Konvoi Moge Itu Nggak Keren, Justru Mimpi Buruk bagi Pengguna Jalan Lain

Konvoi Moge Itu Nggak Keren, Justru Mimpi Buruk bagi Pengguna Jalan Lain Mojok.co

Konvoi Moge Itu Nggak Keren, Justru Mimpi Buruk bagi Pengguna Jalan Lain (unsplash.com)

Konvoi moge (motor gede) mungkin dianggap keren di mata peserta konvoi. Ya kapan lagi mereka bisa memamerkan motor seharga ratusan juta itu di jalanan. Apalagi dilakukan bersama pengendara moge lain, pasti jadi pengalaman tidak terlupakan bagi mereka. 

Tidak hanya menjadi pengalaman tidak terlupakan bagi pengendaranya, konvoi moge juga tidak terlupakan bagi pengguna jalan lain. Konvoi seperti ini adalah mimpi buruk. Konvoi hanya bikin bising hingga macet. Pokoknya hobi yang satu ini serba merepotkan pengguna jalan lainnya, nggak ada keren-kerennya!

Bising dan bikin macet

Sudah pernah dengar suara motor gede? Satu motor gede berisiknya minta ampun. Kalau kalian tinggal di kompleks, orang-orang bisa dengan mudah mengenali pemilik motor gede sedang pergi atau pulang hanya dari suaranya. Iya sebegitu khas dan kencangnya suara moge. Nah, bisa dibayangkan bagaimana suasana konvoi moge. Bisingnya minta ampun. 

Bagi yang tidak biasa dengan kebisingan, suara kendaraan ini  bisa menimbulkan ketidaknyamanan. Apalagi kalau kalian sedang berkendara, seperti ada rasa kaget dan was-was ketika mendengarnya. Kalau kalian sedang sial dan harus berbagi jalan dengan pengendara motor gede, pastikan kalian meningkatkan konsentrasi. 

Tidak hanya polusi suara, konvoi moge merepotkan pengguna jalan lain karena memicu kemacetan. Ya bagaimana tidak macet, ukuran satu kendaraan yang cukup besar, belum jumlah peserta konvoi yang biasanya tidak sedikit. Dijamin peserta konvoi akan memenuhi seluruh jalur jalan. Pergerakan pengguna jalan lain jadi terbatas, macet tidak terhindarkan. 

Bahkan, tidak jarang ditemui suatu jalan ditutup sementara demi konvoi moge bisa melintas dengan bebas. Tentu penutupan jalan seperti ini sudah mendapat izin dan melibatkan pihak-pihak yang berwenang. Namun, tetap saja, penutupan jalan bisa menimbulkan kemacetan, apalagi di jam-jam padat.

Kalau tidak ingin terjebak kemacetan sebenarnya pengguna jalan bisa memutar memilih jalan lain. Eh sebentar, tapi jalan kan milik bersama ya, kok bisa-bisanya pengguna jalan lain yang mengalah hingga rela memutar. Sungguh tidak adil. Apalagi demi hal-hal yang tidak krusial seperti konvoi motor gede.  

Satu-satunya pelajaran dari konvoi moge

Saya berpikir cukup keras untuk melihat sisi positif konvoi moge. Kalau memang harus memetik pelajaran dari hobi mahal ini, konvoi moge menyadarkan masyarakat bahwa ada lho kelompok orang yang mampu membeli motor seharga ratusan juta. Asal tahu saja, moge atau motor gede adalah motor dengan kapasitas 250 cc. Moge dikenai pajak barang mewah atau PPnBM mulai dari 60 persen hingga 125 persen. Itu mengapa pemilik moge identik dengan orang-orang yang berlimpah harta. Jadi kalau di berita tersiar kabar pejabat publik punya moge, masyrakat bisa lebih kritis mempertanyakan sumber kekayaannya.

Tentu butuh kantong yang super tebal untuk menekuni hobi yang satu ini. Sudah hobi yang mahal, banyak nggak disukai pengendara jalan lainnya lagi. Apa nggak ingin cari hobi lain saja? 

Penulis: Deddi Imanul Rahmadian
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Dear Para Cowok, Nggak Semua Cewek Suka Moge, Ini Alasannya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version