Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Ketika Saya Harus Menjual Sapi dan Perhiasan untuk Membayar UKT UIN

Geza Xiau oleh Geza Xiau
7 Februari 2023
A A
Ketika Saya Harus Menjual Sapi dan Perhiasan untuk Membayar UKT UIN

Ketika Saya Harus Menjual Sapi dan Perhiasan untuk Membayar UKT UIN (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Meski disebut sebagai Kota Pelajar, tak bisa dimungkiri, biaya pendidikan di Jogja tak lagi bisa disebut murah. Tak mengagetkan jika selama ini yang digembar-gemborkan oleh para sobat narimo ing pandum adalah makan murah, bukan pendidikan murah. Kota yang harusnya mencetak ribuan generasi emas penyangga bangsa justru jadi contoh terbaik bahwa pendidikan tak lagi bisa diraih segala kalangan. UKT UIN adalah contoh sahih, bahwa tak lagi ada kampus murah di Jogja.

Dalam artikel kali ini, saya akan bercerita tentang Mahbub dan Syafiq, dua kawan yang babak belur dihantam UKT UIN.

Mimpi yang sederhana

Mimpi Mahbub amatlah sederhana: ia ingin punya figura berisi foto wisudanya dan dipajang di dinding rumah keluarga. Baginya, itu adalah harta yang amat berharga. Sebagai anak desa, memajang foto wisuda di dinding rumah adalah kemewahan yang tak tertandingi, kebahagiaan yang tak terdefinisikan, dan peristiwa yang sulit didapatkan. Mahbub adalah contoh sahih bahwa kebahagiaan itu sebenarnya amat sederhana.

Sayang, mimpinya untuk memajang foto wisuda hampir putus di tengah jalan. Biaya kuliah yang tinggi dan ekonomi keluarga yang kurang menyenangkan, jadi pelaku utama yang nyaris membunuh mimpinya untuk jadi sarjana.

Di sisi lainnya, Syafiq, memikul tanggung jawab yang sangat berat, sebagai satu-satunya anak laki-laki di keluarga, harapan untuk meningkatkan derajat ekonomi benar benar tersandarkan kepada dirinya. Orang tuanya pernah berpesan, “Cukup hanya bapak dan ibu yang terjun ke sawah (bertani), kamu jangan.” Dari sini Syafiq sadar, petani adalah profesi yang buruk bagi keluarganya, kuliah adalah jalan yang ia pilih untuk membuka kemungkinan baru meningkatkan ekonomi keluarga.

Jalan segar untuk bisa kuliah dan mengubah nasib keluarga akhirnya terbuka. Mahbub berhasil masuk kampus kerakyatan UIN Sunan Kalijaga setelah dua kali ditolak. Nasib baik juga datang kepada Syafiq, UIN Sunan Kalijaga menerimanya sebagai mahasiswa. Kabar baik ini tak berlangsung lama, sebab kebahagiaan mereka direnggut oleh nilai UKT UIN yang membebani. Kampus UIN yang katanya murah hanya tinggal nama. Masing-masing dari mereka melakukan hal yang menyedihkan agar bisa kuliah.

Jual sapi untuk bayar UKT

Melihat kondisi keluarga yang jauh dari kata menyenangkan, memantik Syafiq untuk meningkatkan derajat ekonomi keluarga. Terlahir dari keluarga yang pas-pasan, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bapak dan Ibunya seorang petani, tidak ada pekerjaan lain selain petani, bergantung dengan uang panen yang tidak tentu nominalnya. Kalau sedang sial malah digasak sama tikus sawah dan problema pelik petani Indonesia.

Dan Syafiq akhirnya menghadapi pilihan yang dihadapi banyak orang kurang mampu yang ingin meraih pendidikan: kerja, agar keluarga bisa tercukupi, atau kuliah, tapi perjudiannya terlalu besar. Apa yang lebih paradoks dari ini: kuliah agar bisa cari kerja, atau kerja untuk membiayai kuliah?

Baca Juga:

4 Akal-akalan Penjual Sapi Menipu Pembeli demi Meraup Cuan Besar

Sapi “Misterius” Berkeliaran di Wiyung Surabaya, Bikin Repot dan Resah Warga

Syafiq akhirnya memilih kuliah. Tapi tagihan UKT UIN langsung menghantui Syafiq dan keluarga.

Sawah belum panen, mau utang keluarga terdekat juga tidak enak. Mau tidak mau, dengan berat hati, aset terbaik warga desa yang bekerja sebagai petani harus dijual: sapi. Sapi peliharaan milik keluarga harus rela dilepas untuk menutup tagihan uang kuliah dan utang lama yang sudah menumpuk. Pilihan yang berat, saya yakin ini tidak mudah, sapi itu aset yang berharga banget bagi warga desa. Bahkan, pada titik tertentu, mereka anggap sebagai anggota keluarga.

Tapi begitulah realitas pendidikan Indonesia, buat yang mampu-mampu aja!

Kalung emas ibu jadi korban

Sebagai petani musiman, hasil panen mutlak tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Padi butuh waktu 3 bulan untuk panen. Hal ini membuat Mahbub dan keluarga harus memutar otak untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari. Berdagang tape jadi pilihan, profit dari jualan ini cukup untuk sekadar makan dan menunda untuk tidak berutang. Sayangnya, jualan tape ini juga musiman, hanya akan produksi jika ada yang memesan saja, kalau tidak ada yang pesan ya alamat harus utang untuk menutupi kebutuhan.

