih misalnya seputar pluralism, toleransi dan kekuasaan. Karena hukum menentukan negara modern yang syarat penting bagi pemberantasan korupsi. Efektif utamanya adalah leadership politik, primodialisme dan politik nasional serta parsialnya agenda reformasi. Masalah birokrat yang masih kaku antara relasi bawah dan atas dan ini terjadi disemua lembaga, selain feodal birokratnya juga masih malas untuk bekerja serius. Selain itu situasi politik yang terjadi di Indonesia yang tidak mendukung penuh upaya pembarantasan korupsi. Serta berbagai permasalahan yang terjadi seperti halnya ekonomi yang lemah, rupiah anjlok, pengangguran yang marak, kemiskinan membaut kesadaran moral belum mampu untuk membangkitkan seperti yang terjadi di Inggris abad 18.

Terlepas dari dirkursus korelasi antara desentralisasi dan korupsi sangat penting bagi bangsa Indonesia untuk mengambil pemebelajaran dari maraknya korupsi yang terjadi, faktor apa yang mendorong, siapa yang berperan penting dalam kasus dan upaya apa saja yang sudah dilakukan berbagai pertanyaan yang muncul akan memiliki relevansi untuk memberantas korupsi. Persoalan korupsi sudah menjadi persoalan global artinya hampir setiap negara memiliki kasus korupsi termasuk Indonesia. Namun dari berbagai persoalan seharusnya kita mampu belajar karena kasus korupsi begitu memprihatikan hampir disemua institusi terjangkit persoalan korupsi sebuah penyakit menular. Hukum memiliki peranan penting dalam pemberantasan korupsi secara kuantitas, intrumen hukum sudah representative untuk menangani tindak pidana korupsi serta adanya pembenahan moral bangsa adalah dasar dari sebuah tanggung jawab serta semua elemen bangsa bergerak bersama meberantas korupsi.

Catatan:

Tulisan ini merupakan pemenang lomba resensi buku Komunitas Bambu, “Korupsi Dalam Silang Sejarah: Dari Daendels (1808-1811) sampai Era Reformasi, Komunitas Bambu (*)

 

BACA JUGA Saatnya Menulis Sejarah Korupsi di Daerah atau tulisan Muhammad Sunandar Alwi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Februari 2022 oleh

Tags: bataviadaendelskerja paksakolonialpenjajahansejarah korupsiupeti
Muhammad Sunandar Alwi

Muhammad Sunandar Alwi

Sejarawan muda.

ArtikelTerkait

nasi goreng di jogja pakem wonosari tegal jawa timur ciri khas mojok.co

Sejarah di Balik Cita Rasa Manis Makanan Jawa

18 September 2020
Sukarno Bilang 'Jangan Lupakan Sejarah' Bukan 'Pelajarilah Sejarah' pelajaran sejarah ditiadakan kemendikbud terminal mojok.co

Ferdian Paleka Kelakuannya Seperti Orang Kerasukan Arwah Tokoh-tokoh Sejarah

5 Mei 2020
Timnas Israel Lolos Piala Dunia U-20: Yang Lolos Siapa, yang Pusing Siapa

Timnas Israel Lolos Piala Dunia U-20: Yang Lolos Siapa, yang Pusing Siapa

2 Juli 2022
benjamin netanyahu palestina indonesia mojok

Setelah Benjamin Netanyahu Pensiun Jadi Perdana Menteri, Bagaimana Nasib Palestina Selanjutnya?

1 Juli 2021
Tugu 1000 Km Anyer-Panarukan di Situbondo Lebih Mirip Tiang Jemuran Tanpa Baju daripada Pengingat Sejarah

Tugu 1000 Km Anyer-Panarukan di Situbondo Lebih Mirip Tiang Jemuran Tanpa Baju daripada Pengingat Sejarah

3 Oktober 2024
sumbangan tujuh belasan

Meminta Sumbangan Tujuhbelasan di Tengah Jalan: Nyari Dana atau Nyari Bahaya Sih?

11 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.