Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kopi Gadjah Membuat Saya Berpaling dari Kapal Api Special Mix

Nanda Naradhipa oleh Nanda Naradhipa
3 Mei 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Sudahkah Anda mencicipi kopi Gadjah?

Menurut berbagai survei, kopi adalah minuman yang paling banyak diminum di dunia setelah air putih. Nah, kalau di Indonesia, kopi itu tidak lain dan tidak bukan adalah Kapal Api Special Mix. Kalau Anda warga negara Indonesia tapi belum pernah nyobain kopi ini, bergegaslah ke warung-warung terdekat dan segera seduh kopi tersebut sebelum ada yang menghakimi kalau Anda bukan warga negara Indonesia yang tulen.

Kopi Kapal Api, khususnya yang Special Mix, bisa dibilang merupakan kopi yang paling akrab sama indra pengecap sebagian besar masyarakat Indonesia. Mulai dari bertamu ke rumah sanak saudara, kuli bangungan dan kuli proyek, atau kerja bakti seantero rukun warga. Kalau dikasih kopi, ya, udah pasti dikasihnya Kopi Kapal Api Special Mix. Tanpa mereka perlu ditanya, “Mau kopi apa?” terlebih dahulu. Hal tersebut membuat kopi ini bukan lagi sebatas kopi saset. Lebih dari itu, ia merupakan sebuah budaya yang diamini oleh masyarakat secara umum.

Kebiasaan itu secara nggak langsung berdampak pada selera ngopi saya. Pada awalnya, saya mulai suka ngopi karena nyobain kopi GoodDay, yang nyaris nggak ada rasa pahitnya. Namun, semakin bertambahnya usia, bersamaan dengan bertambahnya aktivitas sosial dan mesti berkunjung ke sana kemari, selera kopi saya mulai bergeser dikit-dikit. Dari yang awalnya minum kopi Kapal Api Special Mix cuma buat ngehargain yang udah menjamu saya, sampai lama-kelamaan jadi jatuh cinta juga sama kopi yang warna bungkusnya mirip sama seragam AC Milan itu.

Bagi saya, Kapal Api Spesial Mix—asalkan pas nyeduhnya nggak diaduk—adalah kopi saset paling nikmat di antara varian kopi saset lainnya. Pahitnya pas, manisnya nggak terlalu bikin nyengir juga. Selain itu, meskipun dari rasa pahitnya aja udah cukup ngejelasin kalau Special Mix ini pakainya kopi robusta, tapi aroma yang keluar ketika diseduh justru agak mirip sama aroma kopi arabika. Keunikan yang nggak pernah saya temukan ketika menyeduh kopi saset lainnya membuat kopi ini selalu punya tempat di hati saya.

Namun, semua itu berubah ketika saya lagi makan siang di sebuah warung nasi di sekitaran kampus. Pada siang itu, saya ditawarin sekotak Kopi Gadjah oleh seorang rekan yang bekerja untuk Djarum Group. Kata dia, aromanya mirip Kapal Api, tapi rasanya jauh lebih enak karena manisnya bisa diatur sendiri. “Yaiya enak, situ kan lagi jualan. Lagian, mana ada kopi saset yang lebih enak dari Kapal Api,” kata saya dalam hati.

Namun, pada akhirnya saya beli juga kopi itu. Sesampainya di rumah, kopi itu saya bagiin ke orang-orang yang pada hari itu kebetulan lagi pada di situ. Pasalnya, pas belinya saya emang nggak pengin-pengin amat.

Meski demikian, tetap saya sisakan dua saset buat saya sendiri, karena saya agak penasaran sama sejurus “aromanya mirip Kapal Api” yang dibilang rekan saya di siang itu. Ketika diseduh, aroma yang keluar emang mirip banget sama kopi arabika—emang kalau barang dagangan temen itu selalu sesuai sama apa yang dipromosiinnya. Namun, yang dahsyat baru akan datang setelahnya.

Baca Juga:

Luwak Kopi Murni Premium, Kopi Bubuk Kemasan Murah dan Beraroma Mewah, Bisa Jadi Pengganti Kapal Api!

Kopi Gadjah, Kopi Sachet yang Cocok buat Diet

Saya menyeduhnya tanpa pakai gula yang disediakan secara terpisah biar tau dulu rasa aslinya kayak gimana. Setelah diaduk dan ampas kopinya tenggelam ke dasar gelas, barulah saya sruput kopi itu, dan… sumpah. Enak. Banget. Mo. Nangis….

Maksud saya, dengan harga seribu lima ratus rupiah, bener-bener nggak masuk akal bisa dapet kopi seenak itu. Sensasinya bener-bener kayak minum kopi tubruk pakai kopi spesial dari roastery-roastery ternama. Aftertaste-nya awet, body-nya juga lumayan kuat, dan ada sedikit notes cookies khas robusta.

Sebagai penikmat kopi yang sebagaimana mestinya, Kopi Gadjah yang menawarkan gula terpisah membuat saya benar-benar jatuh cinta padanya. Saya senantiasa mengaduk kopi tanpa perlu khawatir akan terlalu manis. Bahkan, menurut saya, Kapal Api Special yang tanpa gula pun nggak cukup mampu menandingi sensasi yang dimiliki Kopi Gadjah yang baru seumur jagung itu.

Bagi saya yang sering kali kepayahan buat belanja biji kopi dari roastery kesayangan. Namun, saya juga sering keberatan dengan kadar manis Kapal Api Special Mix, Kopi Gadjah menjadi alternatif yang sangat menyenangkan buat menemani aktivitas sehari-hari. Selain itu, keberadaannya sangat pas untuk sekadar memenuhi ke-bm-an akan kafein di tengah krisis finansial.

Sumber Gambar: YouTube Iklan Indonesia

BACA JUGA Tak Hanya Folk dan Senja, Kini Kopi Juga Identik dengan Metalhead dan tulisan Nanda Naradhipa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Mei 2021 oleh

Tags: arabikakapal apiKopi Gadjahrobusta
Nanda Naradhipa

Nanda Naradhipa

Bocah Kampung Leuweung Gunung.

ArtikelTerkait

Jurus Kapal Api Bertahan di Tengah Gempuran Bisnis Kopi

Jurus Kapal Api Bertahan di Tengah Gempuran Bisnis Kopi

5 Juni 2022
Es Kapal Api, Cara Terbaik Menikmati Kopi Kapal Api terminal mojok

Es Kapal Api, Cara Terbaik Menikmati Kopi Kapal Api

16 Desember 2021
clear coffee cisadon kebun kopi biji kopi arabica robusta mojok

Mengenal Cisadon, Daerah Penghasil Kopi yang Tersembunyi

15 November 2020
4 Kecamatan Penghasil Kopi Terbaik di Banyuwangi

4 Kecamatan Penghasil Kopi Terbaik di Banyuwangi

18 Maret 2022
Kopi Gadjah, Kopi Sachet yang Cocok buat Diet

Kopi Gadjah, Kopi Sachet yang Cocok buat Diet

5 Juli 2025
Luwak Kopi Murni Premium, Kopi Bubuk Kemasan Murah dan Beraroma Mewah, Bisa Jadi Pengganti Kapal Api!

Luwak Kopi Murni Premium, Kopi Bubuk Kemasan Murah dan Beraroma Mewah, Bisa Jadi Pengganti Kapal Api!

3 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.