Klaten, Kota Kecil yang Terlupakan di Tengah Pesona Jogja dan Solo

Klaten, Kota Kecil yang Terlupakan di Tengah Pesona Jogja-Solo (Unsplash)

Klaten, Kota Kecil yang Terlupakan di Tengah Pesona Jogja-Solo (Unsplash)

Klaten berada di antara dua kota besar, yaitu Jogja dan Solo. Sayangnya, banyak wisatawan yang sekadar lewat saja atau minimal cuma menjadi tempat transit saja. 

Makanya, melihat kondisi ini, saya merasa miris. Terkadang, sulit bagi saya menjelaskan lokasi klaten ke orang-orang yang tidak tinggal di sini dan orang-orang dari luar Pulau Jawa.

Masalahnya, dulu, informasi yang terserap oleh publik itu terlalu sedikit. Situasi menjadi lebih mendingan ketika media sosial sudah semakin ramai. Kini kita bisa dengan mudah menemukan destinasi wisata, tempat makan, dan berbagai kelebihan dari Klaten. 

Wisatawan masih “terpaku” hanya kepada Jogja dan Solo

Salah satu kondisi yang menjadi keprihatinan saya adalah masih banyak orang, terutama wisatawan, yang hanya terpaku kepada Jogja dan Solo. Maklum, keduanya unggul dari sisi wisata budaya dan kekayaan sejarah. Kondisi ini seolah-olah menjepit Klaten.

Kondisi ini menjadi bayang-bayang yang sejak dulu menjadi masalah. Padahal, posisi Klaten sangat strategis. Lantaran berada di antara dua tujuan wisata, kabupaten ini mampu menawarkan hal yang berbeda. 

Meski berada di antara dua destinasi wisatawan, Klaten memiliki keindahan yang tidak dimiliki Jogja dan Solo. Misalnya, Klaten memiliki potensi wisata alam yang unik dalam wujud umbul.

Banyak umbul atau mata air alami, seperti Umbul Manten, Umbul Cokro, Umbul Ponggok, yang menawarkan pengalaman unik. Wisatawan bisa snorkeling di air tawar. 

Beberapa umbul ini menawarkan kesegaran dan keindahan yang masih alami. Makanya, tempat-tempat itu jadi ideal untuk bersantai. Intinya, kabupaten ini mempunyai potensi besar di bidang wisata alam.

Baca halaman selanjutnya: Klaten punya potensi menjadi sebesar Jogja dan Solo.

Kekayaan budaya dan tradisi di Klaten sebenarnya tidak kalah

Jogja dan Solo unggul karena branding mereka dalam hal wisata budaya dan tradisi. Namun sebenarnya, Klaten juga punya kekuatan yang sama. Ya sama-sama masih memegang adat Jawa yang kental, wisata budaya di sini tak kalah menarik.

Wisatawan bisa menemukan kerajinan batik tulis di Klaten. Salah satunya adalah batik bayat yang terkenal. Kamu juga bisa menikmati suguhan seni karawitan dan wayang kulit. 

Selain itu, ada tradisi Yaqowiyu yang dinantikan setiap bulan Sapar. Yaqowiyu adalah festival tradisi yang diadakan di Jatinom, Klaten, yang diadakan setiap bulan Sapar, bulan kedua penanggalan Jawa. Penduduk setempat juga menyebutnya Saparan. 

Ciri khas Yaqowiyu adalah penyebaran kue apem, penganan bundar terbuat dari tepung beras, kepada ribuan warga yang saling memperebutkannya. Hal ini menunjukkan bahwa Klaten punya dan selalu berusaha untuk mempertahankan kekayaan budaya. Ini potensi besar bagi sebuah kabupaten kecil. 

Tantangan dan peluang

Meskipun memiliki banyak potensi, Klaten menghadapi beberapa tantangan terkait pertumbuhan dan perkembangan pariwisata. Tidak adanya promosi yang memadai dan kekurangan infrastruktur adalah salah satu masalah terbesar. Makanya banyak wisatawan tidak menyadari bahwa di antara Jogja dan Solo terdapat kota lain yang menarik dan indah.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Klaten harus lebih proaktif dalam mengembangkan dan mempromosikan wilayahnya sebagai destinasi wisata independen. Untuk menarik perhatian wisatawan, pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, transportasi, dan fasilitas yang memadai bisa menjadi langkah awal. 

Selain itu, promosi melalui media sosial dan kerja sama dengan agen pariwisata dapat meningkatkan citra sebagai kota wisata yang menarik. Branding yang terbentuk akan menjadi pilar kuat dalam proses promosi. Ingat, Klaten adalah kota yang dikenal memiliki potensi pariwisata yang luar biasa dan memiliki peluang besar untuk bangkit. 

Penulis: Najwa Salsabila

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Sidowarno Klaten, Desa Wisata Pewaris Wayang Kulit Kerbau

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version