Soal per-porno-an di negeri +62 memang tak ada habisnya. Baru-baru ini Youtuber Kimi Hime mendadak viral karena dipanggil Kemkominfo yang menindaklanjuti laporan dari Komisi I DPR-RI setelah menerima aduan dari Asosiasi Pengawas Penyiaran Indonesia (APPI) soal konten Kimi Hime yang dianggap vulgar.
Berlomba untuk menarik viewers dan memperluas engagement agar karyanya dapat Adsense menghibur khalayak adalah motto utama para content creator saat ini. Entah judul yang clickbait, pamer kekayaan, prank menjadi orang miskin, bermain gim, hingga pamer belahan dada sudah lumrah menghiasi beranda YouTube kita saat ini.
Sementara gim daring seperti PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) dan Mobile Legends sedang hangat-hangatnya dimainkan oleh kalangan dengan berbagai usia. Tentu saja ini merupakan ”ladang basah” untuk content creator dan para gamers untuk memamerkan kemampuan mereka dalam memainkan gim tersebut. Terbukti, konten berbau gaming sukses di pasar per-YouTube-an dengan pembawaan khas masing-masing si pembuat konten.
Biasanya, para pembuat konten ini memberikan walkrtrough atau tips dalam memainkan gim tersebut. Tak jarang juga para pembuat konten ini tak jarang melontarkan kata-kata kasar karena emosi, bahkan merusak barang yang dimiliki. Ckckck
Kimi Hime salah satunya, YouTuber yang fokus di konten gaming dengan 2,2 juta subscribers ini mendadak ramai diperbincangkan di ranah media sosial setelah mendapat panggilan dari Kemkominfo karena kontennya yang dianggap vulgar.
Memang sih walaupun nggak ngomong kasar, untuk memikat views dan subscribers, konten gaming Kimi memiliki judul clickbait bernada sensual walaupun maksud sebenarnya nggak ke arah situ. Selain judul, thumbnail dan isi video dari YouTuber bernama lengkap Kimberly Khoe ini sering memakai tanktop seksi dengan belahan dada yang terumbar ke mana-mana. Terbukti, hal tersebut membuat channel Kimi ramai ditonton hingga jutaan views, baik dewasa maupun anak-anak.
Tapi, apa hanya Kimi Hime yang membuat konten seperti itu? Saya rasa tidak. Channel lainnya seperti Basah Production dan Popular Magazine bahkan berisikan konten jauh lebih vulgar dari Kimi. Hanya saja, kontennya sudah age restricted atau hanya orang dengan batas umur tertentu bisa menonton video dari channel tersebut. Meski sudah dikategorikan sebagai age restricted content, jumlah penonton dari channel lain Basah Production dan Popular Magazine cukup fantastis, ratusan ribu subscribers dan jutaan views diraih dari video berisi konten pamer belahan dada hingga tak jarang dibumbui dengan adegan berbau seks. Jadi menurut saya seharusnya jangan hanya Kimi Hime yang ditegur soal konten vulgar ini.
Kemkominfo harus membuka mata lebar soal ini, masyarakat di Indonesia sudah pintar-pintar kalau urusan pornografi. Dari penggunaan Virtual Private Network (VPN) untuk akses situs porno, hingga pembuatan second account yang usianya dimanipulasi menjadi lebih tua biar bisa nonton channel esek-esek di YouTube. Buaya kok dikadalin~
Soal penonton anak-anak, mungkin Kemkominfo tau bahwa YouTube sudah memberikan solusi dengan adanya YouTube Kids yang memberikan konten-konten khusus sesuai umurnya. Para content creator tidak bisa sepenuhnya disalahkan soal ini. Karena mereka tidak bisa mengontrol mana anak-anak, mana orang yang syahwatnya gampang naik, atau mana orang dewasa. Yang mereka tahu, hanya adsense menghibur orang melalui karya-karyanya.
Sudahlah, benar kata Iwan Fals dalam lagunya yang berjudul Manusia Setengah Dewa: Urus saja moralmu, urus saja akhlakmu, peraturan yang sehat,yang kami mau.
Saya rasa masyarakat sudah bosan dengan hal receh yang terlalu dianggap serius oleh pemerintah seperti ini. Masalah belahan dada dan konten Kimi Hime bukanlah sebuah urgensi. Karena sesungguhnya masih banyak hal yang perlu diperhatikan oleh Kemkominfo selaku penjaga kedaulatan ranah internet dan pertukaran informasi Indonesia, seperti hoaks yang masih merajalela di berbagai platform media sosial, penipuan online, dan lain-lain.
Peran orang tua dalam mengawasi anak perihal konten yang ditonton di media sosial juga sangat diperlukan, jangan salahkan content creator soal ini. Karena yang mereka tahu hanya adsense, uang, iklan, dan ketenaran menghibur khalayak dengan kontennya.
Semoga ada jalan tengah untuk kasus ini, untuk para content creator, teruslah berkarya, karena di sini lah lahan kalian mencari uang untuk menghibur masyarakat yang telah bosan dengan konten sampah yang ada di televisi. Untuk Kimi Hime, terus berkarya sesuai apa yang kamu mau, teruslah menghibur para laki-laki lemah syahwat gamers lewat konten mu.