“Lebih enak kopi susunya Couvee atau Tuku Jogja?” adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab.
Jogja tidak bisa tinggal diam, selalu ada saja hal baru dari waktu ke waktu. Salah satu yang paling kentara adalah kehadiran coffee shop atau kafe kekinian. Nggak heran kalau daerah ini menyandang predikat baru yakni “Jogja kota seribu kedai kopi”.
Minuman yang cukup popular dan mesti ada di setiap coffee shop adalah es kopi susu. Mungkin namanya bisa bermacam-macam di berbagai kafe, tapi bahan dasarnya tetap saja mirip: es, kopi, susu, dan pemanis yang biasanya gula aren. Sebagai penggemar kopi susu, saya sudah mencicipi menu ini hampir di seluruh coffee shop yang ada di Jogja. Dan, di lidah saya, Couvee dengan menu Everyday Latte masih menjadi pemenangnya. Rasa creamy pada minuman ini tidak bikin enek, begitu menyegarkan.
Setelah cukup lama mengandalkan kopi susu Couvee sebagai teman nongkrong dan mengerjakan tugas, akhirnya saya punya pilihan kopi susu enak lainnya yakni Tuku. Merek asal Ibu Kota itu sudah lama jadi favorit saya kalau sedang singgah di Jakarta. Mereka punya menu andalan Kopi Susu Tetangga yang hampir cocok di semua lidah. Dan, belum lama ini, Kopi Tuku buka gerai baru di Jogja, tepatnya di Kotabaru.
Sebelum saya dihujat penggemar kopi susu di Jogja, saya ingin menekankan satu hal. Saya ini penyuka kopi susu, di antara menu kopi susu yang pernah saya cicipi, kopi susu milik Tuku dan Couvee adalah jawaranya. Tulisan ini tidak bermaksud menggurui dengan membandingkan-bandingkan merek satu dengan yang lain. Apalagi soal rasa atau selera itu sangat subjektif.
Daftar Isi
Kopi susu Couvee dan Tuku Jogja punya cita rasa masing-masing dan sama-sama enak
Membandingkan kopi susu Tuku dan Couvee jadi salah satu topik hangat ketika merek asal Jakarta itu buka di Jogja. Beberapa teman yang sudah mencicipi merasa Kopi Susu Tetangga memang enak, tapi tidak spesial, tidak seperti yang digembor-gemborkan orang Jakarta. Beberapa membandingkannya dengan Couvee dan dirasa merek ini lebih unggul daripada Tuku.
Sebagai pencinta keduanya, saya nggak rela dua merek ini diadu. Keduanya punya karakter masing-masing yang kebetulan cocok di lidah saya. Saya sih malah senang semakin banyak pilihan kopi susu enak di Jogja.
Couvee dengan menu signature-nya Everyday Latte sangat creamy dengan rasa espresso yang cukup kuat. Uniknya, dua rasa itu berpadu dengan nikmat di lidah. Pantas saja kedai Couvee selalu ramai, di gerai manapun. Satu minumannya dibanderol dengan harga Rp26.000. Tidak murah untuk ukuran orang Jogja, tapi sepadan kok dengan rasanya.
Sementara itu, Tuku yang pertama kali hadir di Jaksel juga punya karakteristik sendiri. Perbandingan kopi dan susunya begitu pas. Memang sih tidak se-creamy Couvee, tapi manisnya tetap sesuai dan nggak bikin nyegrak di tenggorokan. Harganya keduanya sama-sama di atas Rp20 ribu. Tidak murah untuk kantong orang Jogja memang, tapi itu semua setara dengan kenikmatan yang diberikan. Pokoknya idola saya lah dua-duanya ini. Jadi saya pasti akan merekomendasikan keduanya.
Konsep berbeda, tidak bisa dibandingkan
Bicara soal tempat, Tuku dan Couvee menawarkan konsep yang berbeda dan dua-duanya tetap terlihat estetik dengan caranya masing-masing. Tuku, tempatnya memang didesain untuk nongkrong saja, bukan untuk WFC atau buka laptop. Hampir semua cabang Tuku seperti itu, malah ada yang khusus delivery only di Jakarta. Kalau Couvee nggak usah ditanya lagi, cocok banget buat laptopan. Kalau kalian mahasiswa atau pekerja Jogja, pasti pernah setidaknya pernah satu kali bekerja atau mengerjakan tugas di sana kan?
Dua coffee shop ini menyediakan ruang untuk beraktivitas, tergantung kamu mau melakukan apa. Ingin diskusi sekalian ngerjain tugas, bisa di Couvee yang punya coworking space cukup luas. Kalau ingin ngalor-ngidul sambil menikmati syahdunya Jogja dengan segelas es kopi plus donat kampung, boleh ke Kopi Tuku. Tinggal pilih aja sesuai kebutuhanmu.
Camilan yang dijajakan berbeda
Selain rasa kopi dan spot hangout, jenis menu makanan pun terkadang jadi bahan untuk perbandingan. “Sayang banget di Couvee cuma ada pastry, mana kenyang. Mahal pula,” kira-kira begitu celetukan anak muda yang berharap ada aneka nasi di Couvee. Jangan berekspektasi ketinggian, karena setiap coffee shop punya sasaran audiensnya tersendiri.
Saya juga sempat mendengar celetukan mengenai perbedaan jajanan di Couvee dan Tuku di Jogja. Ya seperti biasa, membandingkan satu sama lain yang menyimpulkan merek mana yang lebih baik dari segi makanan. Hal seperti ini tidak seharusnya dijadikan komparasi berlebihan. Buat simpel aja, kalau kamu suka ngopi sambil menyantap aneka pastry, bisa datangi Couvee. Kalau kamu lebih cocok kudapan tradisional, seperti donat, bolu, dan lumpia, boleh melipir ke Tuku.
Saya pokoknya kurang setuju kalau Tuku Jogja dibilang biasa aja. Apalagi dibanding-bandingkan dengan Couvee. Keduanya sama-sama enak dan punya konsep sendiri-sendiri yang sama-sama unik. Nggak usah ada perdebatan antara tim Tuku atau tim Couvee, mending energinya disimpan untuk mendebat pemerintah.
Penulis: Rachelia Methasary
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Selain Indomaret, Kursi Besi Family Mart Nggak Kalah Nyaman untuk Merenungi Nasib
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.