Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Klitih di Lamongan: Fenomena Baru yang Jangan Sampai Dianggap Biasa Saja!

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
16 November 2023
A A
Klitih di Lamongan: Fenomena Baru yang Jangan Sampai Dianggap Biasa Saja!

Klitih di Lamongan: Fenomena Baru yang Jangan Sampai Dianggap Biasa Saja! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sejujurnya saya agak ngeri mendengar berita kejahatan jalanan di Lamongan akhir-akhir ini. Buat yang belum tahu, sekitar dua minggu lalu, ada kasus di mana dua remaja dibacok oleh gerombolan anak-anak remaja (juga). Satu korban dikabarkan tangannya putus. Sungguh, benar-benar tragis. Ya, kebanyakan dari kalian mengenalnya sebagai klitih.

Peristiwa ini terjadi di perbatasan kabupaten Tuban-Lamongan.  Fyi, pelakunya ada 6 orang (yang sudah ditangkap) dan usianya baru sekitar 16-20 tahun. Bayangin, anak umur segitu udah melakukan tindakan kriminal lho. Saya cukup miris. Sebab, sejak saya dilahirkan di kabupaten penghasil pecel lele yang enak ini, sampai menjelang usia 30 tahun, saya belum pernah mendengar ada kasus serupa yang terjadi di Lamongan.

Apakah ini hanya tren? Atau fenomena lama yang baru terangkat media? Saya nggak paham. Tapi apa pun itu, tentu saja harus sesegera dituntaskan hingga ke akarnya.

Sedikit menyimpang, ketika baca beberapa berita di media digital, saya termasuk orang yang agak terganggu dengan istilah klitih. Iya, di beberapa media memang memakai istilah itu untuk menggambarkan kejadian bengis ini.

Makna klitih yang kurang tepat

Mengutip Radar Tuban, “Klitih merupakan kepanjangan kliling golek getih”. Begitu keterangan di sana. Saya tidak paham dari mana sumbernya, tapi saya sungguh geleng-geleng. Kok bisa klitih diartikan demikian. Padahal diksi klitih ini asalnya digunakan warga Jogja untuk mengungkapkan kegiatan mengisi waktu luang, sekadar golek angin untuk keliling ke jalan tanpa tujuan yang jelas.

Namun pemaknaan tersebut mulai bergeser sebab banyak remaja “kreatif” di Jogja yang malah memakai istilah ini untuk mencari musuh dan menyerang pengendara di jalan. Dari sana, klitih ini dimaknai sebagai kejahatan jalanan yang motifnya bukan materi, melainkan kegiatan gangster ndlogok dan aneh.

Oleh karena itu rasanya kurang cocok memakai istilah klitih. Sebab korban pertama di perbatasan Lamongan-Tuban ini selain mengalami pembacokan, motornya juga raib. Artinya lebih pas kalau disebut begal. Sebab klitih ini kejahatan random, yang arahnya bukan ke materi.

Lantas kenapa saya tetap pakai istilah klitih sebagai judul? Ya, soalnya istilah itu yang dipakai di masyarakat umum. Pun saya di sini tidak ingin mendebat secara istilah, yang penting kita sama-sama paham apa maksudnya. Btw apa pun itu, fenomena ini tetep serem lho.

Baca Juga:

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

Jalan Lamongan yang… yaaa begitulah

Apalagi jalan di Lamongan ini rawan kejahatan. Ya gimana, kondisi jalan Lamongan ini ada di level mengerikan. Iya, bukan jelek lagi, tapi mengerikan. Selain banyak yang berlubang, hampir semua jalannya gelap. Iya, penerangannya cukup minimal. Kalaupun ada lampu jalan, kebanyakan sudah rusak, tidak terawat atau memang dicuri oleh masyarakat setempat. Cerita tentang pencurian komponen lampu jalan sudah bukan rahasia umum lagi dan tidak ada solusi sama sekali. Setidaknya sampai hari ini.

Kembali soal penerangan jalan, satu-satunya sumber cahaya yang berpendar hanyalah sorot lampu para pengendara. Kadang kalau agak beruntung kita akan melewati perkampungan, dan mendapat pencahayaan yang lumayan. Tapi ketika melewati daerah yang jarang tidak ramai perkampungan, Anda hanya bisa berharap pada lampu kendaraan, dan tentu saja berharap pada Tuhan. Mau berharap sama siapa lagi? Pemerintah? Duh, angel.

