Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kok Bisa ya Ada Orang Kepikiran buat Plagiat

Muhaimin Nurrizqy oleh Muhaimin Nurrizqy
17 Juni 2020
A A
plagiat

Kok Bisa ya Ada Orang Kepikiran Buat Plagiat

Share on FacebookShare on Twitter

Ampuun, deh, ada lagi nih kasus plagiarisme baru. Nggak tanggung-tanggung, yang diplagiat cerpen karya Agus Noor. Waduh!

Yang bikin saya heran itu, cerpen yang dicomot, diganti tokohnya, dan dijadikan cerpen karangan dia itu malah dikirim ke koran. Kalau niatnya mau belajar, ya nggak usah dikirim dong, Bos. Simpan saja di laptopmu untuk jadi bahan pembelajaran saja.

Siapa yang melarang kita meniru? Bukankah penguburan pertama di dunia yang dilakukan putra Adam adalah hasil peniruan seekor gagak yang mengubur gagak lainnya? Ya tentu saja boleh. Anak bayi pun meniru apa yang dilihatnya. Tapiiiiii ingat, peniruan hanya boleh dilakukan ketika tujuannya untuk belajar, bukan untuk dipublikasikan.

Di dalam semesta Sastra Indonesia, kasus plagiat sudah banyak terjadi. Tidak bisa dihitung jari lagi. Malahan kebanyakan kasus terjadi di zaman yang sudah canggih ini. Tuh kan bener apa kata pepatah “Internet itu adalah pisau bermata dua”, eh emang bener ada ya pepatahnya? Di satu sisi internet memberi kita keluasan yang tidak terhingga, disisi lain memberi kita ketololan yang tak terhingga pula.

Betapa semestinya ketika kita bisa menemukan karya sastra yang tersebar luas di internet ini, mulai dari mudahnya akses buku, baik pdf atau cetak, artikel jurnal, karya sastra di media online, dan lain sebagainya, kasus plagiat-plagiatan tidak akan terjadi. Karena apa? Karena referensi kita menjadi luas dan gerak untuk mengembangkan tulisan lebih terbuka lebar.

Apa sih sebenarnya yang tukang plagiat ini inginkan? Apakah harta? Tahta? Atau wanita?

Apa mereka nggak tahu ya kalau mau mengejar ketiga itu susah kalau jadi penulis, apalagi kalau mau jadi kaya ckck. Daripada plagiat tulisan, mending plagiat cara kerja BuzzeRp aja sana. Saya jamin lebih cepat jadi kaya hhe hhe.

Ah mungkin bukan harta, tahta, apalagi wanita, mereka melakukan plagiasi mungkin karena tiga hal ini kali yak.

Baca Juga:

Anggapan Karya Fiksi Lebih Rendah dari Karya Nonfiksi Itu Konyol

AS Laksana Memberikan Contoh bahwa Mengarang Itu Gampang, Asal Ada Nama Besar

1. Pengin dapet status sebagai penulis

Ini adalah salah satu permasalahan penulis pemula. Saya dan dalam lingkaran teman-teman saya juga merasakan hal ini. Jika karya kita sudah diterbitkan media, apalagi media nasional, waduh, status kita akan naik menjadi “seorang penulis”. Trah kita seolah-olah sudah hampir mendekati dewa. Seorang penulis yang karyanya sudah diterbitkan di media nasional.

Guna status ini adalah pertama, untuk membusungkan dada di antara teman-teman yang karyanya belum terbit. Kedua, agar bisa sok-sokan merevisi karya teman lain yang belum terbit. Ketiga, untuk sebagai bahan jualan untuk mendekati perempuan. “Abang seorang penulis, Dek. Gimana? Mau nggak sama Abang?”

2. Pengin dapet sesuatu dengan cara yang instan

Permasalahan ini tidak hanya terjadi di dunia kepenulisan, tapi di semua aspek kehidupan. Siapa sih yang tidak mau segera mencapai tujuan yang sangat diidam-idamkannya. Orang lebih memilih cara yang cepat dari pada harus bertungkus-lumus dengan proses.

