Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kita Salah Kaprah Jika Mengira KPI Adalah Tukang Sensor Doang

Nimatul Faizah oleh Nimatul Faizah
16 Januari 2021
A A
Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

November 2019, saya berkesempatan untuk magang di salah satu lembaga negara independen yang namanya selalu muncul jika ada tayangan bermasalah di televisi. Dari kasus Spongebob yang terkena sanksi sampai dengan blur bagian tubuh girlband di TV. Pokoknya semua adalah salahnya lembaga negara ini. Ya, KPI adalah tempat magang saya ketika itu.

Saking sudah selalu mendapat cap buruk dari masyarakat, kalau kamu mengetikkan namanya di google, akan ada review google yang buruk-buruk. Sebagian besar review-nya tentang kualitas tayangan televisi Indonesia yang dirasa kurang. Bahkan, rating kantornya saja mendapat rating di bawah tiga. Sedikit aneh untuk saya, kan nggak ada hubungannya rating tempat dan kinerja dari lembaga ini. Apa coba salah kantornya wahai rakyat Indonesia?

Sebelum magang, saya juga berpikiran mengapa lembaga negara ini kok hobinya sensor sana sini terus kartun aja kena sanksi. Namun, setelah magang, ada hal-hal baru yang saya tahu yang membuat diri ini malu kok selalu menyalahkan KPI Pusat.

Ketidaktahuan tersebut mungkin juga dialami oleh orang-orang yang meninggalkan review jelek untuk KPI Pusat di Google atau bisa jadi kamu yang sedang membaca ini, Mylov. Hal tersebut tidak mengagetkan buat saya, karena memang masih sedikitnya pengetahuan masyarakat luas tentang jobdesk KPI. Bukan rahasia bila KPI adalah lembaga yang kerap disalahpahami.

Saat magang, saya juga berkesempatan mengikuti sekolah Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Lewat pengalaman yang saya dapatkan, saya bisa menyimpulkan, ada beberapa hal yang sering menjadi sumber salah kaprah masyarakat kepada KPI Pusat.

#1 KPI tidak bisa membubarkan suatu acara

Setiap ada acara televisi yang bermasalah, pasti masyarakat meminta KPI untuk membubarkan suatu acara dan digantikan acara yang berkualitas. Masyarakat mengira bahwa KPI adalah dewa yang bisa membubarkan acara sak dek sak nyet. Oh, tidak semudah itu. KPI sama sekali tidak punya kekuatan untuk itu karena kemampuan tersebut tidak dituliskan di undang-undang penyiaran.

KPI hanya mampu untuk menghentikan suatu program secara sementara, ingat ya, sementara. Namun, hal sementara ini bukannya tanpa jera. Jika suatu acara televisi diberi sanksi untuk berhenti sementara selama satu minggu, coba bayangkan berapa kerugian yang diderita lembaga penyiaran karena tidak dapat menayangkan iklan?

Untuk kualitas tayangan, tentu hal tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab KPI. Diakui atau tidak, dunia televisi adalah dunia industri yang mengikuti pasar. Kalau selera masyarakat masih pada suatu hal yang dianggap tidak berkualitas, ya tentu televisi akan terus memproduksi acara seperti itu. Ya bagaimana lembaga penyiaran mau dapat sponsor kalau nggak mengikuti pasar dan nyari rating tinggi?

Baca Juga:

Wacana PNS Naik Gaji Jadi Rp9 Juta: Saran yang Perlu Dipertimbangkan agar Tepat Sasaran

Hello Jadoo: Kartun Seru, tapi Jangan Sampai KPI Tahu

#2 Sering dikira lembaga penyiaran

Hal ini menjadi salah kaprah yang tidak populer, tapi jika dibiarkan berlarut-larut menjadi tidak baik. Masyarakat luas perlu tahu perbedaan lembaga penyiaran dan KPI itu sendiri.

Lembaga penyiaran itu lembaga penyiaran publik, swasta, komunitas dan berlangganan yang melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya berpedoman pada undang-undang yang berlaku. Contoh dari lembaga penyiaran seperti TVRI, RCTI, SCTV, RRI, Prambors, dan lain-lain. Nah, sedangkan KPI adalah lembaga negara independen yang tugasnya mengatur hal-hal tentang penyiaran.

