Jakarta punya banyak pasar hewan peliharaan. Salah satunya adalah pasar hewan Jatinegara di wilayah kota Jakarta Timur. Lokasi pasar hewan ini terletak berdekatan dengan stasiun Jatinegara. Namun, lokasinya yang relatif sempit dan becek ketika hujan, membuat pasar cenderung sepi pengunjung.
Terlepas dari kontroversi belakangan ini bahwa hewan peliharaan tidak boleh diperjual-belikan, melainkan harus melalui sistem adopsi, sampai saat ini pasar hewan ini masih menjadi pilihan mereka untuk mendapatkan hewan peliharaan selain pet shop.
Meski kondisi pasar yang kurang nyaman, tetapi calon pembeli masih kerap berdatangan setiap harinya di pasar hewan Jatinegara. Harga hewan di pasar ini relatif terjangkau, dan juga tidak butuh persyaratan yang rumit untuk mendapatkan hewan peliharaan di sini.
Lokasinya yang sempit, tetapi harga sewa yang mahal mungkin membuat penjual harus memutar otak bagaimana mereka bisa mendapat untung dari kondisi seperti itu dengan memaksakan kapasitas yang ada.
Menurut saya, pasar hewan ini sungguh sangat jauh dari rasa nyaman. Alih-alih mengesankan, justru pasar ini lebih mempresentasikan kondisi yang mengenaskan.
Daftar Isi
Kondisi bangunan Pasar Hewan Jatinegara yang buruk
Kondisi Pasar Hewan Jatinegara ini tidak karuan. Kumuh. Tidak rapi sekali. Mulai dari banyaknya pedagang tanpa kios yang menjajakan hewan di trotoar jalan hingga banyak parkir kendaraan di pinggir jalan raya Jatinegara Timur. Tak jarang membuat kemacetan dan mengganggu pengguna jalan lain yang akan melintas jalan raya tersebut.
Mungkin orang yang baru pertama kali ke sini akan pusing melihat situasi pasar yang begitu berantakan. Mending pet shop sih kalau ini
Keadaan hewan yang tidak diperhatikan
Bagi yang baru berkunjung ke Pasar Hewan Jatinegara ini saya yakin pasti merasa shock banget saat melihat kondisi hewannya. Hewan-hewan berdesakan dalam satu kandang yang kecil. Membayangkannya saja sudah terasa mengenaskan, bukan? Apalagi melihatnya langsung.
Menjual hewan yang dilindungi
Banyak hewan dilindundungi yang dijual di pasar hewan ini. Seperti burung nuri maluku, burung gelatik jawa, bahkan ada monyet ekor panjang dijual di pasar ini. Yang lebih bikin menyayat hati adalah monyet ekor panjang tersebut dicabut terlebih dahulu sebelum dijajakan oleh pedagang. Saya nggak tahu alasan pastinya. Yang jelas, itu bukan tindakan yang bermoral.
Kok tega ya?
Satu hal lagi yang bikin heran adalah, kantor Polres Jakarta Timur terletak cuman beberapa ratus meter dari lokasi pasar. Kok bisa ya nggak ketahuan?
Nah itulah sisi gelap dari Pasar Hewan Jatinegara sebagai pasar hewan tertua di Jakarta. Kondisi yang ancur, mengenaskan, dan sekaligus mengherankan menjadi kombinasi yang sangat jauh dari kata ideal untuk pasar hewan tersebut. Harapannya, pemerintah segera mengatasi hal-hal di atas agar kondisi serta hukum bisa ditegakkan.
Sebab, bagaimana kita memperlakukan hewan, adalah cerminan kita sebagai manusia.
Penulis: Muchlis Amin
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Membongkar Rahasia Blantik: Menepok Pantat untuk Menaksir Berat Badan