Meski jauh dari ingar bingar Kota Jogja, tinggal di daerah Maguwoharjo bukan ide buruk, kok.
Menurut saya, memiliki kesempatan tinggal di Jogja adalah sebuah keistimewaan. Bagaimana tidak, saya yang sudah bosan tinggal di Jakarta dengan semua problematikanya, kemudian bisa merasakan hidup santai walau hanya sejenak. Dua tahun saya menjalani kembali pendidikan di Kota Gudeg, yang pasti sudah banyak hal yang berbeda. Ya, Jogja cepat sekali berubahnya, meski begitu saya tetap cinta.
Selama tinggal di Jogja, saya memilih untuk tinggal di Maguwoharjo, sebuah kelurahan yang merupakan bagian dari Kabupaten Sleman. Letaknya berada di Jogja bagian timur. Saya sadar kalau Maguwoharjo jauh dari pusat ingar bingar Jogja, misalnya area SCBD atau Jogja kota. Kawasan ini termasuk underrated dan sepertinya belum terlalu familier, apalagi di kalangan pendatang. Bahkan, teman-teman kuliah saya suka nyeletuk, “Kamu jauh ya pulangnya ke Solo.” Padahal Maguwoharjo nggak sejauh itu, lho, tapi memang dilintasi Jalan Jogja-Solo sih.
Meskipun jauh dari pusat keramaian Jogja, saya mendapatkan kenyamanan tinggal di daerah yang terkenal dengan stadionnya ini. Saya merasakan sebenar-benarnya slow living ya di Maguwoharjo. Maka dari itu, saya akan membagikan 5 privilese tinggal di sana, siapa tahu kamu berminat juga pindah ke Maguwoharjo.
#1 Jika cuaca cerah, setiap pagi akan disambut oleh view Merapi yang gagah
Saat itu, saya ngontrak di padukuhan Sambilegi Kidul, Maguwoharjo. Letaknya dekat ringroad utara menuju jalan lintas Jogja-Solo yang membuatnya tergolong strategis. Sebenarnya, Maguwoharjo dekat juga dengan Kaliurang karena terdapat jalan pintas untuk menuju ke daerah dingin di Jogja itu.
Tidak terlalu jauh dari Kaliurang, berarti selangkah lagi menuju kawasan Gunung Merapi. Jika cuaca mendukung, setiap pagi saya disambut view gunung yang memiliki ketinggian 2.930 mdpl ini. Seperti biasa, megah dan memesona. Rasanya adem ayem jalan pagi sambil memandangi Merapi. Tidak semua daerah di Jogja bisa lihat Gunung Merapi dengan jelas, lho, untung banget kan tinggal di Maguwoharjo.
#2 Belum terlalu banyak cafe di Maguwoharjo Jogja, jadi bisa hemat pengeluaran nongkrong
Awalnya, saya agak sedih karena di dekat kontrakan tidak ada cafe. Ada warmindo sih buat tempat nongkrong, tapi jumlahnya tidak banyak juga. Sebenarnya ada kedai kopi di dekat Stadion Maguwoharjo, tapi hanya beberapa. Sebagai mahasiswa, laptopan sambil nyeruput es kopi susu gula aren adalah mandatory. Jadi kalau mau mejeng di cafe, saya pasti ke Seturan atau Condongcatur.
Namun saya mendapatkan hikmahnya, pengeluaran nongkrong tidak membengkak. Sudah bukan rahasia umum lagi apabila biaya ngopi di Jogja ini sudah setara dengan Jakarta. Sekali bayar bisa sampai Rp50 ribu, itu hanya camilan sama kopinya. Makanya saya bersyukur juga tinggal di Maguwoharjo Jogja karena secara tak langsung memaksa saya untuk jarang hangout di cafe. Ujung-ujungnya mending bikin kopi sendiri saja meskipun hanya kopi sachet yang kebanyakan gula itu.
Baca halaman selanjutnya: #3 Dekat pusat oleh-oleh Jogja di Jalan Solo…