Nah, dari situasi tersebut, bayangkan saja kalau misalnya (amit-amit) Anda dikejar begal di jalanan gelap dan berlubang, terus bagaimana bisa kabur? Yah, kecuali kalau Anda memang punya kemampuan terbang sih.

Bupati yang nggak berkomentar

Lantas bagaimana komentar pemerintah? Fyi, kami punya bupati yang hampir nggak pernah bersuara dalam sebuah kasus yang terjadi di Lamongan. Entah karena saya yang kurang update atau bagaimana, saya juga nggak tahu.

Misalnya ketika ada kasus kekerasan di pondok pesantren kemarin yang santrinya sampai meninggal, kita nggak akan menemukan blio berkomentar. Pun ketika kemarin ada kasus seorang guru yang membotaki muridnya, blio juga tidak terlihat di media. Atau jangan-jangan blio ini langsung bertindak tanpa bersuara? Jangan-jangan lho yaaa, sebab kan nggak mungkin bupati diem saja ketika masyarakatnya mengalami ketidakadilan. Iya kan?

Sebagai warga Lamongan, saya hanya berharap jangan sampai penanganan kasus klitih ini sekadar dianggap angin lalu. Lantas harus gimana? Bukankah sudah ditangkap pelakunya?

Iya, saya ucapkan terimakasih atas ditangkapnya pelaku tersebut. Tapi saya juga berharap untuk dicari sampai ke akarnya, apakah gerombolannya memang 6 orang tersebut saja, atau ada lagi? Sebab, kalau mereka ini gangster. Dan agak aneh jika hanya 6 orang saja anggotanya.

Selain itu tentu saja upaya preventif perlu dilakukan. Lampu jalanan ini sangat perlu dicerahkan. Entah gimana caranya. Patroli malam pun harusnya mulai dibiasakan. Terus apa lagi? Ya nggak tahu, kok malah saya yang mikir, saya ini cuma rakyat biasa lho, yang bagian mikir kan harusnya pemerintah yang digaji untuk memikirkan rakyatnya. Iyo gak seh?

Meski demikian, dalam hati terdalam, saya selalu berharap semoga saja peristiwa ini hanyalah sebuah tren sesaat yang akan hilang dan tidak lagi berkelanjutan. Iya semoga saja.

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Susahnya Menjadi Anak Kabupaten Lamongan: Bikin Iri sama Anak Surabaya, Malang, dan Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2023 oleh

Tags: Kejahatankejahatan remajaklitihkriminalitaslamongan
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

Plaza Lamongan Adalah Pusat Perbelanjaan Paling Aneh: Dianggap Mal kok Nggak Layak, Dianggap Pasar juga Nggak Pas

Plaza Lamongan Adalah Pusat Perbelanjaan Paling Aneh: Dianggap Mal kok Nggak Layak, Dianggap Pasar juga Nggak Pas

22 Oktober 2025
3 Resep Rahasia yang Bikin Pariwisata Jogja Sukses trotoar

3 Resep Rahasia yang Bikin Pariwisata Jogja Sukses

20 Juni 2022
Tanjung Kodok Beach Resort, Wisata ala Bali di Lamongan yang Perlu Dikunjungi Setidaknya Sekali Seumur Hidup

Tanjung Kodok Beach Resort, Wisata ala Bali di Lamongan yang Perlu Dikunjungi Setidaknya Sekali Seumur Hidup

27 Desember 2024
Entah Kenapa Mendengar Nama Kota Lamongan Saja Sudah Bikin Lapar mojok.co/terminal

Entah Kenapa Mendengar Nama Kota Lamongan Saja Sudah Bikin Lapar

12 Maret 2021
Sebagai Warga Lamongan, Harus Saya Akui kalau Terminal Paciran Adalah Terminal Teraneh Sejagat Raya

Sebagai Warga Lamongan, Harus Saya Akui kalau Terminal Paciran Adalah Terminal Teraneh Sejagat Raya

17 September 2025
Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

4 Hal Tidak Menyenangkan Jadi Warga Kabupaten Lamongan

11 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Saya Sudah Menyerah Recook Resep Viral TikTok dan Instagram. Mending Beli, Jelas Lebih Murah dan Enak!

Saya Sudah Menyerah Recook Resep Viral TikTok dan Instagram. Mending Beli, Jelas Lebih Murah dan Enak!

6 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.