Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Kiat Sukses Membangun Kedai Kopi Milenial ala Kawan Saya

M. Shafwan Syafiq oleh M. Shafwan Syafiq
13 Januari 2020
A A
Filsuf Kedai Kopi, Hobi Berdebat Filsafat Layaknya Dinosaurus Peradaban yang Harusnya Punah terminal mojok.co

Filsuf Kedai Kopi, Hobi Berdebat Filsafat Layaknya Dinosaurus Peradaban yang Harusnya Punah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pengin ikut terjun bisnis kedai kopi milenial? Baca artikel ini sampe kelar.

“Lur, kira-kira kalau lulus kuliah enaknya ngapain ya?” Begitu tanya kawan saya ketika berjumpa kemarin. Saya cuma menghela nafas sambil menjawab dalam hati, “Yo mboh yo, mbok kiro aku pakmu a?”

Entahlah, menurut saya pertanyaan tengik macam itu tuh harusnya dijawab sendiri.

Dan benar saja, sebelum saya mengungkapkan isi hati tiba-tiba dia melanjutkan dengan jawabannya sendiri, “Tapi dari dulu aku sudah punya pikiran bangun kedai kopi sih.” Saya cukup tercengang dengan ide kawan saya ini, mulai saya tanyakan konsep apa yang akan ia bawa.

Usut punya usut kawan saya ini cukup nganggur dengan kegiatannya selama ini, sehingga ia mengamati perilaku para milenial yang selalu memenuhi kedai-kedai kopi yang ditemuinya. Bayangkan saja, kawan saya ini sampai memberikan tanda di beberapa waktu di mana ia merasa kedai kopi sedang ramai-ramainya atau kebalikannya. Nganggurmu berfaedah sekali, Lur~

Observasi kawan saya ini juga tidak sampai di situ, bahkan ia hafal betul tipe desain kedai sampai produk yang ditawarkan kedai yang harus “ambu arek enom” katanya. Wah mulai tertarik juga saya dengan ambu arek enom ini. Mulailah saya tanyakan kepada seonggok daging nganggur ini. Menurutnya, nuansa ambu arek enom untuk kedainya kelak dapat dijelaskan sebagai berikut:

Konsep Aesthetic

Kawan saya satu ini memang berbeda dengan beberapa kawan lainnya yang setiap harinya bergelut dengan sesama netizen di Twitter. Keseharian kawan saya satu ini bergelut dengan dunia desain interior, maklum doi mengambil jurusan itu di perkuliahannya. Ya walaupun yang digelutinya sekadar tugas dari dosennya.

Nah setelah saya lanjutkan berbincang, ternyata dia sudah memilih konsep yang pas untuk kedainya. Dia akan menerapkan konsep warna monochrome dengan beberapa tipografi filosofis di dinding supaya bisa difoto oleh sobat aesthetic buat story Instagram. Tidak lupa pula kawan saya ini sudah merancang set bangku untuk kedainya. Dan lebih detail lagi, set lampu yang nyaman di mata para sobat live Instagram juga sudah dikonsep lho. Leh ugha~

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Menebak Alasan Starbucks di Tegal Sepi Pengunjung

Relasi Perkopian Duniawi

Jaringan atau relasi memang selalu menjadi kebutuhan dalam segala hal. Ya, bisa dikatakan kawan saya ini bermaksud memanfaatkan teman perkopiannya untuk mengunjungi kedainya nanti. Teman se-perkopiannya dulu diharapkan ngopi di situ biar kelihatan ramai. Ramai tapi nantinya minta harga temen gimana hayo?

Balik lagi, kelihatan “ramai pengunjung” kerap memunculkan rasa penasaran bagi konsumen baru. Mungkin benar, ketika melihat tempat ramai beberapa kemungkinan yang muncul dalam pikiran konsumen adalah kalau nggak produknya enak, suasana nyaman, atau harganya murah. Kalau saya lebih prefer harga murah sih, hhe hhe~

Bayangkan saja ketika sudah buka kedai tapi malah sepi nggak ada pengunjung. Dilihat dari luar bukan seperti kedai kopi, malah seperti toko meubel lho lur.