Berdamai dengan gagal panen adalah skill terbaik petani Indonesia. Meski potensi untuk gagal cukup tinggi, mereka akan tetap menanam, dan terus menanam. Musim paceklik datang menghantam, uang hasil jualan tape habis untuk merawat sawah yang diserang hama. Dalam waktu yang bersamaan, Mahbub harus balik pondok. Sudah jelas, ia butuh uang untuk bayar: dana pendidikan, uang saku, uang jajan dll. Namun, bapak dan ibunya sama sekali tidak memegang uang.

“Ya sudah Pak, Buk, saya balik dulu.” Ucap Mahbub yang coba memaklumi keadaan tersebut. Sewajarnya orang tua, bapak dan ibu Mahbub menanggapi pernyataan di atas dengan gelagapan, tanpa sadar merogoh saku celana lalu menjulurkan uang seribu rupiah. “Ini dulu ya, bapak nemu dari saku celana.” Kantung mata tak sanggup menampung airnya. Sepanjang jalan menuju pondok ia hanya menangis dan sesekali menghela nafas karena dada yang teramat sesak.

Dari kisah ini, Mahbub bertekad untuk membahagiakan orang tuanya dengan kuliah, menempuh pendidikan di perguruan tinggi adalah jalan yang ia tempuh untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Kabar bahagia datang, Mahbub resmi diterima sebagai Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga lewat jalur CBT 2. Orang tuanya memang mendukung penuh pilihan Faris untuk kuliah, roda berputar begitu cepat, masalah baru muncul.

SK UKT turun, golongan uang kuliah yang diterima benar-benar di luar ekspektasi. Nama Mahbub tercatat sebagai mahasiswa dengan UKT golongan III. Nominal yang tertera cukup berat untuk kondisi ekonomi keluarga Mahbub yang kurang beruntung. Mau tidak mau, barang berharga terakhir milik ibunya jadi korban, gelang satu-satunya ini harus dijual untuk membayar tagihan uang kuliah semester pertama.”Alhamdulillah tidak sampai utang,” ucap Mahbub dari speaker telfon saat wawancara.

UIN dulunya murah, tapi sekarang…

Banyak senior yang berkata, bahwa UIN itu kampus murah. Cerita-cerita alumni UIN memperkuat argumen tersebut. Tapi melihat bagaimana Mahbub dan Syafiq sebegitu menderita hingga menjual harta keluarga, saya pikir, ada yang tak lagi sama antara apa yang di benak dengan realitas.

Biaya kuliah UIN jelas tak lagi ratusan ribu seperti dulu. Yang jelas tak semurah dulu, dan begitu mahal hingga kedua kawan saya ini menjual yang tak seharusnya. Dan saya pikir, predikat UIN sebagai kampus murah baiknya kalian hapus dari kepala. UIN Jogja kampus murah tinggal dongeng belaka, UIN Jogja tak lagi bersahabat dengan kaum proletariat.

Masalahnya adalah, kalau UIN yang dikenal dengan kampus murah ini uang kuliah tunggalnya sudah nggak masuk akal. Lantas, bagaimana dengan kampus Jogja lainnya?

Penulis: Geza Xiau
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kuliah UIN Jogja Buat yang Mampu-mampu Aja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya

Terakhir diperbarui pada 7 Februari 2023 oleh

Tags: jual perhiasankuliah mahalsapiUKT UIN Jogja
Geza Xiau

Geza Xiau

Pemuda males ibadah tapi percaya Tuhan.

ArtikelTerkait

4 Profesi yang Lekat dengan Orang Madura

Krisis Rumput Pakan Sapi di Madura Itu Bukan Hal Sepele, Masak Nyari Rumput Aja Harus Melintasi Suramadu?

19 Juli 2023
Sapi "Misterius" Berkeliaran di Wiyung Surabaya, Bikin Repot dan Resah Warga Mojok.co

Sapi “Misterius” Berkeliaran di Wiyung Surabaya, Bikin Repot dan Resah Warga

29 Juli 2024
Dianggap Anak Sendiri: Status Istimewa Sapi di Mata Orang Desa

Dianggap Anak Sendiri: Status Istimewa Sapi di Mata Orang Desa

26 Oktober 2022
5 Sapi Idaman untuk Idul Adha 2020 Versi Mahasiswa Peternakan peternak rakyat MOJOK.CO

Jelang Idul Adha: 5 Sapi Idaman Versi Mahasiswa Peternakan

21 Juli 2020
Investasi Sapi Disukai Warga Desa Saya daripada Investasi Emas dan Saham: Bukan Mengejar Kekayaan, melainkan Ketenteraman

Investasi Sapi Disukai Warga Desa Saya daripada Investasi Emas dan Saham: Bukan Mengejar Kekayaan, melainkan Ketenteraman

26 Juni 2024
Enaknya Beternak Sapi, Susu Murni Tiap Hari Sampai Biogas Pengganti Elpiji

Enaknya Beternak Sapi, Minum Susu Murni Tiap Hari Sampai Biogas Pengganti Elpiji

16 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.