Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Kiat Marah-marah buat Orang Kalem yang Jadi Guru SD

Anwar Khamdan oleh Anwar Khamdan
25 Juni 2023
A A
Kiat Marah-marah buat Orang Kalem yang Jadi Guru SD

Kiat Marah-marah buat Orang Kalem yang Jadi Guru SD (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika tahu saya mengajar sebagai guru SD, salah satu kerabat meluncurkan satu komentar yang cukup menarik. “Saya penasaran Anwar itu gimana ya cara marahnya ke anak-anak?” Katanya.

Saya memang dikenal cukup kalem di tengah lingkungan keluarga dan pertemanan. Kalaupun marah, paling-paling ya model-model silent treatment atau slamming doors. Tidak pernah sampai mbentak-mbentak dan ngomong panjang lebar. Ya gimana ya, eman-eman tenaganya.

Dari celetukan itu kita bisa ambil satu kesimpulan. Bahwa antara mengajar SD dan marah-marah adalah paket yang nggak bisa dipisah-pisah. Sudah seperti Vincent dan Desta, Andre dan Sule atau Upin dan Ipin. Sudah seperti menjadi pengetahuan umum bahwa salah satu tugas guru adalah memarahi muridnya.

Nah masalahnya, mas-mas kalem seperti saya ini kadang kesulitan untuk mengekspresikan kemarahan di hadapan anak-anak. Saya paham bahwa silent treatment itu metode marah yang paling efektif dan effortless, tapi di sisi lain rasanya tidak mempan dan malah kelihatan wagu kalau diterapkan pada anak kecil. Untuk itu, saya punya beberapa kiat khusus buat para mas-mas kalem sedunia yang pengen jadi guru SD.

Memanfaatkan jeda waktu untuk menyusun kalimat

Kesulitan pertama, mungkin di penyusunan kalimat. Bagi orang kalem yang tidak terbiasa marah, tentu ini jadi tantangan tersendiri. Salah-salah kita malah belibet dan malu sendiri, yang tadinya mau marah, eh malah jadi bahan tertawaan. Untuk mengantisipasi itu, kita bisa ambil dulu jeda waktu untuk menyusun kalimat.

Pengalaman saya adalah ketika suatu hari, saya dan sebagian murid berencana pergi bersepeda ke suatu tempat. Beberapa hari sebelumnya kami sepakat memilih titik kumpul di masjid SD.

Alkisah, jam yang disepakati menjadi waktu berkumpul sudah terlewat, murid perempuan sudah merapat. Masalahnya murid putra tak kunjung kelihatan batang hidungnya. Usut punya usut, ternyata mereka malah saling tunggu di tempat lain. Ada yang di warung, ada yang di rumah temannya. Saya mendidih, perlu effort sampai kemudian semua anak bisa dikumpulkan. Waktu keberangkatan meleset setengah jam mengurusi hal sepele tersebut. Saya pun ngomel-ngomel.

“Kemarin kita janjian kumpul di mana?” Kata saya dengan gaya menyelidik.

Baca Juga:

5 Kebiasaan Feodal di Sekolah yang Tidak Disadari dan Harus Segera Dibasmi

5 Pengalaman Unik Saya sebagai Gen Z yang Bekerja sebagai Guru

“Di masjid.” Jawab mereka serentak.

“Terus tadi kalian kumpulnya di mana?”

Masing-masing murid putra menjawab di mana tempat mereka menunggu. Saya bilang kalau janji kumpul di masjid ya silakan kumpul di masjid, bukan malah saling tunggu di tempat lain. Kami dari tadi nunggu kalian nggak datang-datang, yang harusnya kita bisa berangkat dari tadi harus mundur waktunya gara-gara hal sepele. Mereka kemudian memasang wajah bersalah.

Dalam kasus ini dari waktu saya mulai marah sampai saya dapat kesempatan ngomel-ngomel ada jeda beberapa menit. Jadi saya sempat menyusun kata-kata dulu, poin penting apa saja yang harus mereka jadikan pelajaran dari kejadian sepele tadi. Ya, itulah seni jadi guru SD. Perlu satset.

Perbanyak bergaul dengan orang yang cangkeman

Tidak selamanya kemarahan itu bisa diberi jeda waktu seperti itu. Kadang ada kejadian ketika memang seorang guru refleks marah. Nah untuk mengatur output dari kemarahan di saat seperti itu dibutuhkan kemampuan menyusun kalimat yang agak cepat. Kemampuan mengolah kata dengan cepat tersebut bisa dilatih ketika kita sering berinteraksi dengan teman yang cangkeman alias banyak bacot.

Banyak terlibat dengan orang cangkeman memicu kita untuk mengimbangi kecepatan bacotan mereka yang kadang bisa 500 kilo meter per jam itu. Anggaplah riyadhoh untuk bisa marah-marah secara spontan.

Kesempatan itu saya alami ketika suatu saat saya memberi amanah beberapa murid untuk membagikan LKS yang habis saya koreksi. Beberapa hari sebelumnya saya memberi tugas kelas mereka untuk mengerjakan salah satu kumpulan soal evaluasi. Disuruh membagikan, mereka malah cuma mencari LKS-nya masing-masing. Lalu saling lempar tugas untuk membagikan ke teman kelas lain.

