Pemerintah Indonesia apa nggak overthinking kenapa konser Coldplay di negara lain bisa berhari-hari sementara di sini cuma sehari?
Bonus demografi penduduk seharusnya menjadi daya tarik superband internasional untuk manggung di negara ini. Coldplay Asia Australia World Tour 2023 menjadi catatan bagi Indonesia yang ternyata hanya menjadi target pasar, bukan pelaku pasar industri kreatif global.
Masih ingat beberapa bulan lalu ketika semua orang se-jagat media sosial membicarakan war tiket konser Coldplay Jakarta? Warga Indonesia yang merupakan pengguna internet terbesar keempat di dunia begitu ramai berkomentar di Twitter, Instagram, TikTok, dll., dengan harapan mendapat tambahan hari konser Coldplay Jakarta. Bagai cinta bertepuk sebelah tangan, walaupun 200 jutaan orang nangis misuh di mesia sosial, band asal Inggris tersebut memilih menambah hari konser di negara lain selain indonesia.
Orang Indonesia nonton konser Coldplay di Taiwan hingga Jepang
Mia memilih untuk menonton konser Coldplay di Taiwan karena ia nggak berhasil mendapatkan tiket Coldplay Jakarta.
“Tiket Coldplay dijual Rp6,5 juta bahkan lebih di Jakarta! Jadi, aku mending nonton di Taiwan aja, dapat tiket PP plus tiket konser,” jelasnya.
Mia memang sudah lama booking tiket ke Taiwan, namun perjalannya tertunda karena pandemi. Tiket PP Indonesia-Taiwan dibelinya seharga Rp4 juta, tapi itu belum termasuk biaya hotel, makan, dan tiket kereta cepat Taipei-Kaohsiung. Fyi, Kaohsiung adalah kota lokasi konser Coldplay di Taiwan.
Taiwan, negara kecil yang bahkan nggak diakui PBB ini justru menjadi pilihan band asal Inggris itu menambah hari konser mereka. Negara ini menempati peringkat keempat pada Indeks Kebebasan Ekonomi 2023 dengan indikator kenaikan positif pada kesehatan fiskal dan integritas pemerintah. Sungguh berbanding terbalik dengan Indonesia yang menempati peringkat ke-60. Apa kabar integritas MK ya? Eh, pemerintah maksudnya.
Saat saya menulis artikel ini, Bhakti dan Neta bersama dua anaknya sedang jalan-jalan di Jepang usai menonton konser Coldplay di Tokyo. Neta mengaku Jepang adalah opsi negara alternatif karena dia nggak mendapatkan tiket Coldplay Jakarta. Ia mengaku menghabiskan uang hingga Rp32 juta untuk tiket pesawat PP 4 anggota keluarga, belum termasuk hotel, makan, dan biaya rekreasi lainnya.
“Karena dapet tiket di Jepang, jadinya sekalian jalan-jalan. Mungkin kalau nonton di Jakarta, kami nggak akan jalan-jalan ke Jepang,” kata Neta.
Bukan tanpa alasan jika Coldplay memilih menambah waktu konser mereka di Tokyo. Jepang dikenal sebagai destinasi wisata yang aman, bersih, dan modern. Jepang berada di posisi teratas pada indeks Travel and Tourism yang dirilis oleh World Economic Forum. Penduduk Jepang yang berjumlah 125 juta orang dikenal ramah dan berperilaku baik mendukung stabilitas negara.
Penduduk yang mendukung stabilitas negara itu seperti apa, sih? Yah gampangnya, yang nggak teriak-teriak mengancam membubarkan dan memblokade konser Coldplay dengan dalih agama.
Nonton konser ke negeri tetangga, Singapura
Lain lagi cerita Dita yang memilih menonton konser Coldplay di Singapura.
“Aku tadinya mau nonton yang di Jakarta, tapi nggak dapet tiket. Akhirnya ke Singapura aja, rencananya berdua sama suami cuma buat nonton Coldplay, ” jelas Dita.
Dita dan suaminya, Ando, sampai sekarang masih mencari tiket penerbangan dengan harga yang paling masuk akal. Setelah Chris Martin, dkk. mengumumkan 6 hari konser di Singapura, harga tiket pesawat Indonesia-Singapura memang meroket naik.
Terlihat seperti titik kecil di atlas, Singapura justru menjelma menjadi negara yang diimpikan sang founding father, Lee Kuan Yew. Small but powerful. Singapura menjadi negara dengan peringkat atas penegakan hukum di dunia. Indeks penilaiannya meliputi korupsi, ketertiban dan keamanan, serta sistem peradilan. Dengan stabilitas keamanan dan hukum yang terjamin, ya nggak heran jika Coldplay menjadikan Singapura sebagai destinasi world tour Coldplay yang terlama.
Baca halaman selanjutnya: Harusnya konser Coldplay Jakarta besok ini ditambah harinya…