Salah satu hal krusial bagi saya setiap hendak pergi ke tempat umum adalah kenyamanan toilet di tempat tersebut. Rasa gelisah yang saya hadapi ketika sedang membuka pintu toilet, menebak-nebak apakah klosetnya duduk atau kloset jongkok. Baik ketika sedang di halte, pusat perbelanjaan, kafe, sampai tempat ibadah.
Saat mendapati toilet yang menyediakan dua ragam kloset, yaitu duduk dan jongkok. Saya akan rela menunggu toilet yang klosetnya duduk meskipun harus antre, dibandingkan harus menggunakan toilet dengan kloset duduk. Ya, walaupun sepintas, kita tahu, kloset duduk lebih modern. Mungkin para pemilik atau penanggung jawab toilet umum juga tergugah dengan keapikan yang ditawarkan kloset duduk.
Tapi, jujur saja, kloset jongkok bagi saya lebih cocok untuk toilet umum. Memang, sekarang kloset duduk lebih umum ditemukan di toilet. Padahal, kloset jongkok sebenarnya lebih cocok.
Pertanyaannya, kenapa?
Dipakai bersama-sama
Sebab kloset di tempat umum itu dipakai secara bersama-sama, maka saya rasa akan lebih bijak memilih kloset jongkok karena higienisnya lebih terjamin. Dengan menggunakan kloset jongkok, karena kita tidak perlu berkontak langsung dengan permukaan kloset.
Ya, bukannya sok bersih, tapi bisa dibayangkan, bahwa orang yang menggunakan kloset tersebut beragam. Kita tidak bisa memastikan orang tersebut benar-benar membersihkan seluruh permukaan kloset setelah menggunakan. Ditambah lagi, pembersihan secara berkala oleh petugas kebersihan toilet juga tidak berlaku di seluruh tempat umum.
Lebih melegakan
Entah apakah ada alasan ilmiahnya terkait buang air besar, tapi sependek pengalaman saya dalam melakukannya, saya merasa bahwa posisi jongkok lebih efektif. Kenapa? Karena saat menggunakan kloset duduk, saya lebih membutuhkan usaha untuk ngeden, sampai akhirnya berhasil mengeluarkan kotoran yang saya hendak buang itu.
Namun, saat menggunakan toilet jongkok, proses buang air saya terbilang berjalan lebih natural dan apa adanya, ea. Biar kata modelnya klasik, tapi ternyata itu yang benar kita butuhkan.
Perawatannya gampang
Dulu, saya sempat mempunyai kloset duduk di rumah. Agak setahun pemakaian, tombol yang biasa ditekan untuk menyiram kloset secara otomatis sudah mulai menurun kualitasnya. Kadang sering mampet dan air yang dikeluarkan secara otomatis oleh kloset tidak keluar dengan kuat, sehingga membutuhkan penyiraman ulang bahkan manual oleh air gayung biasa. Jadi, sependek pengamatan saya, kloset duduk memerlukan perawatan lebih ekstra.
Berbeda dengan kloset duduk, saya jarang sekali menemukan masalah pada kloset jongkok. Paling-paling mampet saja salurannya, karena memang keadaan saluran secara umum bermasalah, yang berlaku juga dengan kloset duduk, itu pun saya temui sekali dua kali saja. Mungkin memang karena desainnya tidak ribet, jadi perawatannya lebih mudah. Kita hanya perlu membersihkannya secara berkala saja, sebagaimana kita harus membersihkan rutin kebersihan kamar mandi secara keseluruhan.
Ya, kalau ibarat tipe manusia, kloset jongkok tuh ibarat orang yang nggak manja atau menye-menye kali, ya.
Harga kloset jongkok lebih ekonomis
Selain dalam hal pemakaian, kloset jongkok lebih unggul juga dari segi harganya, bahkan hanya dengan Rp150 ribu di kisaran termurahnya. Tapi, jika ingin lebih aman dengan kualitas lebih bagus di kelas menengahnya, harga kloset jongkok berkisar dari Rp280-450 ribu.
Sementara untuk kloset duduk, untuk harga paling murahnya dimulai dari Rp650 ribu. Kalau mau tahu kisaran harganya, bisa cek di sini. Ya bisa dipertimbangkan kalau harganya paling murah berarti kualitasnya juga nggak begitu menjamin. Bisa-bisa malah lebih banyak uang yang bakal dikeluarkan untuk biaya perbaikannya nanti.
Kloset duduk tetap dibutuhkan di toilet umum
Eh, tapi tunggu dulu, meskipun dari tadi saya banyak menyebutkan keunggulan dari kloset jongkok, bukan berarti saya menolak keras toilet dengan kloset duduk. Biar begitu, kloset duduk tetap diperlukan juga untuk penyandang disabilitas atau lansia yang akan lebih mudah dan sangat terbantu dengan kloset duduk.
Namun, frekuensinya saja yang perlu disesuaikan, karena nggak jarang kita menemukan toilet di tempat umum saat ini didominasi oleh kloset duduk. Tulisan ini ditulis untuk kenyamanan dan ketenteraman kita bersama dalam buang air yang gak bisa kita perkirakan kapan dan di mana timbulnya.
Penulis: Bunga Gracella Ardimay
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sejarah Berak Duduk ala Barat dan Budaya Berak sambil Bercengkrama
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