Melihat itu saya sudah cukup kesal, tapi masih agak maklum. Sampai kemudian beberapa anak malah mulai melempar buku-buku tersebut dan puncaknya, salah satu anak menendang satu buku LKS. Saya refleks meledak, menegur dengan suara cukup keras dan bernada marah. “Yo nggak ditendang-tendang gitu to, Mas! Buku kok ditendang-tendang!!” Anak yang saya maksud melongo, mungkin sedikit kaget kemudian—seperti biasa—memasang wajah bersalah.

Saat itu semuanya memang terjadi begitu cepat. Tapi karena jam terbang saya cukup banyak dalam meladeni teman-teman yang cangkeman, dengan kalimat yang cukup singkat dan spontan, saya rasa saya berhasil membuat poin kemarahan saya cukup jelas.

Melihat keadaan sekitar

Sebagai mas-mas yang telanjur dipandang kalem, tentu saya tidak mau kehilangan predikat kalem itu begitu saja hanya karena sekali dua kali marah. Mungkin ini penting bagi beberapa mas-mas kalem lainnya. Biasanya kalau mau marah-marah saya pastikan dulu di ruangan sebelah sedang tidak ada guru lain. Atau saya pilih lokasi yang jauh dari orang dewasa. Tentu saja itu semua demi menjaga citra saya sebagai orang kalem, penyayang, dan baik hati. Guru SD lho akui.

Memang sih ada kemungkinan bahwa nanti murid-murid yang saya marahi itu cerita-cerita ke orang tuanya atau ke guru-guru lain. Tapi tidak ada salahnya kan kita meminimalisir persebaran kabar kita pernah marah-marah?

Menyelipkan kalimat sentimental

Entah poin ini penting atau tidak, tapi saya rasa perlu saja untuk dicoba. Di salah satu kesempatan marah-marah selain ngomel-ngomel, saya menyelipkan kalimat semacam ini: “Kalo kamu nggak bisa diatur, nggak usah ikut Pak Anwar!” konteksnya waktu itu kami acara jalan-jalan dan ada beberapa anak yang mengacau.

Kalimat ini mempertegas bahwa saya menyukai anak-anak lain yang tidak mengacau dan mengizinkan mereka ikut dengan saya. Sementara anak yang saya marahi saya tempatkan pada pilihan antara mau tetap mengacau atau mau tetap ikut saya. Salah? Mungkin. Tapi, coba tempatkan diri kalian pada sepatu saya. Kadang ya… nggak semudah itu.

Walakhir, dengan menulis artikel seperti ini, bukan berarti saya sudah expert dalam hal marah-marah. Kadang saya menyesal setelah memarahi murid saya karena merasa cara saya marah tidak tepat. Terkadang saya juga menyesal tidak memarahi murid saya ketika mereka bersalah karena artinya saya melewatkan kesempatan untuk memberi mereka pengertian.

Kadang juga saya tidak merasa ingin marah. Tapi saya pura-pura marah karena merasa penting untuk memberitahu bahwa apa yang mereka lakukan saat itu adalah kesalahan. Tentu tidak semua kesalahan harus diselesaikan dengan marah-marah, tapi ya gimana lagi. Namanya juga menghadapi anak. Kalo diselesaikan dengan ngopi bareng, ya memangnya anak SD mana yang suka ngopi kayak pakde-pakde?

Penulis: Anwar Khamdan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Guru Laki-laki di SD Negeri: Banyak Duka, Senang Sewajarnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Juni 2023 oleh

Tags: guru SDMarahmurid
Anwar Khamdan

Anwar Khamdan

Guru SD yang aslinya kalem dan nggak suka marah-marah.

ArtikelTerkait

Mahasiswa PPL: Lebih Banyak Dimanfaatkan Guru Lain Ketimbang Dapat Ilmu Mojok.co

Mahasiswa PPL: Lebih Banyak Dimanfaatkan Guru Lain Ketimbang Dapat Ilmu

25 November 2023
Tidak Ada yang Lebih Tabah Dibanding Jadi Guru SD Tingkat Bawah Mojok.co

Tidak Ada yang Lebih Tabah Dibanding Jadi Guru SD Tingkat Bawah

6 Agustus 2024
hal lucu yang tak sengaja guru lihat saat kelas daring pjj wabah corona mojok.co

Belajar di Masa Pandemi: Guru Lembur, Siswa Kabur

27 Oktober 2020
Guru Bimbel, Profesi Paling Pengertian di Dunia

Guru Bimbel, Profesi Paling Pengertian di Dunia

24 September 2023
Guru SD Cuma Manusia Biasa tapi Dituntut Serba Bisa. Jangan Menaruh Ekspektasi Berlebihan pada Kami

Guru SD Cuma Manusia Biasa tapi Dituntut Serba Bisa. Jangan Menaruh Ekspektasi Berlebihan pada Kami!

24 Agustus 2024
4 Drama Korea Unik dengan Bumbu Romansa Guru-Murid terminal mojok.co

4 Drama Korea Unik dengan Bumbu Romansa Guru-Murid

13 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.