Rambut Gondrong

Waduh korban film, Mas Ben dan Filosofi Kopi harus bertanggung jawab atas pikiran kawan saya ini. Kopi sama gondrong itu nggak ada hubungannya, Lur. Ya ampun. Dan yang saya herankan, sejak kapan dia mulai berpikir bahwa gondrong menjadi sunnatullah bagi barista kedai kopi?

Jadi gini, gondrong kerap diidentikkan dengan gejolak jiwa muda. Ya, mungkin benar. Tapi ya nggak gitu juga dong, malah jadi pertanyaan, emang semua gondrong itu ngerti kopi? Emangnya semua yang ngerti kopi pasti gondrong? Sampai-sampai saya menarik kesimpulan kalau mau ngelamar kerja di kedainya cukup gondrong aja udah, ngerti kopi mah belakangan. Tapi beberapa kedai kopi memang seperti itu, dan ramai hmm.

Foto Kurt Cobain

Entah kenapa kawan saya yang tidak kenal dengan Kurt Cobain memaksakan diri untuk memasang foto Kurt Cobain lengkap dengan gitar dan rokoknya di tangan. Saya heran kenapa harus Kurt Cobain, kenapa bukan foto Didi Kempot aja yang sekarang digandrungi milenial ambyar sebagai Godfather of Broken Heart?

Anehnya, ketika saya tanya kenapa memilih Kurt Cobain jawabannya cukup singkat dan menggemaskan, “Smeels like teen spirit,” katanya. Walah, Lur. Ini toh maksud dari ambu arek enom, percuma sampean jelasin ngalor-ngidul dari tadi. Kene tak sentil kupingmu, Wedhus!

Tapi ada yang perlu diingat, memulai usaha juga perlu modal, Lur. Sebagai calon pemilik kedai sudah semestinya berpikir sampai ke sana. Di sini mental milenial selalu ditarik ulur. Ya kalau sampean anak konglomerat atau punya pohon duit nggak mikir modal, nggak masalah. Piye arep sukses buka kedai lek nggak duwe modal, Lur? Sekadar mengingatkan.

Saran saya, mending sampean belajar tentang kopi dulu, cari akses supplier bahan baku, alat-alat buat ngolah kopi, dan jangan lupa belajar ngeracik kopi. Jangan sampai nanya “pakai gula apa nggak” waktu nyajikan espresso pada konsumen kek Mas Jody. hhe hhe~

BACA JUGA Selamat Datang di Malang, Kota Sejuta Kedai Kopi atau tulisan M. Shafwan Syafiq lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2021 oleh

Tags: Kedai KopiKurt CobainMilenial
M. Shafwan Syafiq

M. Shafwan Syafiq

Minggu libur, Senin masuk.

ArtikelTerkait

Membaca 6 Kepribadian Berdasarkan Minuman yang Dipesan di Kedai Kopi terminal mojok.co

4 Tipe Mahasiswa di Kedai Kopi yang Patut Dihujat

21 Mei 2023
Belajar Sadar Diri Saat Keberadaan Kita Sudah Tak Dikehendaki di Coffee Shop

Belajar Sadar Diri Saat Keberadaan Kita Sudah Tak Dikehendaki di Coffee Shop

3 Maret 2020
pensiun dini

Pengen Pensiun Dini? Gasss!

25 Oktober 2019
bucin dan lpiagu galau

Menjadi Bucin dan Penikmat Lagu Galau adalah Passion Kita (Hah, Kita?)

5 Oktober 2019
anak muda jadi ASN. Pedoman Biar Lolos CPNS 2019: dari Pilih Formasi sampai Ngerjain Testnya!

Virus Corona bikin Anak Muda Mikir Ulang buat Kerja Jadi ASN

30 Mei 2020
Barista Posting di Coffee Shop Terus Abis Itu Makan Promag, Jangan Menyakiti Diri demi Konten!

Posting di Coffee Shop Terus Abis Itu Makan Promag, Jangan Menyakiti Diri demi Konten!

28 Januari 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.