Klaten berada di antara dua kota besar, yaitu Jogja dan Solo. Sayangnya, banyak wisatawan yang sekadar lewat saja atau minimal cuma menjadi tempat transit saja.
Makanya, melihat kondisi ini, saya merasa miris. Terkadang, sulit bagi saya menjelaskan lokasi klaten ke orang-orang yang tidak tinggal di sini dan orang-orang dari luar Pulau Jawa.
Masalahnya, dulu, informasi yang terserap oleh publik itu terlalu sedikit. Situasi menjadi lebih mendingan ketika media sosial sudah semakin ramai. Kini kita bisa dengan mudah menemukan destinasi wisata, tempat makan, dan berbagai kelebihan dari Klaten.
Wisatawan masih “terpaku” hanya kepada Jogja dan Solo
Salah satu kondisi yang menjadi keprihatinan saya adalah masih banyak orang, terutama wisatawan, yang hanya terpaku kepada Jogja dan Solo. Maklum, keduanya unggul dari sisi wisata budaya dan kekayaan sejarah. Kondisi ini seolah-olah menjepit Klaten.
Kondisi ini menjadi bayang-bayang yang sejak dulu menjadi masalah. Padahal, posisi Klaten sangat strategis. Lantaran berada di antara dua tujuan wisata, kabupaten ini mampu menawarkan hal yang berbeda.
Meski berada di antara dua destinasi wisatawan, Klaten memiliki keindahan yang tidak dimiliki Jogja dan Solo. Misalnya, Klaten memiliki potensi wisata alam yang unik dalam wujud umbul.
Banyak umbul atau mata air alami, seperti Umbul Manten, Umbul Cokro, Umbul Ponggok, yang menawarkan pengalaman unik. Wisatawan bisa snorkeling di air tawar.
Beberapa umbul ini menawarkan kesegaran dan keindahan yang masih alami. Makanya, tempat-tempat itu jadi ideal untuk bersantai. Intinya, kabupaten ini mempunyai potensi besar di bidang wisata alam.
Baca halaman selanjutnya: Klaten punya potensi menjadi sebesar Jogja dan Solo.