Contoh terbaiknya adalah ketika kita membuat SIM. Pasti lebih memilih orang dalam daripada harus mengikuti aturan yang ada. Untuk kasus yang satu ini, teman saya pernah bersikeras untuk mengikuti sesuai ketentuan yang berlaku. Tapi memang tidak pernah berhasil mendapatkan SIM, padahal beliau sudah melakukannya dengan sangat baik, sampai menghapal materi lalu lintas. Ya mau bagaimana lagi, kita sudah diajarkan untuk meraih segala sesuatu secara instan.

Contoh kedua tentu budaya mencontek untuk mendapatkan nilai sempurna. Atau mencari joki untuk menggantikan ujian tes CPNS. Walah! Ternyata dalam kehidupan sehari-hari kita disuap cara-cara yang instan. Sehingga orang-orang yang mendewakan proses kalah dengan yang punya duit banyak!

Jika kita membaca bagaimana Gabriel Garcia Marquez menulis, ia bahkan mengendapkan idenya selama dua puluh tahun untuk membuat novel Seratus Tahun Kesunyian yang terkenal itu. Bayangkan dua puluh tahun! Siapa yang mau mengendapkan idenya selama itu? Dalam wawancaranya ia mengatakan, hal itu dilakukannya agar ide itu benar-benar menjadi matang.

Dan mengapa Jhon Lennon bisa menjadi pemusik yang handal di dalam dunia permusikan dunia? Ya tentu karena ia bermain gitar setiap harinya selama sepuluh jam. Tu! Coba deh tiru, betapa mereka yang berhasil begitu disiplin terhadap apa yang didalaminya.

Jadi proses adalah koenji! Proses tidak akan pernah mengecewakan hasil.

3. Kekurangan Ide

Nah, ini. Ini adalah alasan sejuta umat! Tidak ada ide, susah mencari ide, ide sudah habis di dunia ini. Dunia ini sudah kekeringan ide. Sontoloyo! Itu mengapa saya mengatakan bahwa di zaman canggih ini orang masih melakukan plagiat terhadap karya orang lain. Padahal di dunia tanpa batas ini, ide terbentang sampai ke entah. Tinggal kita keruk saja kemudian kita saring sesuai kemampuan dan kebutuhan kita.

Ide yang berserak-serak di dunia ini tentu tidak hanya bisa temui di dunia internet dan sebagainya. Sebab mereka itu juga ada yang bersembunyi di dalam lipatan baju masa kecil kita, berputar di pembicaraan teman-teman kita, menggantung di atas kepala ketika kita sedang mandi atau sedang kencing atau apapun yang kita lakukan di kamar mandi, dan sebagainya. Jika kita menyadari hal tersebut, dan tentu tidak akan ada alasan lagi untuk melakukan plagiarisme di muka bumi ini.

Sumber Gambar: Twitter

BACA JUGA Bisa Nggak sih Kita Memanfaatkan Turnitin untuk Meminimalisir Plagiarisme Karya Sastra? atau tulisan Muhaimin Nurrizqy lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Juni 2020 oleh

Tags: karya sastraplagiarismeplagiat
Muhaimin Nurrizqy

Muhaimin Nurrizqy

Lahir dan besar di Padang kota tercinta!

ArtikelTerkait

turnitin plagiasi mojok.co

Bisa Nggak sih Kita Memanfaatkan Turnitin untuk Meminimalisir Plagiarisme Karya Sastra?

16 Juni 2020
Calon Sarjana Kok Kena Kasus Plagiarisme, Pantesan Nggak Lulus-Lulus

Calon Sarjana Kok Kena Kasus Plagiarisme, Pantesan Nggak Lulus-Lulus

8 November 2019

Fenomena Rabbit Town dan Krisis Identitas Pariwisata Kita

1 Mei 2021
Young Lex Dihujat Bukan Perkara Plagiat, Emang Pada Nggak Suka Aja, kan? mojok.co/terminal

Young Lex Dihujat Bukan Perkara Plagiat, Emang Pada Nggak Suka Aja, kan?

11 Maret 2021
Awkarin VS Nadiyah: Apa Betul Bangsa Ini Dibiasakan Memaklumi Plagiarisme?

Awkarin VS Nadiyah: Apa Betul Bangsa Ini Dibiasakan Memaklumi Plagiarisme?

30 Oktober 2019
Karya Sastra Boleh Jadi Alat Propaganda, Asal nggak Keliatan Bohongnya terminal mojok.co

Karya Sastra Bisa Jadi Alat Propaganda, Asal Nggak Kelihatan Bohongnya

6 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.