Berbeda jauh, kan? Kalau dimisalkan, lembaga penyiaran itu adalah mahasiswa dan tayangan adalah skripsi. Nah, KPI adalah dosennya yang bertugas mengawasi dan membimbing si mahasiswa agar lulus dengan mulus sesuai panduan tugas akhir di perguruan tinggi.

#3 Tukang blur dan sensor

Pasti banyak sekali dari kamu yang mengira bahwa tugas ngeblur dan menyensor tayangan adalah tugas dari KPI Pusat. Padahal, dua hal tersebut terjadi saat praproduksi suatu tayangan. Hal yang mengurusi blur dan sensor duniawi adalah dari pihak internal lembaga penyiarnya.

Eits, blur dan sensor bukannya sama ya artinya? Beda dong. Biar mudah dipahami, blur itu yang biasanya beberapa bagian gambarnya dibuat tidak jelas. Nah, sensor itu biasanya ada bagian yang harus dipotong sebelum ditayangkan secara luas. Jadi, misal nanti ada tayangan yang diblur atau disensor, itu bukan ulah KPI ya. Capek-capek mengawasi siaran, tetap saja jadi kambing hitam.

Namun, menurut saya, masalah ini seharusnya tidak lantas menjadi tanggung jawab dari editor tayangan sendiri. Editor dan lembaga penyiaran tentunya ingin aman dari “surat cinta” KPI Pusat. Bisa jadi, proses melakukan blurring dan censoring adalah sebagai wujud kehati-hatian lembaga penyiaran.

Untuk mengatasi wujud kehati-hatian dari lembaga penyiaran, memang diperlukan ilmu dan komunikasi yang baik antara si pengawas dan yang diawasi. Agar hal ini tidak menimbulkan kisruh di masyarakat, dan akhirnya KPI sendiri yang jadi kambing hitam masyarakat.

Demikian tadi beberapa salah kaprah yang sering terjadi di masyarakat yang harus diluruskan. Saya sebagai anak kuliahan yang program studinya nyerempet tentang dunia penyiaran merasa harus turut andil membagikan apa yang saya tahu. Jadi, sampai kapan KPI akan dikenal sebagai tukang nyensor?

BACA JUGA Mari Berandai-andai jika Seandainya KPI Tidak Pernah Ada dan tulisan Nimatul Faizah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Januari 2021 oleh

Tags: kpisensor
Nimatul Faizah

Nimatul Faizah

Dipanggil Niva. Hobi log-in di akun instagram @dear.niva.

ArtikelTerkait

Mari Berandai-andai jika Seandainya KPI Tidak Pernah Ada terminal mojok.co

Mari Berandai-andai jika Seandainya KPI Tidak Pernah Ada

4 Januari 2021
Hello Jadoo_ Kartun Seru, tapi Jangan Sampai KPI Tahu terminal mojok

Hello Jadoo: Kartun Seru, tapi Jangan Sampai KPI Tahu

30 Oktober 2021
Wacana PNS Naik Gaji Jadi Rp9 Juta: Saran yang Perlu Dipertimbangkan agar Tepat Sasaran kenaikan gaji asn single salary ASN

Wacana PNS Naik Gaji Jadi Rp9 Juta: Saran yang Perlu Dipertimbangkan agar Tepat Sasaran

21 Mei 2023
coki pardede narkoba KPI pengalihan isu mojok

Kasus Coki Pardede Bukanlah Pengalihan Isu Kasus KPI, Negara Ini Memang Banyak Masalah

3 September 2021
5 Rekomendasi Film Korea dengan Tema Politik terminal mojok.co

Drama Korea Ratingnya Turun di Stasiun TV Nasional Setelah 2 Bulan, Kok Bisa?

8 Juli 2020
Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd terminal mojok.co

KPI Tidak Memberi Sanksi Siaran Atta-Aurel Itu Wajar, kok

8 April 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.